Berita Nasional Terkini
Guide Ali Musthofa Tak Terima Disalahkan atas Kematian Juliana Marins, Sebut Banyak yang Asal Bicara
Guide Ali Musthofa tak terima disalahkan atas kematian Juliana Marins, sebut banyak yang asal bicara tanpa tahu kronologi.
TRIBUNKALTIM.CO - Guide Ali Musthofa tak terima disalahkan atas kematian Juliana Marins, sebut banyak yang asal bicara tanpa tahu kronologi.
Ya, Ali Musthofa yang membawa Juliana Marins berserta rombongan mendaki Gunung Rinjani kini ramai disalahkan.
Sebab guide Ali Musthofa dianggap sebagai orang yang paling bertanggungjawab atas insiden yang dialami Juliana Marins hingga meninggal dunia.
Bahkan guide Ali Musthofa menjadi sasaran kemarahan warganet.
Ali geram lantaran merasa dipojokkan dalam kasus ini.
Baca juga: Ibu Juliana Marins Tuntut Pemandu dan Pengelola Gunung Rinjani atas Kematian Anaknya, Dinilai Lalai
Dia menuding, orang-orang yang menuduhnya tidak mengetahui kronologi sebenarnya.
“Banyak yang gak tahu kronologinya dan asal angkat bicara."
"Saya lihat komen-komen ada yang menyalahkan saya," katanya, dikutip dari TribunLombok.com, Sabtu (5/7/2025).
Kronologi kejadian versi Ali Musthofa
Ali membeberkan kronologi awal pertama kali bertemu Juliana Marins hingga berujung insiden tragis.
Semua bermula ketika Ali menjemput Juliana Marins beserta rombongan lainnya pada Kamis (19/6/2025) malam.
Total ada 6 orang termasuk korban yang berencana melakukan pendakian.
“Kita jemput di penginapan," jelasnya singkat.
Ali melanjutkan, satu hari sebelum pendakian, dirinya sudah memberikan briefing kepada rombongan Juliana Marins.
Mereka diberi pengetahuan terkait rute hingga medan di Gunung Rinjani.
Ali juga memastikan, Juliana Marins dalam kondisi sehat sebelum mendaki.
Korban sudah menjalani medical cek up.
Singat cerita, pendakian dimulai pada Jumat (20/6/2025) pukul 07.00 Wita.
Rombongan berangkat dari penginapan menuju pos registrasi di Resort Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, NTB.
Ali mengaku perjalanan dari Jumat pagi hingga Sabtu berjalan sebagaimana mestinya.
Kejadian nahas terjadi ketika rombongan dalam perjalan menuju puncak Gunung Rinjani.
Lokasi persisnya di kawasan Cemara Nunggal.
Juliana Marins yang posisinya paling belakang tiba-tiba menghilang.
Ia baru menyadari korban jatuh lewat sorotan senter yang dibawa korban.
“Kejadiannya pada sabtu pagi, saya taruh tas dan mencari dia dan lihat posisi senter di tebing,” aku Ali.
Juliana Marins diketahui terjatuh ke jurang sedalam ratusan meter.
Posisinya sempat terekam drone milik pendaki lain.
Juliana Marins ketika itu masih bisa bergerak dan berteriak minta tolong.
Sayangnya takdir berkata lain, ia dinyatakan meninggal dunia.
Jenazah Juliana Marins berhasil divakuasi petugas Rabu (25/6/2025) malam, yang kini telah diterbangkan ke negara asalnya.
Berujung berurusan dengan polisi
Buntut tewasnya Juliana Marins, membuat Ali harus berurusan dengan polisi.
Ia dipanggil Polres Lombok Timur guna dimintai keterangan.
Belum bisa memastikan akankah ada tersangka dalam kasus ini.
“Masih dalam tahap pemeriksaan untuk mengumpulkan keterangan saksi,” ucap Kapolres Lombok Timur, AKBP I Komang Sarjana, dikutip dari TribunLombok.com.
Selain Ali, ada warga negara asing turut dimintai keterangan.
AKBP Komang juga membuka peluang akan memanggil pihak Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR).
“Masih dalami dulu kita liat pemeriksaan awal dari porter guide dan warga negara asing, kalau ada keterangan mengarah kita akan dalami,” tandasnya.
Ali kena blacklist sementara waktu
Pemandu atau guide yang mengantar pendaki asal Brasil, Juliana Marins, ke Gunung Rinjani terkena blacklist untuk sementara waktu.
Jadi, untuk sementara, pemandu wisata itu tidak diperkenankan mengantar pendaki ke puncak tertinggi di Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut.
Guide itu masuk daftar hitam setelah Juliana yang jatuh di jurang Cemara Nunggal Gunung Rinjani.
"Iya, kalau blacklist untuk sementara sambil proses berjalan," kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Yarman, setelah menghadiri acara Bincang Kamisan di Kantor Pemprov NTB, Kamis (3/7/2025), dilansir Kompas.com.
Yarman mengatakan pihaknya belum memutuskan berapa lama sanksi blacklist pada guide tersebut diberlakukan.
Saat ini diketahui ada sebanyak 661 guide yang ada di Rinjani dan baru 50 persen yang memiliki lisensi.
Yarman belum bisa memastikan apakah pemandu Juliana itu memiliki lisensi, jadi dia akan mengeceknya terlebih dahulu.
"Separuh sudah dapat lisensi, tapi dalam proses ke depan kita sudah persiapkan bersama-sama dengan teman-teman dari Dinas Pariwisata untuk proses lisensi," kata Yarman.
Artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Guide Ali Beberkan Kronologi Pendaki Brasil Juliana Marins Tewas di Gunung Rinjani
Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.