Berita Balikpapan Terkini

Atasi Stunting dan Kekerasan, Wawali Balikpapan Bagus Susetyo: RT, Lurah, Camat Aktif Monitor Warga 

Para RT, Lurah dan Camat di Kota Balikpapan diminta untuk lebih aktif memonitoring kegiatan warganya di lingkungan masing-masing

Penulis: Ary Nindita Intan R S | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO/ARY NINDITA
MONITOR WARGA - Para RT, Lurah dan Camat di Kota Balikpapan diminta untuk lebih aktif memonitoring kegiatan warganya di lingkungan masing-masing. Wakil Walikota Balikpapan Bagus Susetyo mengatakan hal ini selaras dengan tugas RT dan Lurah sebagai garda terdepan pemerintah kota di lingkungan masyarakat. (TRIBUNKALTIM.CO/ARY NINDITA) 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Para RT, Lurah dan Camat di Kota Balikpapan diminta untuk lebih aktif memonitoring kegiatan warganya di lingkungan masing-masing.

Wakil Walikota Balikpapan Bagus Susetyo mengatakan hal ini selaras dengan tugas RT dan Lurah sebagai garda terdepan pemerintah kota di lingkungan masyarakat.

Dengan tujuan untuk memastikan bahwa semua warga Balikpapan mendapatkan perhatian dan pelayanan yang tepat. Terlebih mengatasi permasalahan stunting yang masih tinggi.

Baca juga: Wawali Bagus Susetyo Targetkan Balikpapan Raih Kota Layak Anak Predikat Paripurna

"Kita berupaya untuk meminimalisir angka stunting yang masih tinggi, dengan meminta RT, Lurah dan Camat setempat untuk selalu monitor, termasuk pendataan-pendataan itu juga penting," ujar Bagus, Kamis (24/7/2025).

Selain itu, pengawasan terhadap kondisi ekonomi keluarga, kasus kekerasan juga perlu menjadi perhatian.

Misalnya rumah mana saja yang terdapat ibu hamil, anak stunting, pengangguran, dan lain sebagainya.

Sehingga mereka menjadi sasaran yang tepat sebagai penerima bantuan ketika ada program yang diusung oleh pemerintah.

Bagus menekankan, pemerintah kini membidik target besar untuk menurunkan tingkat kemiskinan. Salah satunya dengan membuka peluang lapangan kerja.

Dengan keterlibatan aktif dari RT, Lurah dan Camat ini pemerintah bisa lebih fokus mencari solusi terhadap kesejahteraan keluarga.

"Jadi intinya, berangkat dari keluarga kita yang kurang, miskin, dan tidak sejahtera itu berkaitan ke masalah kekerasan, anak putus sekolah dan masalah lainnya," pungkasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved