Berita Balikpapan Terkini
Ketua DPRD Balikpapan Alwi Al Qadri Dorong Seleksi Penerimaan Siswa Berdasarkan Nilai Prestasi
Rencana penghapusan praktik titipan dalam penerimaan siswa di Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur ditegaskan
Penulis: Mohammad Zein Rahmatullah | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Rencana penghapusan praktik titipan dalam penerimaan siswa di Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur ditegaskan sebagai langkah menjaga kualitas pendidikan.
Hal ini disampaikan oleh Ketua DPRD Balikpapan, Alwi Al Qadri pada Minggu (27/7/2025) di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Alwi Al Qadri yang merupakan politisi Partai Golkar Balikpapan ini menyatakan, kebijakan berbasis nilai diharapkan menciptakan seleksi yang adil, transparan, serta memastikan siswa berprestasi tidak tersisih akibat campur tangan pihak tertentu.
Kata Alwi Al Qadri, DPRD berkomitmen untuk mendorong atau mengusulkan agar adanya penghapusan praktik titipan dalam penerimaan siswa tahun depan.
Baca juga: DPRD Balikpapan Minta Masyarakat Lapor jika Tahu Informasi Terkait Dugaan Peredaran Beras Oplosan
Ia menyatakan bahwa seleksi berbasis nilai menjadi kunci menjaga kualitas pendidikan, terutama di sekolah-sekolah unggulan.
Alwi mengungkapkan rencananya untuk menyampaikan isu ini dalam rapat bersama anggota DPRD saat reses mendatang.
"Tidak ada lagi namanya titipan-titipan anak sekolah. Saya berharap ini berdasarkan nilai," tutur Alwi Al Qadri yang lahir pada 1 Maret 1977 di Kampung Baru Balikpapan.
Menurutnya, praktik titipan yang memaksa siswa dengan nilai rendah masuk ke sekolah unggulan berpotensi merusak reputasi pendidikan di Balikpapan.
Ia mencontohkan SMP Negeri 1 Balikpapan yang dikenal sebagai sekolah unggulan, bakal berpotensi kehilangan reputasi akibat praktik tersebut.
Alwi menegaskan bahwa setiap siswa sebaiknya masuk ke sekolah sesuai kemampuan akademiknya.
"Kalau nilainya rendah, ya tolonglah masuk sekolah yang sesuai. Jangan memaksakan masuk sekolah unggulan," ujar Alwi Al Qadri.
Ia menilai kebijakan penerimaan siswa berbasis nilai dapat mencegah siswa berprestasi tersisih karena adanya titipan.
"Jangan sampai ada adik-adik kita yang nilainya tinggi, mestinya masuk di SMP 1, tapi terlempar hanya gara-gara kalah dengan anak-anak titipan," tutur Alwi Al Qadri.
Alwi berharap pemerintah kota dan pihak sekolah dapat bekerja sama untuk mewujudkan sistem penerimaan siswa yang lebih transparan.
Baca juga: 4 Jalur SPMB 2025 dan Perbedaannya dengan PPDB, Ini Syarat Usia Penerimaan Siswa Baru
Ia menyebut bahwa pemerataan pendidikan saat ini sudah cukup baik dengan keberadaan sekolah negeri dan swasta yang semakin merata.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.