HUT Dekranas di Balikpapan
Buah Merah dan Kopi dari Papua Cepat Laku dalam HUT Dekranas di Balikpapan Kaltim
Tak hanya menawarkan keunikan budaya, produk-produk yang dipamerkan juga membawa cerita dan filosofi mendalam dari tanah Papua.
Penulis: Siti Zubaidah | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Beragam produk kerajinan khas Papua Pegunungan sukses menarik perhatian pengunjung dalam ajang Pameran Expo dalam rangka HUT ke 45 Deras yang digelar di BSCC Dome Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (10/7/2025).
Tak hanya menawarkan keunikan budaya, produk-produk yang dipamerkan juga membawa cerita dan filosofi mendalam dari tanah Papua.
Menempuh perjalanan selama 10 jam lamanya, dari Pulau Papua hingga ke Balikpapan Pulau Kalimantan.
Menggunakan dua kali pesawat demi membawa khas kerajinan dari Papua.
Baca juga: HUT Dekranas di Balikpapan, Warga Papua Perkuat Jalinan Sosial dan Budaya dalam Tanah Rantau
Anggota TP PKK Papua Pegunungan, Indrawati, menyebutkan bahwa produk yang dibawa berasal langsung dari tangan-tangan terampil mama-mama Papua.
Mulai dari noken dengan aneka bentuk, rajutan tangan, hingga aksesori rambut seperti hairpick, bros, dan anting.
"Semua bahan diambil dari alam, seperti kulit kayu, batang pakis, dan bunga-bunga hutan. Inilah kekhasan Papua Pegunungan yang kami banggakan," ujar Indrawati.

Barang-barang yang Cepat Laku
Selain kerajinan tangan, stand Papua Pegunungan juga menghadirkan produk pangan lokal seperti kopi Arabika, madu hutan, dan buah merah yang terbukti menjadi favorit para pengunjung pameran.
"Yang paling cepat habis kemarin itu buah merah dan kopi. Tapi noken, cincin, dan gelang juga banyak dibeli karena bentuknya unik dan penuh makna," katanya.
Demi memperluas jangkauan pasar, produk-produk dijual dengan harga terjangkau sesuai harga di Papua.
Cincin dijual mulai dari Rp10 ribu, sementara baju berbahan dasar noken bisa mencapai jutaan rupiah, tergantung tingkat kerumitan.
Elmina Wenda, salah satu pengrajin sekaligus pembina komunitas mama-mama noken, mengungkapkan bahwa noken adalah simbol kehidupan perempuan pegunungan.
Sejak kecil, anak-anak sudah dibiasakan membawa atau dibawa dengan noken.
Noken bukan sekadar tas, tapi bagian dari tradisi dan identitas perempuan Papua.

Dari mengambil kulit kayu hingga merajutnya menjadi produk jadi, semua dilakukan secara tradisional," tutur Elmina.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.