Berita Bontang Terkini
Terasi Bontang Warisan Orangtua, Penopang Hidup Haji Niong hingga Ujung Senja
Terasi Bontang warisan orangtua, kisah Haji Niong menopang hidup hingga ujung senja.
Penulis: Muhammad Ridwan | Editor: Rita Noor Shobah
TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD RIDWAN
PEMBUAT TERASI BONTANG - Masniah yang akrab disapa Haji Niong mengemas terasi ke dalam plastik di kampung nelayan Bontang Kuala, Kota Bontang, Kaltim, Kamis (7/8/2025). Ini kisah Haji Niong pembuat terasi di kota Bontang. (TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD RIDWAN)
“Penghasilan nggak menentu. Kadang-kadang dapat Rp 40 ribu. Kadang bisa dapat ratusan ribu, apalagi jika musim liburan,” ujarnya.
Baca juga: Kisah Pasutri di Kampung Timur Balikpapan, Rakit Sendiri Mesin Giling Daging
Jadi Nafas Kehidupan
Meski penghasilan tak menentu, ia tetap bersyukur.
Baginya, yang penting bisa tetap bekerja dan tidak bergantung kebutuhan hidup pada anak atau orang lain.
“Kalau masih bisa kerja, ya kerja. Saya syukuri saja,” ucapnya dengan senyum tipis.
Dalam sunyi rumah kayu di tepi laut itu, Haji Niong menjadikan terasi bukan sekadar pangan, melainkan nafas kehidupan.
Di balik aroma menyengat khas laut, ada ketekunan dan doa panjang seorang ibu yang ingin tetap berdiri—meski usia memintanya untuk duduk. (*)
Halaman 3 dari 3
Baca Juga
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.