Berita Nasional Terkini
Hasil Kongres PDIP Kukuhkan Megawati Jadi Ketum 2025-2030, Ini Profil Ibunda Puan dan Prananda
Tengok hasil kongres PDIP kukuhkan ibunda Puan Maharani dan Prananda Prabowo jadi ketum periode 2025-2030. Cek profil Megawati Soekarnoputri.
TRIBUNKALTIM.CO - Tengok hasil kongres PDIP kukuhkan ibunda Puan Maharani dan Prananda Prabowo,Megawati Soekarnoputri jadi ketum periode 2025-2030.
Cek profil Megawati Soekarnoputri, putri Presiden Soekarno yang kembali terpilih jadi ketum PDIP.
Pengukuhan Megawati sebagai Ketua Umum PDIP periode 2025-2030 ini berlangsung dalam Kongres ke-6 PDIP.
Kongres PDIP itu diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Badung, Bali, Jumat (1/8/2025)
Baca juga: Puan dan Prananda Tampil Mesra, PDIP Pastikan Hanya ada 1 Faksi, Said Abdullah Sebut Nama Megawati
Sebelum pelaksanaan Kongres hari ini, PDIP sudah menggelar bimbingan teknis (bimtek) nasional yang diikuti sebanyak 3.200 anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dari PDIP.
Acara Bimtek dihadiri langsung oleh Megawati dan jajaran ketua DPP PDIP.
Dalam kongres dan bimbingan teknis PDIP baru-baru ini, ia menegaskan pentingnya soliditas partai, gotong royong, dan dukungan terhadap pemerintahan Prabowo Subianto.
Mereka juga diberikan pembekalan penguatan peran fraksi di lembaga legislatif.
Megawati telah memimpin PDIP sejak 1999, menjadikannya salah satu ketua umum partai politik terlama di Indonesia.
Megawati Soekarnoputri juga merupakan Presiden ke-5 Republik Indonesia dan presiden perempuan pertama dalam sejarah negara ini.
Baca juga: Kader PDIP Kaltim ke Bali, Ananda Moeis Beri Kode soal Megawati Soekarnoputri dalam Kongres
Kongres PDIP
Kongres ke-VI PDI Perjuangan di Bali ini bisa dikatakan "acara dadakan", mengingat hingga hari Rabu, 30 Juli 2025, belum ada keputusan resmi bahwa acara tersebut akan berlangsung.
Ketua DPP PDI-P Puan Maharani, kepada wartawan, ketika itu hanya memberikan sinyal bahwa kongres akan secepatnya digelar setelah kegiatan bimbingan teknis anggota Fraksi PDI-P seluruh Indonesia selesai pada 31 Juli 2025.
”Insya Allah, setelah bimtek (bimbingan teknis), kita akan ada kabarnya (jadwal kongres),” ujar Puan saat menjawab pertanyaan wartawan seusai memberikan pengarahan dalam pembukaan bimtek di Bali Beach Convention Center, Sanur, Denpasar, Bali, Rabu (30/7/2025).
Kongres kali ini juga banyak dinantikan publik, bukan soal siapa yang menjadi Ketua Umum PDIP ke depan, melainkan sikap politik Megawati terhadap pemerintahan Prabowo Subianto.
Kongres berlangsung sangat tertutup dan dijaga ketat oleh Satgas PDIP, pecalang, serta petugas keamanan. Hanya Ketua, Sekretaris, dan Bendahara DPC yang diizinkan masuk ke ruang kongres dengan ID khusus.
Hal menarik yang menjadi sorotan, Kongres PDIP hari ini berlangsung--hanya berselang semalam- dengan pengumuman pemerintah yang memberikan amnesti kepada Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Hasto Kristiyanto.
Amnesti adalah pengampunan atau penghapusan hukuman seseorang atau sekelompok orang yang melakukan tindak pidana.
Hal itu diatur dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yang menyebut bahwa amnesti merupakan hak prerogatif presiden atau hak istimewa yang dimiliki kepala negara.
Kasus Hasto Kristiyanto sendiri berkaitan dengan dugaan suap dan perintangan penyidikan dalam perkara pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI atas nama Harun Masiku.
Hasto kemudian dijatuhi hukuman 3,5 tahun penjara oleh Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat pada 25 Juli 2025, sebelum akhirnya mendapat amnesti.
Pemberian amnesti itu kemudian membuat publik mengaitkannya dengan keputusan Megawati mendukung pemerintahan Prabowo.
Hingga berita ini diturunkan, Megawati belum memberikan pidatonya setelah dikukuhkan menjadi Ketua Umum PDIP 2025-2030.
Baca juga: PDIP tak Perlu Buru-buru Tunjuk Pengganti Hasto, Ray Rangkuti Beber Ada 2 Opsi Buat Megawati
Puan dan Prananda Tampil Mesra
Anak Megawati, Puan Maharani dan Prananda tampil mesra di Bimtek Fraksi PDIP.
Hal itu menepis isu terbelahnya internal PDIP belakangan ini.
Politisi PDIP pastikan hanya ada 1 faksi, Ketua DPP Said Abdullah sebut nama Megawati.
Ia menegaskan PDIP hanya ada faksi Megawati.
Diketahui, momen keakraban Prananda Prabowo dan Puan Maharani tampil dalam acara Bimtek Fraksi PDIP di Sanur, Bali.
Baca juga: Kader PDIP Kaltim ke Bali, Ananda Moeis Beri Kode soal Megawati Soekarnoputri dalam Kongres
Dalam foto yang dilihat Tribunnews.com, Prananda Prabowo tampak terlihat merangkul akrab Puan Maharani.
Momen itu terlihat ketika keduanya tengah mengantar Megawati Soekarnoputri yang akan memberikan pengarahan kepada anggota DPR RI, DPRD Provinisi dan Kabupaten/Kota se-Indonesia di Bali Beach Convention Center.
Prananda dan Puan Maharani tampak akrab hangat dan tampak berbincang sambil berjalan.
Megawati yang berjalan di sisi kiri, tampak tersenyum melihat momen keakraban kedua anaknya tersebut.
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Said Abdullah menilai, momen itu sangat menunjukkan keharmonisan.
Tak hanya sekadar hubungan kakak-adik, tetapi harmoni itu juga terjaga di internal PDIP.
"PDI Perjuangan solid bukan sekadar slogan. Harmoni beliau berdua sebagai anak biologis dan ideologis Ibu Mega dan PDI Perjuangan," kata Said saat dikonfirmasi, Kamis (31/7/2025).
Baca juga: Kongres PDIP Bakal Digelar di Bali? Kode Bambang Pacul dan Jawaban Puan Maharani
Said pun mengatakan, Puan dan Prananda tumbuh di rumah besar PDIP.
Keduanya merupakan anak biologis sekaligus ideologis PDIP.
Tak hanya itu, keduanya berproses dan memberi warna dalam perjalanan PDIP sebagai partai besar.
Ketua Banggar DPR RI ini juga menegaskan, bahwa tidak ada faksi di internal partai berlambang banteng moncong putih itu.
"PDI Perjuangan solid di bawah kepemimpinan Ibu Mega. Perbedaan pendapat tidak bisa kita maknai sebagai faksional di dalamnya. Justru itulah wujud dari demokrasi di PDI Perjuangan. Wacana boleh berbeda, tetapi ketika Ibu Ketua Umum memutuskan, kami semua solid mendukung penuh keputusan tersebut," terang dia.
Said menilai keberadaan Puan dan Prananda menopang penuh kepemimpinan Megawati.
“Beliau berdua hanya berbagi peran dan penugasan politiknya yang ditujukan untuk kebesaran PDI Perjuangan," kata dia.
“Sehingga di PDI Perjuangan hanya ada satu faksi di bawah Ibu Mega selaku Ketua Umum PDI Perjuangan,” tegas Said.
Terkait Bimtek anggota fraksi dari PDIP se-Indonesia, Said mengatakan, Megawati ingin mengingatkan kembali tugas para anggota dewan agar lebih produktif di ranah legislatif.
Tak hanya itu, dia menyebut Ketua Umum Megawati juga diharapkan pengetahuan kelegislasian yang mempuni dalam menjelaskan fungsi anggaran, pengawasan dan legislasi.
Dengan begitu, PDIP di mana pun, bisa menjadi mitra pemerintah di daerah dan pusat yang produktif dalam menjalankan tugas tugas pembangunan.
“Namun posisi ini jangan dimaknai sebagai fungsi oposisi, seperti juga yang ditegaskan Ibu Mega bahwa sistem ketatanegaraan kita tidak mengenal oposisi, tetapi mitra kerja yang konstruktif bagi pemerintah, baik di pusat dan pemerintah," kata Said.
Dia mengatakan, Presiden Prabowo juga menyambut baik posisi PDIP sebagai mitra strategis yang konstruktif dan disebut sebagai saudara politik.
Baca juga: Kapan Kongres PDIP Digelar? Posisi Sekjen Hasto Kristiyanto Bakal Dibahas
Isu Dua Faksi Jelang Kongres PDIP
Menjelang digelarnya Kongres PDIP, muncul isu adanya dua faksi dalam tubuh partai berlambang kepala banteng moncong putih.
Dua faksi tersebut adalah kubu Prananda Prabowo dan Puan Maharani.
Dalam kepengurusan PDIP Periode 2019-2024, Prananda Prabowo dipercaya Mega sebagai Ketua Bidang UMKM, Ekonomi Kreatif dan Ekonomi Digital.
Sementara Puan Maharani di DPP PDIP menjabat sebagai Ketua Bidang Politik.
Prananda Prabowo selama ini memang jarang muncul ke publik.
Meskipun begitu, pria kelahiran 23 April 1970 tersebut disebut-sebut memiliki peran penting di tubuh PDIP.
Berbeda dengan adiknya, Puan Maharani selama ini kerap muncul di hadapan publik baik mewakili PDIP maupun pejabat publik.
Puan diketahui pernah menjabat sebagai Menteri Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) pada Kabinet Kerja (2014-2019).
Wanita kelahiran 6 September 1973 tersebut kini menjabat sebagai Ketua DPR RI.
Direktur Eksekutif Nusakom Pratama Institute, Dr Ari Junaedi mengungkapkan momen kebersamaan Prananda Prabowo dan Puan Maharani dalam acara Bimtek Fraksi PDIP di Sanur, Bali mengisyaratkan menjelang gelaran Kongres PDIP tidak ada yang namanya faksi-faksi di tubuh partai.
Bahkan, dia menyebut momen kebersamaan itu sekaligus menggugurkan narasi perpecahan yang selama ini dihembuskan dari pihak-pihak tertentu.
“Tidak ada pemilahan kubu situation room yang digawangi Prananda atau faksi Senayan yang dikomandoi Puan, semuanya lebur menjadi satu sebagai keturunan biologis maupun ideologis Soekarno,” ujar Ari Junaedi saat dihubungi Tribunnews, Kamis (31/7/2025).
Sedangkan, dari aspek interpretasi politik dari foto keakraban tersebut, Ari mengatakan hal tersebut jelas menyiratkan seluruh kader PDIP termasuk anak-anak kandung Megawati tidak ada keretakan hubungan.
Bahkan, kata dia, momen itu menunjukkan adanya kekompakan semangat bersatu.
Tentunya, hal ini mengingat PDIP sekarang ini menjadi satu-satunya kekuatan ‘oposisi’ atau mitra strategis pemerintah di luar pemerintahan, selain Nasdem, yang berdiri di luar pemerintahan Prabowo-Gibran.
“Tentu saja semangat ‘oposisi yang dibangun PDIP adalah kekuatan oposisi kritis yang konstruktif,” jelasnya.
Sekilas PDIP
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) adalah sebuah partai politik di Indonesia berposisi kiri-tengah.
Sejak tahun 2014, partai ini telah menjadi partai penguasa dan terbesar di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan 128 kursi.
Partai ini saat ini dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri, yang menjabat sebagai Presiden Indonesia dari tahun 2001 hingga 2004.Partai Ini bagian dari mantan Presiden Indonesia Ke-7 Joko Widodo (Jokowi)
Asal-usul PDI-P dapat ditelusuri kembali ke masa-masa ketika Megawati dipaksa keluar dari kepemimpinan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) oleh pemerintah Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto pada tahun 1996.
Setelah pengunduran diri Soeharto dan pencabutan pembatasan terhadap partai politik, Megawati mendirikan partai ini.
PDI-P memenangkan mayoritas suara dalam pemilihan legislatif 1999, dan Megawati menjadi presiden pada bulan Juli 2001, menggantikan Abdurrahman Wahid.
Setelah masa jabatannya berakhir, PDI-P menjadi oposisi pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
PDI-P kembali berkuasa setelah pemilihan legislatif 2014.
PDI-P adalah anggota dari Dewan Liberal dan Demokrat Asia dan Aliansi Progresif.
Baca juga: Hasto Kristiyanto Disebut Dapat Vonis Bersalah karena PDIP Tidak Kompak, Ada yang Takut
Megawati Soekarnoputri
Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri (lahir 23 Januari 1947) adalah Presiden Indonesia kelima yang menjabat dari tahun 2001 sampai 2004, menggantikan Abdurrahman Wahid yang dicopot dari jabatannya. Ia merupakan presiden wanita Indonesia pertama dan satu-satunya hingga saat ini.
Ia mencalonkan diri kembali dalam Pemilu Presiden 2004, tetapi dikalahkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia mencalonkan diri kembali dalam Pemilu Presiden 2009, tetapi dikalahkan SBY untuk kedua kalinya.
Megawati Soekarnoputri berperan penting dalam menciptakan Komisi Pemberantasan Korupsi, sebuah lembaga yang bertugas untuk melawan korupsi di Indonesia. Ia juga menetapkan sistem pemilihan umum untuk pertama kalinya di mana rakyat Indonesia dapat memilih presiden dan wakil presiden secara langsung, selain memilih calon anggota legislatif. Akibatnya, ia diberi julukan "Ibu Penegak Konstitusi".
Megawati juga merupakan ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sejak memisahkan diri dari Partai Demokrasi Indonesia pada tahun 1999. Ia adalah putri sulung presiden pertama Indonesia, Soekarno. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Said Abdullah Ungkap Makna Momen Prananda-Puan Rangkulan: Di PDIP Hanya Ada Faksi Ibu Mega
Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul BREAKING NEWS: Megawati Kembali Dikukuhkan Menjadi Ketua Umum dalam Kongres di Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.