Berita Nasional Terkini

Singgung Kasus Subang, Eks Kapolda Jabar Minta Dalami Keterangan Istri Arya Daru Diplomat Kemlu

Menurut Anton Charliyan, polisi harus mendalami lagi keterangan istri Arya yang meminta penjaga kos mengecek kamar korban.

Editor: Heriani AM
DOK. Istimewa via Kompas.com
DIPLOMAT KEMLU TEWAS - Rekaman CCTV merekam aktivitas diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan (KANAN) di depan kamar kosnya, kawasan Menteng, Jakarta Pusat pada Senin (7/7/2025) pukul 23.24 WIB. Penjaga kos dan pria lain congkel jendela kamar Arya Daru Pangayunan (KIRI) pada Selasa (8/7/2025) pukul 07.37 WIB. Menurut Anton Charliyan, polisi harus mendalami lagi keterangan istri Arya yang meminta penjaga kos mengecek kamar korban. 

TRIBUNKALTIM.CO - Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang yang pelakunya adalah keluarga sendiri dikaitkan dengan diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan yang ditemukan tewas dengan wajah terlakban.

Hal ini diungkap oleh Mantan Kapolda Jawa Barat (Jabar) Irjen Pol Purn Anton Charliyan.

Menurut Anton Charliyan, polisi harus mendalami lagi keterangan istri Arya yang meminta penjaga kos mengecek kamar korban.

Baca juga: Polisi Usut Siapa Saja Circle Pertemanan Arya Daru, Upaya Ungkap Misteri Kematian Diplomat Kemlu

Rekaman CCTV memperlihatkan penjaga kos mondar-mandir di depan kamar Arya sebelum jasad korban ditemukan tewas dalam kondisi kepala terlilit lakban.

Dari keterangan polisi, gerak-gerik penjaga itu berkaitan langsung dengan permintaan istri Arya, Ayu Puspitantri.

Istri diplomat muda disebut meminta tolong penjaga kos untuk mengecek kamar nomor 105 yang dihuni korban.

Menurut Anton Charliyan, keterangan istri dari diplomat muda yang meminta penjaga kos mengecek kamar korban harus diperdalam lagi.

Anton lantas menyinggung kasus pembunuhan Subang yang ternyata pembunuhnya berasal dari orang dekat alias keluarga.

"Saya kira kalau tidak ada latar belakang itu sesuatu yang janggal, tetapi ketika ada latar belakang misalkan seperti yang dikatakan bahwa itu diminta oleh istrinya, kalau diminta oleh istrinya itu juga harus didalami lagi," kata Anton, Minggu (13/7/2025), dikutip dari YouTube Kompas TV.

"Seperti, mohon maaf, tidak menuduh, masalah pembunuhan Subang kan ternyata (pelaku) adalah dari keluarganya sendiri," imbuhnya.

Menurut Anton, polisi harus mengumpulkan seluruh bukti-bukti dalam kasus diplomat muda tewas ini.

"Makanya ini di samping physical evidence, bukti-bukti mati, bukti-bukti hidup, latar belakang ini harus saling berkelindan erat karena untuk mengungkap satu masalah tidak bisa dari satu sisi," katanya.

"Apalagi ini dikatakan apakah sidik jari itu hanya di lakban saja atau ada di tempat lain kan ini perlu terus-terusan dikumpulkan antara satu bukti dengan satu yang lain," imbuhnya.

Anton sependapat dengan pernyataan eks Wakapolri Komjen Pol (Purn) Oegroseno yang menyabut bahwa kasus diplomat muda tewas ini kemungkinan 50 persen bunuh diri dan 50 persen pembunuhan.

"Tapi apabila dilihat dari tutupan lakban itu apakah tutupan lakban itu di hidung kan kita juga tidak tahu," ujar Anton.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved