Liputan Khusus

Dampak Krisis Beras Dirasakan Pengusaha Rumah Makan di Balikpapan, Pelanggan Datang Cuma Beli Nasi

Sejumlah pusat distribusi hingga toko ritel modern skala besar di Balikpapan dilaporkan mengalami kekosongan stok.

Editor: Heriani AM
Tribun Kaltim
BERAS LANGKA - Tangkapan layar HL Tribun Kaltim hari ini, Jumat (8/8/2025). Kota Balikpapan tengah menghadapi krisis ketersediaan beras, terutama jenis premium, yang sudah berlangsung selama lebih dari satu pekan terakhir.  

TRIBUNKALTIM.CO - Kota Balikpapan tengah menghadapi krisis ketersediaan beras, terutama jenis premium, yang sudah berlangsung selama lebih dari satu pekan terakhir. 

Kondisi ini tidak hanya membuat masyarakat resah, namun juga berdampak langsung terhadap keberlangsungan usaha kuliner seperti warung makan dan layanan catering.

Kelangkaan beras di Balikpapan terjadi karena kombinasi gangguan distribusi dari daerah asal seperti Sulawesi, regulasi harga yang menyulitkan pedagang menjual dengan margin wajar, serta penarikan sejumlah produk beras oplosan dari pasaran yang tidak sesuai label dan berat kemasan.

Baca juga: Beras Langka, Rumah Makan Minang Raya Balikpapan Pilih tak Naikkan Harga Makanan

Kota Balikpapan juga tidak memiliki produksi beras skala besar, sehingga sangat bergantung pada pasokan luar yang saat ini tidak stabil

Sejumlah pusat distribusi hingga toko ritel modern skala besar di Balikpapan dilaporkan mengalami kekosongan stok.

Di rak-rak beras pusat perbelanjaan seperti Lotte Mart Grosir, baik beras premium maupun medium nyaris tak lagi terlihat.

Situasi ini makin memperparah kekhawatiran para pelaku usaha yang sangat bergantung pada ketersediaan bahan pokok tersebut.

“Kami benar-benar was-was. Mana mungkin warung makan menyajikan menu berkualitas kalau berasnya ala kadarnya. Pelanggan bisa kapok dan tidak akan kembali lagi,” ujar Sarifah, pemilik warung makan di kawasan Batakan, Kamis (7/8/2025).

Baca juga: Warga Apresiasi Kehadiran UMKM Polresta Balikpapan di Bazar Beras Murah SPHP

Kepada Tribun Kaltim, Sarifah mengungkapkan bahwa kualitas nasi menjadi penentu kepuasan pelanggan. Ia menilai, menggunakan beras seadanya bukanlah pilihan bijak karena bisa menurunkan cita rasa makanan yang disajikan.

“Konsumen itu sensitif, apalagi soal rasa. Sekali makan dan merasa tidak enak, mereka tidak akan kembali. Bisa-bisa mereka cerita ke orang lain, dan itu berdampak ke kelangsungan usaha kami,” tambahnya.

Hal senada juga disampaikan oleh pelaku usaha katering di Balikpapan Selatan.

Ia menyebut krisis ini bukan hanya mengganggu operasional, tetapi juga mulai menekan harga jual karena harga beras premium mengalami lonjakan signifikan.

“Beras premium 5 kg yang biasa kami beli Rp65 ribu, sekarang tembus Rp70 ribu bahkan Rp80 ribu per pack. Itupun kalau dapat,” ungkapnya dengan nada cemas.

Ia mengaku telah berkeliling mencari stok, dari Pasar Pandansari, Klandasan hingga Sepinggan, namun hasilnya nihil. Hanya tersedia beras eceran dengan kualitas di bawah standar yang tak sesuai untuk kebutuhan katering.

“Kalau kami paksakan beli beras seperti itu, pelanggan kecewa. Rasa makanan turun dan otomatis akan menggerus kepercayaan konsumen. Ini serius,” tegasnya.

Baca juga: Kapolresta Samarinda Pantau Langsung Ketersediaan Stok Beras di Gudang Bulog di Karang Asam Ulu

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved