Ibu Tertembak 5 Kali Demi Lindungi Anak-anaknya, tapi Tak Ada yang Mau Menolong, Simak Endingnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi penembakan.

TRIBUNKALTIM.CO - Aksi penembakan massal kembali manjatuhkan korban.

Belum hilang ingatan kita tentang kasus penembakan di Las Vegas, kini kejadian serupa lagi-lagi terjadi.

Sebuah keluarga mengalami nasib tragis atas insiden ini.

Kejadian ini terjadi pada 13-14 November 2017 di Rancho Tehama, California, Amerika Serikat.

Tragedi mengerikan ini mengakibatkan 5 orang tewas dan 12 orang terluka, melansir NBC.

Keluarga seorang perempuan Asia bernama Tiffany Phommathep juga masuk dalam daftar korban.

Kejadian ini bermula pada hari Selasa pagi.

Phommathep sedang mengantarkan 3 dari keempat anaknya ke sekolah.

Tiba-tiba, seorang pria berhenti di depan sekolah, di samping truknya.

Pria bernama Kevin Janson Neal (44) ini pun mulai menembakkan senjata api.

Ketika suara tembakan menggema, Phommathep langsung menjatuhkan badannya.

Ia menutupi badan anaknya yang berusia 10 tahun yang saat itu duduk di kursi penumpang.

Phommathep menjadikan badannya sebagai perisai untuk melindungi anaknya dari peluru.

Baca juga:

Kakak dan Adik Bakal Adu Kuat dalam Derbi Madrid, Begini Pesan Sang Ibunda

Dikritik Presiden Federasinya, Pelatih Timnas Suriah Pilih Undur Diri

Ternyata Ini Posisi yang Paling 'Kering' Pemain di Skuat Timnas Indonesia

Setelah Gawangnya Dibobol Tiga Kali oleh Suriah, Satria Tama Sampaikan Kalimat Perpisahan

Kevin Janson Neal (Tehama County Sheriff's Office via LA Times)

Akibat kejadian ini, 5 peluru menembus badan Phommathep.

4 Tembakan medarat di punggung dan lengannya.

Sedangkan 1 tembakan lagi bersarang di panggulnya.

"Aku hanya terus berdoa agar dia segera pergi karena aku tak bisa menerima 1 tembakan lagi.

Aku tahu aku tidak akan bisa," ungkap Phommathep.

Hal mengerikan tak sampai di situ saja.

Ternyata 3 anak Phommathep juga mengalami hal serupa.

Anaknya yang bernama John Jr. (10) tertembak 2 kali di betis, Jake (6) tertembak di kaki dan Nikos (2) terkena potongan kaca.

Peluru yang ditujukan ke Nikos meleset tipis dan mengenai pintu mobil.

Phommathep saat itu sempat mencoba melawan.

Wanita yang memiliki izin kepemilikan senjata api ini langsung meraih pistol dari kotak sarung tangannya.

Tapi, pada saat itu Neal sudah mengarahkan sasarannya pada anak-anak lain.

Menurut kesaksian sang suami, Johnny Phommathep, pada LA Times, istrinya sangat kesakitan, tapi tetap berusaha melindungi anak-anaknya.

"Dia mengatakan tembakan itu terasa sangat berat, dan rasanya seperti ada lahar panas di belakang bahunya."

Johnny Phommathep dan Tiffany Phommathep (Keluarga Phommathep via LA Times)

Phommathep mencoba bertahan menahan rasa sakit.

Ia saat itu percaya bahwa ia akan mati mengingat ia mengeluarkan banyak darah.

Phommathep juga mulai hilang kesadarannya.

Ia pun coba menuju sebuah pom bensin dimana ia dan anak-anaknya berteriak meminta bantuan.

Ia mengumpulkan sisa-sisa tenaga untuk meminta bantuan pada 4 orang yang berbeda.

Ia menyeret badannya yang terdarah-darah keluar dari mobil.

Tapi, semua permintaan tolongnya ditolak.

"Menemukan kekuatan untuk membuka jendela, pintu mobil dan keluar menghampirinya," jelasnya.

Phommathep mengatakan pada saat itu, "Bisa tolong bantu? Aku tertembak, aku sekarat dan anak-anakku di dalam mobil."

Tapi, wanita tersebut tak bisa membantu karena hanya punya 2 tempat duduk dan dia juga terlambat bekerja.

"Kejadian itu sangat melukaiku saat mendengarnya menjawab demikian."

Tak bisa mendapatkan bantuan, Phommathep kembali ke mobil.

Ia berkendara 5 mil sebelum akhirnya bertemu mobil polisi.

"Dia merangkak keluar, berdarah-darah," jelas suaminya.

Keluarga tersebut akhirnya dapat pertolongan dari Asisten Kepala Polisi Tehama County, Phil Johnston.

Johnston berhasil memberi pertolongan medis pada Phommathep dan ketiga anaknya yang terluka.

"Jika itu bukan karenanya, istriku tak akan ada di sini," ungkap Johnny.

Sejak saat itu, petugas medis melakukan perawatan pada Phommathep dan anak-anaknya.

Kini, ketiga anak tersebut sudah dipulangkan.

Anak-anak Tiffany Phommathep dan Johnny Phommathep (Keluarga Phommathep via LA Times)

Tapi, sayangnya, sang ibu masih harus dirawat karena luka yang parah.

Dokter berhasil mengambil semua peluru di tubuhnya, kecuali 1 yang tersangkut di pinggulnya.

Peluru tersebut akan bersarang selamannya di tubuh Phommathep.

Meski merasa sakit hati tak ada yang mau menolong, Phommathep paham kenapa mereka ragu.

"Aku rasa mereka hanya tak mau terlibat, jika saya seperti sedang dikejar orang gila yang mencoba menembakkiku."

Ibu 4 anak ini tetap berusaha mendorong orang-orang untuk membantu di situasi semacam ini.

Johnny bersyukur keluarganya bisa selamat dan kondisinya semakin membaik.

"Kami satu di antara yang beruntung. Kami bisa pulang."

Keluarga Phommathep bisa bersatu kembali (Keluarga Phommathep via LA Times)

Melihat kejadian yang menimpa keluarga Phommathep, banyak orang menggalang dana untuk membayar tagihan rumah sakit.

Usai mengalami tragedi mengerikan, keluarga ini akhirnya bisa selamat dan kembali ke keluarga mereka.

Semoga kejadian ini bisa jadi pelajaran untuk kita, ya.

Tak perlu ragu menolong orang lain yang sedang kesusahan, apalagi jika nyawa seseorang sedang dipertaruhkan seperti yang dialami Phommathep. (TribunStyle.com, Anggraini Wulan Prasasti)

Berita Terkini