Berita Kaltim Terkini

Usai Pembunuhan Sadis di Samarinda, Suami Bunuh Istri Hamil dan 2 Anak di Berau, Sorotan Psikolog

Usai pembunuhan sadis di Samarinda, suami bunuh istri hamil dan 2 anak di Berau, sorotan Psikolog

|
Kompas.com/Pandawa Borniat-HO/Polsek Segah/Polres Berau
PEMBUNUHAN SADIS KALTIM - Rumah di Gang Bakri 1, RT 33, Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda yang menjadi lokasi pembunuhan 2 balita, Jumat (25/7/2025) sore. Kanan: Suasana kamar di rumah Julius (34) pelaku pembunuhan istri hamil dan 2 anak balitanya di Kampung Punan Mahakam, Kecamatan Segah, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur, Minggu (10/8/2025). Dua pembunuhan sadis menyisakan kepiluan ini menjadi sorotan Psikolog. (Kompas.com/Pandawa Borniat-HO/Polsek Segah/Polres Berau). 

TRIBUNKALTIM.CO - Dua pembunuhan sadis di Kalimantan Timur (Kaltim) terjadi dalam waktu kurang dari satu bulan antara Juli-Agustus 2025 ini

Terbaru, di Kampung Punan Mahakam, Kecamatan Segah, Kabupaten Berau, seorang suami bunuh istri hamil 5 bulan dan 2 balita Minggu (10/8/2025).

Kurang dari satu bulan sebelumnya, 25 Juli 2025 di Samarinda, Ibu Kota Kaltim, seorang ayah membunuh 2 anak kandungnya yang juga masih balita. 

Dua peristiwa tragis di Kaltim ini menorehkan luka mendalam di hati masyarakat.

Baca juga: Pembunuh Istri Hamil dan 2 Anak di Berau Mengaku Dimarahi One Piece, Warga Kampung Minta Keadilan

Lebih dari sekadar kriminalitas, peristiwa pembunuhan sadis ini menjadi sinyal kuat bahwa ada persoalan mendasar yang sedang menggerogoti kehidupan keluarga.

Ketua Ikatan Psikologi Klinis (IPK) HIMPSI Kaltim, Ayunda Ramadhani, menegaskan fenomena ini bukanlah hal yang muncul tiba-tiba. 

“Kasus seperti ini sebenarnya sudah lama terjadi, hanya saja kadang tidak terangkat ke publik,” jelasnya.

Menurut Ayunda, ada sejumlah faktor yang kerap menjadi pemicu.

Tekanan ekonomi, konflik rumah tangga, serta penyalahgunaan zat seperti minuman keras atau narkoba sering kali menjadi pemicu awal.

Jika tidak disertai keterampilan mengelola konflik, masalah tersebut dapat menumpuk dan berubah menjadi frustrasi berkepanjangan.

“Frustrasi itu membuat emosi sulit terkendali. Anak-anak yang posisinya lemah, jarang melawan, akhirnya menjadi pelampiasan,” ujarnya.

SOROTAN PSIKOLOG - Ketua Ikatan Psikologi Klinis (IPK) HIMPSI Kaltim dan Dosen Universitas Mulawarman, Ayunda Ramadhani. Ulasan psikolog terkait dua pembunuhan tragis dan sadis di Kaltim yakni di Samarinda dan Berau. (Dokumentasi Pribadi)
SOROTAN PSIKOLOG - Ketua Ikatan Psikologi Klinis (IPK) HIMPSI Kaltim dan Dosen Universitas Mulawarman, Ayunda Ramadhani. Ulasan psikolog terkait dua pembunuhan tragis dan sadis di Kaltim yakni di Samarinda dan Berau. (Dokumentasi Pribadi) (Dokumentasi Pribadi)

Ia menambahkan, kurangnya kematangan dalam mengelola emosi membuat sebagian orang memilih jalur agresif untuk melampiaskan tekanan.

 “Salah satu bentuk perilaku agresif itu bisa sampai pada pembunuhan,” tegasnya.

Faktor lain yang tak kalah berbahaya adalah gangguan kejiwaan.

Namun, Ayunda menekankan, gangguan mental jarang muncul secara mendadak. 

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved