Hari Kartini 2018

Setiap Tahun Selalu Dimeriahkan, Beredar Kabar Cicit RA Kartini Hidup Memprihatinkan

Dari pernikahan tersebut, RA Kartini dikaruniai putra semata wayang RM Soesalit Djojoadhiningrat yang lahir pada 13 September 1904.

Editor: Amalia Husnul A
WIKIMEDIA COMMONS/chirpstory.com
RA Kartini dan anaknya, Raden Mas Soesalit 

TRIBUNKALTIM.CO - Di saat peringatan Hari Kartini pada 21 April selalu berlangsung meriah dan gegap gempita, tetapi hal itu tidak dirasakan para keturunan RA Kartini yang hidup dalam keprihatinan.

Raden Ajeng Kartini yang lahir di Mayong, Jepara 139 tahun silam, merupakan pelopor kebangkitan perempuan pribumi.

Putri bupati Jepara Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat itu menikah dengan Bupati Rembang RM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, pada 12 November 1903.

Baca: Klasemen Sementara MotoGP Usai Seri Amerika 2018, Andrea Dovizioso Teratas, Rossi Melorot

Baca: Gawat, Rupiah Kian Mendekati Level Rp 14.000 per Dolar AS, Beberapa Isu Ini yang Melemahkannya

Baca: Ngenes Curhatannya, Pacarnya Kini Jadi Suami Adiknya, Gimana Perasaanmu Kalau Jadi Aku?

Dari pernikahan tersebut, RA Kartini dikaruniai putra semata wayang RM Soesalit Djojoadhiningrat yang lahir pada 13 September 1904.

RM Soesalit menikah dengan wanita Jawa bernama Siti Loewijah dan dikaruniai seorang putra bernama Boedi Setyo Soesalit.

Cucu tunggal RA Kartini yang menikah dengan Sri Bidjatini dikaruniai lima anak, yakni Kartini, Kartono, Rukmini, Samimum, dan Rachmat.

Baca: Terungkap, Meski Sudah Log Out Data Pengguna Facebook Masih Bisa Diambil. Begini Caranya

Baca: Menakjubkan, NASA Rilis Video Nebula Laguna, Ada Bintang 200.000 Kali Lebih Terang dari Matahari

Baca: Heboh, Menggunakan Cara Tidak Biasa, Sistem Pencalegan PSI Dinilai Bisa Ganggu Partai Lain

Sejak Boedi Soesalit meninggal pada usia 57 tahun, kehidupan keluarga lima cicit RA Kartini memprihatinkan.

Ahmad Marzuki, Bupati Jepara mengatakan, setelah Boedi Soesalit meninggal dunia, cucu menantu RA Kartini, Sri Bidjatini bersama lima anaknya yang merupakan cicit pejuang wanita Indonesia, hidup dalam keprihatinan.

Hanya Kartini sebagai cicit tertua yang kondisi ekonominya lumayan, sedangkan lainnya butuh uluran tangan pemerintah sebagai bentuk perhatian kepada keturunan RA Kartini.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved