Orangtua Siswa Asal Samarinda Ini Terkendala Mengakses PDF Tugas Sekolah Anaknya
Belajar online di tengah pandemi Covid-19 ini membuat Nur Aida harus memutar otak agar anaknya tetap mendapatkan ilmu secara online.
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Belajar online di tengah pandemi Covid-19 ini membuat Nur Aida harus memutar otak agar anaknya tetap mendapatkan ilmu secara online.
Selain mengeluarkan biaya tambahan berupa kuota internet ekstra untuk mengakses internet, dirinya juga harus membagi waktu pelajaran agar anaknya mendapatkan ilmu dari guru sekolah.
Ibu tiga anak ini tidak mempermasalahkan belajar online anak pertamanya bernama Nahdah Milati kelas X SMA Madina Citra Insani. Sebab anak pertamanya ini dibekali ponsel sendiri
"Si kakak dulu beli hp second untuk dipakai bersama," ucap wanita yang disapa Ida ini.
Ketika sang kakak tidak ada di rumah, terpaksa kedua anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) ini pun menggunakan ponsel miliknya. Terkadang jika jadwal pelajaran mereka berada dalam waktu yang sama, terpaksa menggunakan dua ponsel. Kedua ponsel itu merupakan ponsel miliknya dan suaminya.
Baca juga; Dukung Siswa Belajar dari Rumah, 3 Indonesia Hadirkan Ragam Ekosistem Produk dengan Tambahan Kuota
Baca juga; Panduan Memakai Google Classroom Untuk Guru dan Siswa Belajar Online di Rumah, Gratis dan Aman
Namun, jika suaminya sedang bekerja mau tidak mau menggunakan hpnya seorang diri. Kalau Abinya (ayah) keluar, hanya ada hp saya, mau tidak mau bergantian. Kalau terlambat kumpul tugas, lapor ke pihak wali kelas ijin telat ngumpul tugas," ucapnya.
Dalam satu hari hanya diberi satu mata pelajaran saja. Sedangkan para guru mengirimkan tugas melalui aplikasi Google classroom menggunakan format PDF.
Terkadang kendala saat membuka PDF harus menggunakan email dan sandi. "Kendalanya, kalau masuk ke PDF atau audio yang dikirim, membukanya dengan menggunakan email dan sandi. Kalau email atau sandi yang lupa, repot. Pernah kelupaan sandi. Pakai cara lain, yaitu masukkan sandi terakhir yg diingat, kemudian diberi nomor dari sistem yg dimasukkan kemudian buat sandi terbaru," ucapnya.
Untuk biaya kuota saat ini hanya mengeluarkan biaya sebesar Rp 200 ribu untuk dua hp. Saat ini ia belum melihat apakah kuotanya sudah melebihi batas atau belum. "Karena kuota bulanan baru dua Minggu dipakai. Saat ini saya belum cek lagi apakah masih ada atau tidak," ucapnya. (Jnp)