Walikota Sentil Dua Lurah Karena Tertinggi Temuan DBD di Bontang
Dua lurah di Kota Bontang, yakni Kelurahan Loktuan dan Tanjung Laut Indah mendapat teguran dari Walikota Bontang, Neni Moerniaeni
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG — Dua lurah di Kota Bontang, yakni Kelurahan Loktuan dan Tanjung Laut Indah mendapat teguran dari Walikota Bontang, Neni Moerniaeni di dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Kewaspadaan Dini Demam Berdarah Dengue (DBD), di Pendopo Rujab Wali Kota, Kamis (22/8/2019).
Neni ‘menyentil’ dua kelurahan ini lantaran menjadi wilayah dengan temuan kasus demam berdarah tertinggi di Kota Bontang periode Januari-Juli tahun ini.
Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang, Kelurahan Loktuan memuncaki posisi tertinggi wilayah terjangkit demam berdarah dengan 150 kasus. Kemudian menyusul Kelurahan Tanjung Laur Indah dengan 145 kasus.
“Tolong disusun rencana penanganan masalah ini serius, kita tidak bisa salahkan masyarakat memang pemerintah lengah,” ujar Neni dihadapan seluruh peserta Rakor.
Wali Kota Neni melihat tren peningkatan kasus demam berdarah di Loktuan terus meningkat tiap bulannya. Dirinya mengintruksikan agar luraha setempt melakukan upaya pencegahan secara total.
Ia meminta agar pihak kelurahan rutin menggelar program Jumat Bersih. Pelibatan masyarakat dalam aksi bersih harus kembali dilakukan oleh kelurahan setempat. Kemudian, penyaluran bubuk abate ke warga juga harus dikontrol.
“Jangan hanya diberikan saja, tapi dimonitor apakah betul-betul digunakan oleh warga,” ujar Neni.
Mantan Anggota DPR RI ini juga meminta agar Dinkes Bontang membuat jadwal rutin pengasapan di masyarakat. Jadwal ini disusun secara cermat.
Tugas ini tak hanya dibebankan kepada Dinkes dan kelurahan melainkan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya. Masing-masing OPD harus sinergi menyusun rencana penanganan masalah ini, tidak dilakukan secara parsial.
Sementara itu, Lurah Loktuan, M Takwin mengatakan dirinya sudah melakukan upaya pencegahan penularan demam berdarah di wilayahnya. Aksi bersih-bersih masih rutin digelar setiap pekan.
Hanya saja, memang populasi penduduk di Loktuan butuh penanganam ekstra. Kendati demikian, pihaknya bakal meningkatkan kegiatan bersih-bersih tiap RT. Termasuk memonitor penggunaam bubuk abate di rumah-ruma warga.
“Memang masih ada warga yang belum serta tak menabur bubuk abate yang diberikan, tapi kita akan tindaklanjuti masalah ini,”’ujarnya.
Ia pun meminta agar dinas teknis menyusun pedoman penanganan demam berdarah. Sehingga pola kerja pencegahan dan pemutusan rantai demam berdarah bisa dilakukan secara efektif dan efisien.
“Mungkin Dinas Kesehatan bisa membuat SOP terkait penanganan masalah DBD ini untuk jadi pedoman kita,” pungkasnya.
Tiga Korban DBD di Bontang