TRIBUNKALTIM.CO - Sebuah rumah ibadah di wilayah Jakarta yang dipimpin Gubernur Anies Baswedan disemprot air keras, modus disinfektan basmi covid-19.
Pemerintah Jokowi melalui Menteri Agama Fachrul Razi kembali membuka rumah ibadah di saat pandemi covid-19 masih terjadi.
Baru-baru ini, salah satu rumah ibadah di wilayah Jakarta yang dipimpin Gubernur DKI Anies Baswedan menjadi sorotan.
Sebabnya, rumah ibadah tersebut disiram air keras bermodus menyemprot disinfektan untuk membasmi Virus Corona atau covid-19.
Salah satu rumah ibadah di Kelurahan Susukan belum menemui titik terang mendapatkan teror.
Rumah ibadah yang berada di wilayah Ciracas, Jakarta Timur, disiram air keras.
• Peringatan WHO Soal Gelombang Kedua Virus Corona, Negara Kategori Ini Patut Waspada, Indonesia?
• Organisasi Hukum Ini Desak Jokowi Tak Libatkan TNI di Fase New Normal, Singgung Ciri Khas Orde Baru
• Mahfud MD Tuai Kritik dari Komnas Perempuan Lantaran Sampaikan Candaan Luhut Soal Virus Corona
Penyiraman air keras itu dilakukan dengan modus penyemprotan disinfektan pada Jumat (29/5/2020).
Pengurus rumah ibadah tersebut, Sartono (53) mengatakan, pihaknya baru tahu rumah ibadah disiram usai pelaku pergi.
"Kalau pun benar disinfektan harusnya kan izin dulu ke DKM, jangan asal main semprot. Ini ke DKM, pengurus RT/RW enggak izin," kata Sartono, Senin (1/5/2020).
Pengurus pertama kali tahu rumah ibadah disiram sekira pukul 09.30 WIB, saat petugas keamanan dapat laporan pintu gerbang rumah ibadah terbuka.
Kala itu memang tak ada seorang pun, sementara petugas keamanan berada di rumah karena habis berjaga di malam harinya.
"Memang pas kejadian gerbang dalam keadaan enggak digembok, hanya digrendel saja. Pas dicek selasar sampai tangga basah semua, bau cairan kimia," ujarnya.
Sartono menuturkan bau kimia yang berbeda dengan lazimnya disinfektan membuat pengurus bergegas mengepel rumah ibadah tersebut.
Lantaran tak tahu jenis cairan kimia yang digunakan, mereka juga sepakat menyemprot disinfektan ulang ke seluruh bagian rumah ibadah tersebut.
"Baunya juga beda dengan disinfektan yang dipakai Damkar, di sini sudah pernah dua kali disemprot Damkar. Damkar juga kalau nyemprot pasti koordinasi, jadi pasti bukan Damkar," tuturnya.