Ke Karni Ilyas di ILC, Eks Panglima TNI Bocorkan Alasan Kritik Pemerintah, Ada Sumpah 38 Tahun Lalu

Editor: Rafan Arif Dwinanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia yang disingkat KAMI resmi mengumumkan deklarasi di Tugu Proklamasi Menteng, Jakarta, Selasa (18/8/2020). Deklarasi KAMI hari ini dihadiri sejumlah tokoh, di antaranya mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, Din Syamsuddin, Rocky Gerung, Rochmad Wahab, Meutia Farida Hatta, MS Kaban.

TRIBUNKALTIM.CO - Ke Karni Ilyas di ILC, eks Panglima TNI bocorkan alasan kritik Pemerintah, ada sumpah 38 tahun lalu.

Eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo kembali tampil dihadapan publik setelah lama tak terlihat.

Gatot Nurmantyo langsung tampil memberi kritik keras ke Pemerintah Jokowi melalui Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia atau KAMI.

Di acara Indonesia Lawyers Club atau ILC yang dipandu Karni Ilyas, Gatot Nurmantyo blak-blakan mengungkap alasannya melontarkan kritik ke Pemerintah.

Tampil di acara Indonesia Lawyers Club ( ILC), mantan Panglima TNI Jenderal ( Purn) Gatot Nurmantyo buka suara.

Gatot Nurmantyo mengungkap alasan mengapa ia sekarang mengkritik terbuka pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) setelah sebelumnya diam, Selasa (18/8/2020) malam.

• Bukan Menakuti, Jakarta Bersiap Kasus Covid-19 Besar, Anies Baswedan: We Dont Know What We Dont Know

• Bagikan di WhatsApp, Doa Akhir dan Awal Tahun Baru Islam 1 Muharram 1422 H, Arab dan Latin

• Tampil di ILC, eks Panglima TNI Bongkar Rasa Sakit Hatinya, Gatot Nurmantyo: Kami Tak Mau Diam Saja

• Blak-Blakan di ILC, Bicara Ketersingggungan, Refly Harun Mengaku Sulit Bedakan Presiden dan Jokowi

Menurut Gatot, apa yang ia lakukan saat ini dengan mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang memberikan kritik ke pemerintah adalah hasil perenungannya setelah ia pensiun.

Dalam perenungan itu, ia mengaku terkejut saat muncul Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (HIP).

"Saya terkejut begitu ada RUU HIP.

Terkejutnya begini, bahwa saya, 38 tahun yang lalu saya pernah bersumpah.

Isi sumpahnya, 'Demi Allah saya bersumpah akan selalu setia kepada Negara Kesatuan RI yang mendasarkan Pancasila dan UUD 1945," katanya sebagaimana dikutip dari tayangan YouTube ILC.

Sumpah itu, menurut Gatot akan terus mengikat dirinya meski kini ia sudah pensiun dari TNI.

Dengan adanya RUU HIP, Gatot menganggap negara Indonesia yang berdasar Pancasila itu akan diubah.

"Di dalam UUD 1945 dan pembukaanya itulah mengatakan dasar negara itu Pancasila.

Jadi kalau itu diubah maka Indonesia berubah.

• Acara Najwa Shihab, Ridwan Kamil Bikin Pantun Buat Ganjar dan Anies, Ada Nama Luna Maya-Aura Kasih

Bayern Munchen Terlalu Tangguh untuk Lyon, Kembali Menang Telak, Jumpa PSG di Final Liga Champions

Sebagai purnawirawan saya harus bangkit," ujar dia.

Berangkat dari hal itu, Gatot kemudian menjalin komunikasi dengan pihak-pihak lain sehingga mendeklarasikan KAMI pada Selasa kemarin.

"Ini semuanya memang kita sakit hati.

Sakit hatinya, dalam kondisi seperti ini, situasi seperti ini.

Maka kita menyampaikan suara hati nurani rakyat," ujar dia.

Bantah Terjun ke Politik Praktis

Usai melakukan deklarasi, Ketua Komite Eksekutif KAMI, Ahmad Yani membantah akan terjun dalam politik praktis dengan membentuk Partai Politik atau Organisasi Masyarakat.

"Ini kesepakatan dari para deklarator yang sekarang ini yang sudah menyetujui dan ikut menandatangani ada 150 tapi kemarin sore setelah kami cetak ada ratusan lagi yang minta bergabung. Bersepakat tidak membentuk ormas dan parpol," kata Yani.

LENGKAP! Contoh Kata-kata & Ucapan Tahun Baru Islam 1442/2020 Unik, Inggris & Indonesia serta Gambar

Rumah Dirusak, Diancam Suara Tembakan, Ibu Ini Berlinang Air Mata: Andai Bisa Pegang Nomor HP Jokowi

Ia juga menegaskan koalisi tersebut dibentuk bukan sebagai persiapan dalam ajang Pemilihan Presiden 2024 mendatang.

"Kita tidak dalam konteks politik praktis. Politik praktis itu politik untuk merebut kekuasaan.

KAMI ingin menyampaikan bahwa kondisi ini tidak bisa berlama-lama."

"Kalau sampai 2024 tidak ada usaha untuk menyelamatkan baik dari KAMI maupun dari Pemerintah, pemangku amanah, atau kelompok masyarakat seperti KAMI ini, kita sangat khawatir sekali bahwa perahu Indonesia akan tenggelam sebelum 2024."

"Oleh karena itu, itulah keterpanggilan kami. Jadi kita tidak dalam kerangka politik.

2024 itu adalah kerangka dan kegiatan politik.

Kita menjauhi kerangka dan kegiatan politik itu," kata Yani.

Yani juga membantah koalisi tersebut mengambil sikap oposisi terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Meski begitu ia menyatakan koalisi tersebut merupakan bentuk aspirasi politik moral.

Karenanya ke depan KAMI akan mendatangi sejumlah institusi negara untuk menyampaikan aspirasinya sesuai dengan koridor yang disediakan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

"Kita mungkin dalam waktu dekat akan mendatangi MPR, DPR, DPD, MK ,dan jalur-jalur konstitusi lain yang disediakan Undang-Undang Dasar akan kami tempuh," kata Yani.

Kumpulan Ucapan Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1442 H, Cocok Dikirim Lewat WA Atau Status FB

Calon Besannya Pejabat Penting, Terkuak Siapa Tommy Sumardi Tersangka Pemberi Suap 2 Jenderal Polisi

Selain itu Yani juga membantah koalisi tersebut merupakan "barisan sakit hati".

"Ini bagian dari buzzer. KAMI dianggap kelompok barisan sakit hati, ingin kudeta, sakit jiwa.

Kami betul sakit hati, sakit hati KAMI melihat rakyat tidak diurus sebagaimana mestinya.

Kami sakit hati bagaimana rakyat tidak dapat bekerja tapi TKA masuk begitu mudah," kata Yani.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Gatot Nurmantyo Ucapkan Sumpah di ILC karena Terlalu Lama Diam untuk Tak Kritik Pemerintahan, https://wow.tribunnews.com/2020/08/19/gatot-nurmantyo-ucapkan-sumpah-di-ilc-karena-terlalu-lama-diam-untuk-tak-kritik-pemerintahan?page=all.

Berita Terkini