TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Memberikan pelayanan eksklusif bagi pasien, Rumah Sakit (RS) Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda menyiapkan pintu rahasia. Pintu ini biasanya digunakan oleh pasien dari kalangan orang terkenal dan ternama.
Untuk akhir-akhir ini, RSJD Samarinda menyiapkannya untuk caleg gagal yang kemungkinan mengalami stres.
Wakil Direktur Pelayanan RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda, dr Jaya Mualimin SpKJ, Mkes mengungkapkan, keberadaan jalan rahasia ini untuk menghindarkan stigma negatif bagi orang yang berkunjung atau berobat ke rumah sakit jiwa. Pasalnya, sebagian orang masih memandang negatif RSJ.
"Stigma tersebut membuat RSJD AHM Samarinda seperti dijauhi masyarakat. Padahal, fasilitas rumah sakit ini cukup mumpuni untuk membantu pasien dengan gangguan kejiwaan. Jadi, sebenarnya tidak usah malu atau sungkan mengakses fasilitas di rumah sakit ini. Terpenting, adalah kesembuhan pasien," ujarnya kepada Tribun, kemarin.
"Jalan rahasia ini, kita buat memang berbeda dengan jalan masuk yang biasa diakses oleh pasien-pasien kebanyakan. Akses jalan ini kita buat masuk dari Jalan Otto Iskandardinata, bukan dari Jalan Kakap. Jalan rahasia itu lewat pintu belakang, bukan dari pintu depan," lanjutnya.
Banyaknya pasien yang mengakses pintu depan dari arah Jalan Kakap, menurut Jaya, menjadi alasan pihaknya membuka pintu baru lewat belakang RSJD AHM Samarinda. Sehingga, saat pasien masuk lewat pintu belakang akan menyamarkan identitas pasien tersebut dari khalayak ramai.
"Ya, mungkin saja pasien malu kalau dilihat orang banyak karena takut dikenali. Oleh karenanya, kita buatkan pintu itu biar pasien lebih leluasa dalam mengakses fasilitas RSJD. Intinya, pintu tersebut kita buat untuk memberikan rasa aman bagi calon pasien kita," tuturnya.
Persiapan ruangan sendiri, dibeberkan Jaya, pihaknya telah mempersiapkan sedikitnya 50 ruangan tempat tidur bagi pasien baru dari kalangan apapun.
Bukan hanya itu, Jaya mengungkapkan, juga menyiapkan sedikitnya 5 psikiater dan satu orang psikolog untuk menangani caleg stres.
"Kalau ditotal, semua ruang tempat tidur kita ada 200 ranjang. Tapi, saat ini kita kosongkan 50 tempat tidur untuk pasien baru. Apakah itu pasien dari kalangan orang umum, caleg, pegawai atau siapapun. Kemudian, kita siapkan juga dokter yang bertindak sebagai psikiater dan satu orang psikolog," tandasnya.
Menurut Jaya, ada perbedaan antara psikiater dan psikolog. Bagi kebanyakan orang awam belum mengetahui dengan jelas tugas dan fungsi keduanya.
Untuk psikiater, merupakan seseorang bergelar dokter yang mengambil jurusan psikologi. Seperti umumnya dokter, psikiater selain dapat memberikan konseling juga dapat memberikan resep obat.
"Beda dengan psikolog biasa. Mereka tidak boleh memberikan obat dan memberikan tindakan medis seperti psikiater. Meskipun, saat ini ada psikolog klinis tetap saja mereka tidak dapat memberikan obat. Mereka hanya diperbolehkan memberikan bimbingan konseling kepada pasien," jelasnya.
Terlebih kepada pasien yang memiliki BPJS, Jaya menyatakan, pihaknya akan menerima dan melayani dengan baik seluruh pasien pemegang BPJS.
Semua tindakan yang diberikan, dibeberkan olehnya, akan diberikan secara gratis. Untuk itu, jangan ragu dan sungkan, dikatakan Jaya, bagi seluruh pasien BPJS untuk mengakses fasilitas kesehatan pada RSJD AHM, Samarinda.
Petugas Rentan Stress
Bukan hanya caleg yang dapat mengalami stress karena tidak dapat duduk di parlemen. Petugas Pemilu, seperti KPPS, PPK, Panwascam dan perangkat lainnya juga berpotensi mendapat gangguan kejiwaan.
Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit Jiwa Derah (RSJD) Atma Husada Mahakam, Samarinda, dr Jaya Mualimin SpKJ, Mkes mengungkapkan, beban kerja yang lama dan berat dapat memicu gangguan jiwa.
"Jadi, bukan hanya caleg saja yang bisa stress tingkat tinggi. Tapi, pelaksana pemilu pun sangat berpotensi untuk terkena gangguan jiwa. Ini semua karena beban kerja yang terlampau berat dan dalam durasi yang cukup lama. Oleh karenanya, mereka juga harus mendapat pelayanan dari kami. Mereka tinggal datang saja kepada kami untuk melakukan pengecekan," jelasnya.
Sesuai edaran Kementrian kesehatan tentang Audit Medis Dan Pelaporan Petugas KPPS/PPK/Bawaslu Yang Sakit Dan Meninggal Dunia Di Fasilitas Kesehatan yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan RI mewajibkan kepada mereka untuk dilayani dengan baik.
Hal ini juga dikarenakan, adanya fenomena banyaknya petugas pelaksana pemilu yang meninggal dunia.
"Se-Indonesia, sudah ada 500 orang lebih petugas pelaksana pemilu yang sudah meninggal dunia. Inikan merupakan fenomena yang luar biasa. Gangguan kesehatan sudah barang tentu menjadi penyebab utama mereka meninggal dunia. Tidak menutup kemungkinan, mereka sebelumnya terkena stress berat," paparnya.
"Karena stress berat itu mereka mendapat beban berlebih. Seperti, mereka tidak dapat tidur secara normal seperti biasa. Nah, hal itu akan memicu gangguan kesehatan lainnya. Dan kebanyakan, saya melihat penyebab meninggalnya mereka dikarenakan gangguan jantung. Kalau soal faktor kelelahan, saya melihat kemungkinannya sangat kecil sekali," tandas Jaya. (ink)
Baca juga:
Mengenal Abdul Majid Al Zindani, Pria yang Menikahi Putri Aa Gym, Ternyata Bukan Orang Sembarangan
Cara Mudah Bisa Khatam Al-Quran di Bulan Ramadhan
TERPOPULER - Jadwal Buka Puasa Ramadhan 1440 H Hari Pertama untuk Kota Balikpapan dan Samarinda
TERPOPULER - Lafal Doa Niat Puasa Ramadhan, Lengkap dengan Bahasa Arab dan Artinya
Hasil Liga Inggris dan Klasemen - Berbagi Poin, Manchester United Tak Lolos ke Liga Champions
Likes Fanpage Facebook:
Follow Twitter:
Follow Instagram:
Subscribe Official YouTube Channel: