Diplomat Muda Tewas di Menteng
Analisis Pakar Psikologi Forensik, Kematian Diplomat Kemlu Lebih Mengarah pada Tindak Pidana
Analisis Pakar Psikologi Forensik, kematian Diplomat Kemlu lebih mengarah pada tindak pidana.
TRIBUNKALTIM.CO - Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri mengungkap sejumlah kemungkinan penyebab meninggalnya diplomat Kemlu, Arya Daru Pangayuan dalam sebuah kos di Menteng, Jakarta Pusat.
Menurut Reza Indragiri, kematian diplomat Kemlu, Arya Daru Pangayuan ini faktor homicide atau seseorang meninggal karena perbuatan orang lain.
Berdasarkan analisis Psikolog forensik tersebut, kematian Arya Daru Pangayuan diplomat Kemlu ini lebih mengarah pada tindak pidana.
Sosok Arya Daru, Diplomat Kemlu ditemukan meninggal tak wajar dengan kondisi kepala terlilit lakban pada Selasa (8/7/2025).
Baca juga: Misteri Tewasnya Diplomat Kemlu, Kriminolog UI: Arah Lakban Bisa Jadi Kunci Penyebab Kematian
Reza menyebut, Arya mengalami asfiksiasi, yaitu meninggal akibat kekurangan oksigen di saluran pernapasannya.
Lantas menurut Reza Indragiri, hanya ada satu cara yakni autopsi untuk mencari pemicu hilangnya nyawa Arya.
Dari autopsi yang dispesifikasikan lagi menjadi autopsi psikologi, ia menjelaskan empat faktor asfiksiasi sebagai langkah penyimpulan hasil penyelidikan dan pemeriksaan.
Hal tersebut ia ungkap dalam video channel YouTube Fristian Griec Media , diunggah pada Senin (14/7/2025).
Pada awalnya, sebagai mantan diplomat, Reza mengucapkan duka mendalam atas kematian Arya yang menurutnya mengemban tugas membanggakan sekaligus menanggung beban berat sebagai seorang diplomat.
Kemudian ia menguraikan empat faktor penyebab meninggalnya Arya kekurangan oksigen.
Reza menyebut empat faktor tersebut antara lain faktor natural (alami), faktor suicide (bunuh diri), faktor homicide (akibat orang lain), dan accident (kecelakaan).
Hasil analisisnya, dari keempat faktor tersebut yang lebih mengarah kepada tindak pidana adalah faktor homicide, seseorang meninggal karena perbuatan orang lain.
Faktor homicide, dari penjelasan Reza, seseorang kehabisan oksigen akibat perbuatan orang lain.
Ia mencontohkan, para pelaku aksi teror menjalani interogasi mengerikan di penjara Guantanamo, yakni enhanced interrogation technique, dengan metode water boarding.
Metode asfiksia digunakan dalam proses interogasi ini, yakni terperiksa merasakan sensasi tenggelam di dalam air sampai dia sulit bernapas hingga kehilangan nyawa.
"Ini disebut juga meninggal karena perbuatan orang lain, faktor homicide," jelasnya dalam video.
Sementara tiga faktor lain juga dijelaskan Reza Indragiri.
Pertama faktor natural, yakni seseorang meninggal akibat kekurangan oksigen dikarenakan peristiwa yang sifatnya alami.
Misalnya mereka yang mengidap asma, pneumonia ataupun menderita masalah kesehatan paru-paru lainnya.
Kemudian yang kedua adalah suicide, bagi Reza ahli psikologi juga perlu meninjau kemungkinan adakah peluang seseorang kekurangan oksigen karena keputusan-keputusan salah yang dia ambil terhadap hidupnya sendiri.
"Seperti aktor Hollywood Robin Williams memutuskan menempuh jalan tragis mengakhiri jalan hidupnya sendiri," paparnya.
Kemudian selanjutnya adalah faktor accident atau kecelakaan.
Sejurus dengan hal tersebut, Reza memberikan catatan, tugas autopsi psikologi untuk memastikan apakah seseorang meninggal dikarenakan akibat faktor natural, suicide, homicide atau justru accident.
"Namun yang tergolong pidana hanya satu yaitu homicide, (meninggal) akibat perbuatan orang lain, kalau kita buka KUHP bisa disetarakan misalnya sebagai pembunuhan atau pembunuhan berencana, atau penganiayaan yg mengakibatkan seseorang meninggal dunia," ucap dia.
Lanjutnya, jelas dibutuhkan kerja lintas disiplin untuk memastikan siapapun itu meninggal disebabkan faktor yang mana dan apapun penjelasannya apapun penyebabnya yang jelas pihaknya berduka.
"Dan seandainya ada unsur pidana di balik kematian Arya, kita berharap proses penegakan hukumnya berlangsung sempurna, sang pelaku harus mempertanggungjawabkan perbuatannya," tegas Reza.
Kesaksian Penjaga Kos
Di sisi lain, penjaga indekos menjadi sorotan setelah terlihat dalam rekaman CCTV saat melintas di depan kamar Arya.
Penjaga indekos terlihat mondar mandir di depan kamar Arya pada Selasa (8/7/2025) pukul 00.27 WIB dan 05.20 WIB, melalui rekaman CCTV.
Andi, penjaga Toko Rokok Elektronik di depan kos membenarkan bahwa dalam rekaman CCTV itu yakni Siswanto, penjaga dari lokasi tewasnya Arya.
"Itu penjaganya, Siswanto namanya, yang malam-malam itu buka baju enggak pakai kacamata, tetapi perawakannya dia (Siswanto)" kata Andi di lokasi, Sabtu (12/7/2025), dikutip dari Wartakotalive.com.
Andi mengungkapkan, Siswanto kerap curhat akibat janggalnya kematian Arya.
Sebab, dirinya merupakan seseorang yang kerap diperiksa menjadi saksi dalam perkara ini.
"Dia curhat, stres ditanyain terus. Dia enggak tahu apa-apa (soal kematian Arya)" ungkap Andi.
Menurutnya, pada Sabtu (12/7/2025), Siswanto kembali dijemput oleh sejumlah orang.
Namun, Andi mengaku tidak mengetahui apakah mereka merupakan anggota polisi atau bukan.
"Pas dia masuk sini, tidak lama ada yang jemput, pakai mobil. Dia sambil ngelihatin saat cabut (pergi), seperti ketakutan," jelasnya.
Penyelidikan Polisi
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, mengatakan pihaknya masih mendalami kejadian terkait pergeseran arah CCTV di depan kamar indekos Arya Daru di Jalan Gondangdia Kecil No.22, Menteng, Jakarta Pusat (Jakpus).
Dalam rekaman tersebut, Senin (7/7/2025), tampak pintu dan jendela kamar kos korban tak tercakup dalam jangkauan kamera.
Terlihat dalam CCTV pukul 23.24 WIB, korban keluar dari kamarnya sambil membawa kantong plastik hitam, lalu kembali masuk ke dalam kamar pukul 23.26 WIB.
Sementara itu, dalam rekaman CCTV lain menunjukkan penjaga kos bersama seorang pria saat membuka paksa pintu dan jendela kamar terlihat jelas, pada Selasa (8/7/2025) antara pukul 07.37 WIB sampai 07.40 WIB.
"TKP (Tempat Kejadian Perkara) itu memiliki perimeternya. Untuk menyusun peristiwa ini secara utuh, kami akan mengurutkan semua rangkaian kejadian."
"Dari situ, fakta-fakta yang ada akan dibesarkan sehingga membentuk gambaran yang tidak terbantahkan," kata Ade Ary di Polda Metro Jaya, Jumat (11/7/2025), masih dari Wartakotalive.com.
Diketahui, saat melakukan olah TKP, tim penyelidik dari Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya didampingi tim kedokteran kepolisian, Inafis Bareskrim Polri, serta dokter dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang turut melakukan autopsi terhadap jenazah korban.
Ade Ary mengatakan, pengamanan dan pendampingan olah TKP juga dilakukan Polsek Menteng dan Polres Metro Jakarta Pusat.
Hingga saat ini, penyelidik tengah menunggu hasil autopsi serta pemeriksaan laboratorium terhadap organ dalam korban.
Baca juga: Polisi Usut Siapa Saja Circle Pertemanan Arya Daru, Upaya Ungkap Misteri Kematian Diplomat Kemlu
(Tribunnews.com/ Chrysnha)(Wartakotalive.com/Alfian Firmansyah/Ramadhan L Q)
Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Reza Indragiri Bedah 4 Penyebab Meninggalnya Arya Daru, Homicide Jadi Garis Merah Eks Diplomat
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.