TRIBUNKALTIM.CO - Disebut tak beri contoh yang benar, kehadiran Anies Baswedan di Reuni Akbar 212 disorot, ada yang harus kena sanksi
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri acara reuni 212 yang digelar di Monas, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2019).
Anies Baswedan juga memberikan sambutan dalam kesempatan tersebut.
• Mulai 2020, Anak Buah Jokowi akan Blokir Massal Handphone atau HP yang tak Dilengkapi Ini
• Reuni Akbar 212 di Monas, Kegiatan Diawali Salat Tahajud Berjamaah, Begini Faktanya
• Update Klasemen Liga Italia Juventus Terpeleset Inter Milan Capolista, Lazio di 3 Besar, AC Milan?
• Dampak Zulqarnaen Hajar Kaki Egy Maulana Timnas U23 Meluas? Ancaman Pembunuhan dan Rasisme Terkuak
Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) Azas Tigor Nainggolan mempertanyakan kehadiran Anies Baswedan.
Sebab, Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta sudah memastikan tidak akan ada aparatur sipil negara (ASN) yang hadir di acara itu.
"Kan BKD DKI memastikan tidak ada ASN hadir di acara tersebut. Tapi pak Anies datang ke situ sebagai Gubernur, kemudian menggunakan seragam. Selain itu dia pasti nggak sendirian (hadir di acara tersebut)," ujar Tigor, ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (2/12/2019).
Berdasarkan informasi yang diperoleh Tigor, bila ada ASN yang hadir maka akan dikenakan sanksi.
Ada tiga sanksi yang dapat dikenakan, mulai dari pemanggilan, penundaan kenaikan pangkat, hingga pemberhentian secara tidak hormat.
Oleh karena itu, ia menilai Anies seharusnya tak menghadiri acara tersebut.
Sebagai Gubernur DKI Jakarta, kata dia, Anies seharusnya memberikan contoh yang benar.
"Jadi ini menurut saya nggak jelas, dia (Anies) bikin aturan ASN nggak boleh ikut acara reuni 212. Tapi dia sendiri ikut disitu, hadir memberikan sambutan. Ya kan dia pimpinan daerah yang harus memberikan contoh, kan itu nggak konsisten," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan pihaknya saat ini tidak hanya terfokus dalam pembangunan infrastruktur di Jakarta.
Hal tersebut diungkapkan Anies saat memberikan sambutan di acara Reuni 212.
"Bapak ibu sekalian para ulama para habaib inilah yang sekarang menjadi fokus perhatian kami di Jakarta. Bahwa kami tidak hanya membangun infrastruktur fisik," ujar Anies di Kawasan Silang Monas, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2019).
Menurut Anies, saat ini pihaknya justru berupaya untuk menciptakan keadilan bagi warga Jakarta. Anies menilai keadilan sosial juga menjadi hal yang berharga untuk masyarakat.
"Justru yang menjadi perhatian kami adalah kami ingin menegakkan dan menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh warga Jakarta," ucap Anies.
Dihadiri sejumlah tokoh
Reuni Akbar 212 dilaksanakan pada hari ini, Senin (2/12/2019) di Kawasan Monas, Jakarta Pusat.
Reuni tersebut dimulai sejak pukul 03.00 WIB dan berakhir pukul 08.30 WIB
Sejumlah tokoh menghadiri acara Reuni Akbar 212 tahun ini.
Seperti dilansir dari tayangan Kompas TV Live, Senin (2/12/2019) sejumlah tokoh terlihat menghadiri dan berada di depan panggung utama.
Tokoh yang menjadi sorotan adalah Gubenur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Ia terlihat menghadiri acara Reuni 212 dengan mengenakan pakaian dinas Pegawai Negeri Sipil (PNS) berwarna cokelat dan dilengkapi peci berwarna hitam.
Anies Baswedan datang ke acara Reuni Akbar 212 pukul 06.15 WIB melalui pintu VIP Monas.
Selain itu terlihat Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid yang datang dan duduk di barisan panggung utama.
Ia terlihat mengenakan baju putih, dengan mengenakan peci hitam serta sorban putih.
Anggota DPR-RI, Fadli Zon juga nampak menghadiri acara Reuni 212.
Melalui laman Twitter-nya, @Fadlizon, ia mengunggah beberapa video dan foto ketika ia datang di acara Reuni 212.
Fadli Zon nampak datang dengan memakai baju putih, mengenakan peci hitam serta sorban berwarna hijau.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera, Mardani Ali Sera juga nampak hadir dalam acara Reuni 212.
Hal ini diketahui melalui postingan fotonya di laman media Twitter @MardaniAliSera.
Selain itu, juga terlihat Ketua Persaudaraan 212, Slamet Maarif, Ketua GNPF Yusuf Martak, Ketua Umum FPI Ahmad Sobri Lubis, Ketua Panitia Awit Masyhuri.
Mereka semua nampak mengenakan pakaian bernuansa putih.
Sebelumnya dilansir dari Kompas.com, Ketua Ketua Reuni Akbar 212, Awit Masyhuri memperkirakan, akan ada satu juta orang yang hadir dalam acara Reuni Akbar 212 di Kawasan Monas, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2019).
Awit menyebutkan, massa yang akan hadir bukan hanya dari Jakarta .
“Iya kalau satu juta Insya Allah ada karena dari berbagai kota pun jamaah datang. Ada yang dari Lampung, Aceh, Sumatera Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan lain-lain,” ucap Awit saat dihubungi, Minggu (1/12/2019).
Ia juga mengatakan acara Reuni Akbar 212 dilaksanakan untuk memperkuat dan mempererat persatuan umat Islam.
Selain untuk mempererat persatuan umat Islam, acara ini hadir untuk mempekukuh persatuan bangsa Indonesia
Dalam acara Reuni Akbar 212 tahun ini, mengangkat tema tema keselamatan negeri dan menyikapi penistaan agama yang masih terjadi di Indonesia.
Harapanya dengan acara ini, dan dengan doa dari seluruh umat, tidak ada lagi penista agama di Indonesia
"Tentunya kami doa keselamatan negeri dan kami menyikapi penistaan agama yang masih terjadi di negeri ini. Dari 2016 seperti itu sudah jangan ada penista agama lagi," tegas Awit.
Sementara itu, Pihak kepolisian memperkirakan kegiatan Reuni 212 dihadiri oleh massa dari wilayah Jakarta dan sekitarnya.
"Tidak ada peserta dari luar kota, paling luar kotanya dari sekitar Jakarta saja, seperti Tangerang," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Jakarta, Minggu (1/12),
Yusri mengatakan, pihak kepolisian sudah berkoordinasi dengan panitia pelaksana untuk menjamin kegiatan Reuni 212 berjalan dengan damai.
"Hasil koordinasi kami dengan panitia, kita sudah sepakat semuanya bahwa pelaksanaan kegiatan ini harus berjalan dengan damai, tanpa ada sesuatu apapun.
Insya Allah sampai pada pagi hari nanti kegiatan ini akan berjalan dengan baik," tuturnya.
Untuk menjamin agar kegiatan tersebut berjalan dengan lancar, aman, dan tertib, kata dia, sebanyak 9.239 personel gabungan TNI-Polri telah disiapkan untuk mengamankan jalannya kegiatan Reuni 212.
"Jumlah kekuatan 9.239 personel TNI-Polri kita persiapkan. Dari personel ini nanti akan menempati 7 sektor yang sudah kita petakan," ujar Yusri.
Pada kesempatan yang sama, Wakapolda Metro Jaya Brigjen Wahyu Hadiningrat mengingatkan kepada seluruh petugas yang diturunkan untuk mengamankan Reuni 212 dengan tidak membawa senjata.
"Seperti biasa saya ingatkan tidak ada yang menggunakan senjata tajam, sudah dicek masing-masing komandannya. Semuanya laksanakan dengan simpatik dan humanis," ujarnya.
Wahyu juga meminta seluruh petugas keamanan membantu masyarakat yang hadir dalam kegiatan ini karena ada kemungkinan massa yang datang namun tidak mengetahui letak kegiatan.
"Dalam kegiatan ini saya minta rekan-rekan sekalian membantu masyarakat yang akan melaksanakan kegiatan, di mana nanti yang akan datang tidak semua paham atau tahu di mana letak kegiatan.
Untuk itu yang bertugas di sekeliling area ini mengarahkan, karena pintu masuknya ada tiga mulai dari Istiqlal, Gambir, dan Kedutaan Amerika. begitu juga saat kembalinya, tolong diarahkan," imbuhnya.
Kata pengamat
Aksi reuni 2 Desember atau yang disebut reuni 212 digelar di kawasan Silang Monas, Jakarta Pusat, pada Senin (2/12/2019).
Apakah dampak yang ditimbulkan dari reuni tersebut?
Pengamat politik Emrus Sihombing mengatakan dampak yang ditimbulkan sangat tergantung pada apa yang disampaikan dalam reuni tersebut.
"Tergantung apa yang mereka sampaikan dalam reuni ini. Jadi kalau reuni ini sebagai sesuatu penyampaian aspirasi, tuntutan dan sebagainya, dan itu dilakukan sesuai dengan tata tertib aturan, maka saya kira ini akan jadi energi bagi pemerintahan kita," ujar Emrus, ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (2/12/2019).
Emrus berpandangan tak masalah apabila memang ada kritik atau masukan yang ditujukan kepada pemerintah oleh 212.
Apalagi bila kritik tersebut dapat memperbaiki kinerja-kinerja dari penyelenggara pemerintah.
Demonstrasi sendiri, kata dia, lazim dilakukan sebagai input politik jika dilihat dari sisi sistem politik suatu negara.
Sehingga input tersebut juga harus dilihat apakah masukan yang positif bagi negara itu.
"Karena kalau kita bicara sistem politik suatu negara, bahwa demonstrasi itu untuk input politik. Sehingga ketika rezim memprosesnya itu membuat suatu output politik," kata dia.
"Nah dalam kasus ini, sangat tergantung input politik yang diberikan teman-teman 212 dalam reuni ini. Kalau itu tujuannya memang untuk memberikan masukan kepada pemerintah dan masukan itu positif bagi bangsa, saya kira itu hak demokrasi bagi mereka," tuturnya.
• Tuan Rumah, Anies Baswedan Dijadwalkan Lakukan Ini di Reuni PA 212 Monas, Ada Soal Penistaan Agama
• Anak Buah Anies Baswedan Masih Pikir-pikir Berikan Izin Reuni PA 212 di Monas, Doakan Rizieq Shihab
• Alumni PA 212 Tak Masalah Ahok jadi Komut Pertamina, Beri Pesan Penting, Juga Singgung Masa Lalunya
• Pulangnya Rizieq Shihab Bukan Kewajiban Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, PA 212 tak Masalah?
Langganan berita pilihan tribunkaltim.co di WhatsApp klik di sini >> https://bit.ly/2OrEkMy
(*)