BALIKPAPAN, tribunkaltim.co.id - Keheningan malam dipelabuhan peti kemas Kariangau Selasa (18/12)
tiba-tiba terusik ketika sekitar pukul 22.00 sebuah mobil berkecepatan
tinggi datang dari arah pintu gerbang dan merapat ke sebuah kapal yang
bersandar di
sisinya.
Begitu berhenti beberapa orang dengan senjata lengkap ditangan langsung menyerbu masuk kedalam kapal yang diketahui bernama KMP Bintang dan langsung menyandera bebarapa penumpang yang berada didalamnya.
Kepanikan langsung melanda para penumpang ketika rombongan yang diketahui kelompok sparatis Gerakan Terkam Borneo pimpinan Andi Keji yang selama ini melakukan pemberontakan di beberapa tempat masuk kedalam dan mengancam seluruh penumpang.
Begitu berhenti beberapa orang dengan senjata lengkap ditangan langsung menyerbu masuk kedalam kapal yang diketahui bernama KMP Bintang dan langsung menyandera bebarapa penumpang yang berada didalamnya.
Kepanikan langsung melanda para penumpang ketika rombongan yang diketahui kelompok sparatis Gerakan Terkam Borneo pimpinan Andi Keji yang selama ini melakukan pemberontakan di beberapa tempat masuk kedalam dan mengancam seluruh penumpang.
Hanya
dalam waktu kurang lebih sepuluh menit dari penyanderaan yang
dilakukan, pasukan Kopassus langsung berada di tempat kejadian. Keberadaan meraka awalnya ditandai dengan tembakan dari sniper
yang tepat mengenai tubuh dua orang anggota pemberontak yang berjaga di
buritan kapal.
Setelah
pertempuran usai dan beberapa sandeara dibebaskan dari hasil
identifikasi diketahui Andi Keji pemimpin gerakan seperatis tersebut
ternyata ditemukan tewas dengan beberapz luka di tubuhnya bersama anak
buahnya.
Dengan tewasnya Andi Keji berarti aktifitas kelompok Gebrak Terkam Borneo itu berhasil dibabat habis dan selesai pulalah operasi militer yang dimaksudkan mengembalikan kedamaian di bumi Kalimantan.
Dengan tewasnya Andi Keji berarti aktifitas kelompok Gebrak Terkam Borneo itu berhasil dibabat habis dan selesai pulalah operasi militer yang dimaksudkan mengembalikan kedamaian di bumi Kalimantan.
Pembebasan sandera dan penyergapan itu merupakan skenario terakhir dari puncak Gladi Lapangan Kopassus Tribuana Cakti 18 yang selama tiga bulan terakhir digelar di beberapa kawasan di Kalimantan timur.