Pengamat Beber Kriteria Sekolah New Normal Jika Pemerintah Jokowi Tetap Buka Tahun Ajaran Baru Juli
Pengamat beber kriteria sekolah new normal jika Pemerintah Jokowi tetap buka tahun ajaran baru, Juli nanti
TRIBUNKALTIM.CO - Pengamat beber kriteria sekolah new normal jika Pemerintah Jokowi tetap buka tahun ajaran baru, Juli nanti.
Pemerintah Jokowi melalui Kemendikbud disebut-sebut akan membuka tahun ajaran baru, Juli nanti.
Dibukanya kembali sekolah ini seiring dengan fase new normal yang akan diterapkan dalam waktu dekat.
Pengamat pendidikan pun menyarankan sejumlah syarat agar berlangsungnya tahun ajaran baru tak jadi sumber penularan Virus Corona atau covid-19.
Pengamat pendidikan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof Dr Joko Nurkamto MPd memberikan pandangannya terkait kesiapan dunia pendidikan di Indonesia dalam menghadapi new normal.
Joko mengatakan, dunia pendidikan di Indonesia bisa dibilang siap untuk menghadapi new normal.
• Resmi, Saingan Gibran Putra Jokowi di Pilkada Solo dari PDIP Undur Diri, Achmad Purnomo Beber Alasan
• Bukan Juli, Ikatan Guru Indonesia Sarankan Sekolah Buka Lagi di Bulan Ini, Lebih Aman dari covid-19?
• Cara Daftar Sensus Penduduk Online, Terakhir 29 Mei 2020, Segera Login di www.sensus.bps.go.id
Namun, siap yang ia maksud akan dimungkinkan tidak semaksimal seperti yang diharapkan oleh masyarakat.
Pasalnya, Joko menuturkan, kesiapan ini bergantung pada kejelasan bentuk kebijakan new normal yang dicanangkan oleh pemerintah.
"Siap tetapi mungkin tidak semaksimal yang kita harapkan."
"Karena kita tidak bisa mengatakan siap atau tidak siap sebelum kita tahu bentuk new normal itu seperti apa," jelas Joko kepada Tribunnews, Kamis (28/5/2020).
Jika wujud new normal yang dimaksud menjalani sekolah dengan protokol kesehatan yang ketat, maka ada beberapa aturan yang harus ditegakkan.
Joko menyarankan, saat sekolah sudah mulai dibuka kembali pada Juli nanti, tidak semua siswa langsung masuk.
Ia mengatakan lebih baik diberlakukan sistem bergilir untuk para siswa.
"Juli jangan langsung semuanya masuk, pakai sistem bergiliran, misalnya minggu pertama itu dalam jenjang SD yang masuk kelas 4 sampai 6."
"Setelah itu diadakan evaluasi, supaya ada perbaikan-perbaikan," terang Joko kepada Tribunnews melalui sambungan telepon.