Breaking News

15 Orang Meninggal di Laut, Kisah Pengungsi Rohingya, Ingin ke Malaysia Malah Terdampar di Aceh

jumlah pengungsi Rohingya asal Myanmar yang mengungsi di Eks Gedung Imigrasi, Puenthet, Aceh Utara secara keseluruhan mencapai 99 jiwa 17 pria, 1 bayi

Editor: Mathias Masan Ola
(Dokumentasi PIARA dan Pos Paham Aceh Tengah dan Bener Meriah)
Relawan PIARA dan Direktur Pos PAHAM Aceh Tengah dan Bener Meriah, Nikmah Kurnia Sari, saat menyerahkan bantuan kepada pengungsi Rohingya di Aceh Utara, Munggu (28/6/2020). 

TRIBUNKALTIM.CO, ACEH UTARA - Nasib para pengungsi Rohingya ini memprihatinkan. Tidak nyaman di negeri sendiri mereka hendak mencari peruntungan di negeri orang.

Namun apa yang mereka inginkan tak juga didapatkan, malah kemalangan yang datang menghampiri.

Pusat Informasi dan Advokasi Rohingya ( PIARA ) melaporkan kondisi terkini pengungsi Rohingya yang diselamatkan masyarakat Desa Lancok, Kecamatan Syamtalira Bayu, Kabupaten Aceh Utara, Kamis (25/06/2020) lalu.

Berdasarkan data lembaga itu, jumlah pengungsi Rohingya asal Myanmar yang mengungsi di Eks Gedung Imigrasi, Puenthet, Aceh Utara secara keseluruhan mencapai 99 jiwa yang diantaranya 17 orang pria, 49 orang perempuan, 10 anak laki-laki dan 22 anak perempuan serta seorang bayi perempuan.

“Menurut penuturan beberapa pengungsi etnis Rohingya , mereka berangkat dari Bangladesh pada akhir bulan Februari dan sebagian pada awal bulan Maret,” kata Nikmah Kurnia Sari, relawan PIARA yang juga Direktur Pos Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia ( PAHAM ) Aceh Tengah dan Bener Meriah melalui pesan singkatnya kepada Kompas.com, Minggu (28/06/2020).

“Dalam satu kapal yang mereka tumpangi, jumlah warga yang selamat mencapai 99 orang, sementara 15 orang yang meninggal di kapal itu, jenazah yang meninggal ini di buang ke laut,” ujar Nikmah.

Baca juga; NEWS VIDEO Akhirnya PSSI Resmi Umumkan Liga 1 Bergulir 1 Oktober 2020

Baca juga; Makanan-makanan yang Baik Disantap untuk Sarapan Pagi Agar Tidak Mudah Terserang Infeksi

Masih dari informasi yang diperoleh langsung dilokasi pengungsian, salah satu alasan penyebab kematian warga Rohingya di kapal selama perjalanan adalah kekurangan makanan dan sanitasi, sehingga banyak yang terserang berbagai jenis penyakit.

“Tujuan mereka adalah ke Malaysia namun di perairan mesin mereka mati dan kemudian kapal dibawa ombak atau angin ke perairan Aceh Utara,” ungkap Nikmah.

“Sebenarnya mereka semua ingin ke Malaysia mengadu nasib dan mencari pekerjaan, karena tidak memungkinkan lagi tinggal di negara mereka akibat tidak ada kepastian keamanan diri dan keluarga,” lanjut Nikmah.

Baca juga: Bupati Aceh Utara: 94 Pengungsi Rohingya Ingin Melanjutkan Perjalanan ke Australia Nikmah mengaku mendapatkan keterangan itu dari salah seorang warga etnis Rohingya yang mengungsi di Aceh Utara bernama Zaiburrahman atau Rahman (34) dari desa Maundu, Rohingnya. Rahman ikut terdampar ke Aceh bersama seorang adik perempuannya yang berusia 20 tahun.

Sementara anak, istri, dan orangtuanya tinggal di Bangladesh. Keterangan lain juga diterima Nikmah dari Karim (25), yang juga berasal dari etnis Rohingnya. Berbeda dengan Rahman, Karim berangkat sendiri menuju Malaysia yang kemudian terdampar di Aceh tanpa mengajak anggota keluarga lain untuk ikut serta.

Kepada Nikmah, Karim mengaku bahwa mereka menyewa kapal tersebut dari seorang warga Bangladesh, kemudian mengarungi perjalanan selama kurang lebih 4 Bulan 10 hari.

“Di antara para pengungsi Rahman dan Karim yang bisa berbahasa Melayu. Ada pula seorang gadis perempuan bisa berbahasa Inggris sedikit-sedikit. Namun identitasnya tidak disebutkan,” ucap Nikmah.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved