Potensi Gempa Megathrust Picu Tsunami 20 Meter di Selatan Jawa, 20 Menit Sampai ke Daratan, WASPADA!

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI TSUNAMI- Gempa Megathrust Potensi Picu Tsunami 20 Meter di Selatan Jawa, Penelitian ITB, Pakar: Harus Waspada

TRIBUNKALTIM.CO - Gempa megathrust diprediksi akan terjadi dan berpotensi memicu tsunami mencapai 20 meter di Selatan Jawa.

Para ilmuwan di Institut Teknologi Bandung (ITB) memprediksi bakal ada gempa megathrust yang berpotensi memunculkan gelombang tsunami setinggi 20 meter di selatan Pulau Jawa.

Hasil kajian terbaru dari peneliti Institut Teknologi Bogor ( ITB) tentang potensi tsunami di selatan Jawa yang bisa mencapai ketinggian 20 meter, mendapatkan sorotan publik.

Kajian itu telah dipublikasikan di jurnal internasional Nature pada Kamis (17/9/2020), oleh tim peneliti dengan penulis pertama S Idiantoro dari Global Geophysics Reasearch Group ITB.

Hal ini dianggap mengkhawatirkan.

• PENTING! Cara Agar Lolos Kartu Prakerja Gelombang 10, Cara Mendaftar dengan Login www.prakerja.go.id

• Ditolak Bertemu, Oknum Kades Diduga Pamerkan Alat Kelamin ke Wanita Bersuami via Inbox Facebook

• RESMI dari Kemnaker, Cara Cek Nama Penerima BLT Karyawan Rp 1,2 Juta, LOGIN https://kemnaker.go.id/

• LENGKAP LINK dan Cara Daftar Pra Kerja Gelombang 10 dengan Login www.prakerja.go.id, Kapan Dibuka?

Namun, apakah potensi tsunami mencapai 20 meter itu bisa terjadi?

Menanggapi kajian terbaru ini, pakar tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan teknologi (BPPT), Widjo Kongko angkat bicara.

Menurut Widjo, kajian atau publikasi terbaru terkait potensi tsunami 20 meter di Pantai Selatan Jawa, membuka wacana baru tentang ancaman tsunami di Pantai Selatan Jawa.

"Potensi tsunami dari sumber megathrust bisa mencapai 20 meter atau lebih," kata Widjo kepada Kompas.com, Jumat (25/9/2020).

Ia menambahkan, sebenarnya di Zona Subduksi Selatan Jawa terdapat seismik gap atau kawasan aktif secara tektonik.

Namun, seismik aktif secara tektonik tersebut bersifat senyap atau hampa gempa dalam waktu lama.

Hal tersebut perlu diwaspadai, karena dapat menimbulkan ancaman dengan potensi katastropik atau bencana.

Maka, kendati gempa belum bisa diprediksi, potensinya bisa dihitung dan melalui model, bisa diperkirakan dampak tinggi tsunaminya dan waktu tibanya.

"Kalau mengulang 400-500 tahun untuk gempa besar di zona subduksi Selatan Jawa, mungkin tidak terlalu lama lagi akan terjadi, jika mengacu perhitungan akhir gempa besar terakhir yang terjadi berdasarkan katalog Wichman," jelas Widjo.

• LOGIN https://kemnaker.go.id/ Cek Nama dan Rekening BLT Karyawan, Penerima Subsidi Upah Rp 600 Ribu

• LOGIN siapbersamakumkm.kemenkopukm.go.id Tak Bisa Dibuka? Cara Lain Daftar Bantuan UMKM Rp 2,4 Juta

• Zlatan Ibrahimovic Positif Corona, Curhatnya di Medsos, Sehari, 2 Pemain AC Milan Positif Covid-19

• TERJAWAB Prakerja Gelombang 10 Dibuka: prakerja.go.id, Pengumuman Lolos Gelombang 9 & Insentif Gagal

Berdasarkan katalog Wichman, yang mencatat gempa bumi dan tsunami di Indonesia antara tahun 1538 hingga 1877 adalah katalog berjudul Arthur Wichmann's Die Des Indischen atau Gempa Bumi di Kepulauan Hindia Belanda, yang mengumpulkan cerita 61 gempa bumi dan 36 tsunami besar terjadi.

Selain itu, Widjo juga menyinggung bahwa potensi gempa besar yang berpeluang memicu tsunami di zona subduksi selatan Jawa itu, mengacu pada mitologi Ratu Kidul yang tertulis dalam tembang atau lagu macapat-pangkur.

"Meski begitu, gempa tetap belum bisa diprediksi kapan akan terjadi," ujarnya.

BMKG Lakukan Modelling

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) sudah melakukan modelling terkait ancaman tersebut.

Dalam modelling tersebut, gelombang tsunami hanya butuh waktu 20 menit untuk mencapai ke daratan.

"Tergantung sumber gempa sendiri, kalau jarak episentrumnya jauh lebih dari 200 kilometer lebih ya mungkin lama."

"Tapi kalau episentrumnya tidak jauh dari pantai, mungkin 20 menit sudah sampai ke daratan," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, saat berbincang dengan Tribun, Jumat (25/9/2020).

Menurut Rahmat, modelling yang dilakukan BMKG tersebut sudah dilakukan sejak dahulu kala.

Modelling tersebut berdasarkan sejarah dan catatan kejadian masa lampau di titik-titik gempa megathrust.

"Adanya modelling yang dilakukan itu sudah berdasarkan catatan sejarah masa lampau," ujar Rahmat.

Karena itu, lanjutnya, BMKG meminta semua pihak menyikapi potensi ancaman gempa dan tsunami besar tersebut secara bijak.

Sebab, wilayah Indonesia, kata dia, memang memiliki potensi bencana, khususnya gempa bumi dan tsunami.

Karena, dikelilingi lempeng tektonik mulai dari Barat Sumatera, Simeuleu, Nias, Enggano, lalu masuk ke Selatan Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Papua.

"Papua juga kan bisa terancam tsunami kalau ada gempa besar di Jepang, Amerika Latin."

"Tapi itu sampainya kan lama, 13 jam lebih, 24 jam lebih kalau dari Amerika Latin, dari Cile."

"Beda dibandingkan tsunami di selatan Jawa yang hanya dalam hitungan menit sudah sampai, "papar Rahmat.

Gempa megathrust dan ancaman tsunami 20 meter ini, lanjut Rahmat, juga baru prediksi menggunakan data-data yang akurat, dan catatan sejarah masa lampau.

Memang, kata Rahmat, gempa dan gelombang tsunami tidak bisa diprediksi kapan datangnya.

"Justru yang di Palu kita belum pernah prediksi malah terjadi," cetusnya.

Rahmat juga mengapresiasi hasil prediksi dan penelitian dari para ilmuwan ITB tersebut.

Ia berharap nantinya hasil penelitian tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan sistem early warning dalam hal kebencanaan.

Siapkan Jaringan Sensor Gempa

BMKG sudah menyiapkan sistem peringatan dini atau early warning system terkait adanya prediksi ancaman gempa bumi megathrust dan tsunami setinggi 20 meter di selatan Jawa.

"Sudah kita siapkan sistem."

"Kita sudah menyiapkan jaringan sensor yang mampu mendeteksi dengan akurat."

"Dan perangkat yang mampu menerima dengan pasti datangnya bencana gempa dan tsunami," beber Rahmat Triyono.

BMKG juga akan melakukan simulasi mitigasi bencana gempa bumi megathrust dan ancaman gelombang tsunami di beberapa titik, mulai dari barat Sumatera, Selatan Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, hingga Maluku.

Simulasi tersebut dilakukan bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD).

Rahmat membantah agenda simulasi yang dilakukan tersebut berkaitan dengan keluarnya hasil penelitian ilmuwan ITB terkait ancaman gempa bumi megathrust dan tsunami 20 meter.

Kata dia, simulasi tersebut adalah agenda dua tahunan negara-negara di sekitar Samudra Hindia.

"Di seluruh daerah nanti tanggal 6 Oktober akan ada simulasi."

"Tapi itu tidak ada kaitannya dengan ancaman tsunami 20 meter."

"Itu sudah disiapkan jauh, lama, karena ini agenda dua tahun sekali," papar Rahmat.

Dalam simulasi tersebut akan dicoba mengenai antisipasi bencana gempa bumi megathrust dan tsunami 20 meter, serta dilakukan mulai pukul 10.00 WIB.

Satu Permintaan Gading yang Dilanggar Gisel Setelah Bercerai, Soal Laki-laki, Pemicu Enggan Rujuk?

ROMANTIS, Rizky Billar Beli Apartemen Mewah untuk Lesty Kejora, Jadi Hadiah untuk Masa Depan Dedek

Akhirnya Direktur Operasi Kartu Prakerja Beber Soal Gelombang 10, Pendaftar Gagal, hingga Insentif

Simulasi, imbuh Rahmat, diharapkan akan menguji sistem kebencanaan, action plan, dan respons serta SOP yang harus dilakukan saat ada bencana besar.

Nantinya juga akan dilakukan evaluasi dalam simulasi, agar terjadi kesinambungan antara BMKG pusat, BMKG daerah, BNPB, BPBD, juga sampai ke kepala daerah yang terdampak bencana.

"Jadi nanti pusdalops di daerah bisa tahu apa yang harus dilakukan ketika statusnya awas, statusnya waspada."

"Karena ini hanya 20 menit tsunami sampai ke daratan."

"Apa yang harus dilakukan, Pusdalops harus tentukan action plan, apakah minta kepala daerah lakukan evakuasi segera atau tidak."

"Jangan sampai nanti malah kebingungan harus lakukan apa," jelas Rahmat. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Peneliti ITB Kaji Potensi Tsunami 20 Meter, Pakar Tsunami Sebut Harus Waspada", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/sains/read/2020/09/25/163000823/peneliti-itb-kaji-potensi-tsunami-20-meter-pakar-tsunami-sebut-harus?page=all.
Penulis : Ellyvon Pranita
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Potensi Gempa Megathrust di Selatan Jawa, Gelombang Tsunami 20 Meter Butuh 20 Menit Sampai ke Darat, https://wartakota.tribunnews.com/2020/09/25/potensi-gempa-megathrust-di-selatan-jawa-gelombang-tsunami-20-meter-butuh-20-menit-sampai-ke-darat?page=all.

Berita Terkini