Virus Corona

Nasib Tenaga Kesehatan di Surabaya, Dilempar Kotoran Saat Jemput Pasien, Jajaran Risma Angkat Bicara

Nasib tenaga kesehatan di Surabaya, dilempar kotoran saat jemput pasien, jajaran Risma angkat bicara

Editor: Rafan Arif Dwinanto
HO Pemkot Surabaya
Nasib tenaga kesehatan di Surabaya, dilempar kotoran 

TRIBUNKALTIM.CO - Nasib tenaga kesehatan di Surabaya, dilempar kotoran saat jemput pasien, jajaran Risma angkat bicara.

Suka duka dialami tenaga kesehatan yang menjemput pasien positif Virus Corona atau covid-19.

Seperti yang dialami salah satu petugas penjemputan di Surabaya ini.

Jajaran Tri Rismaharini atau Risma di Pemkot Surabaya pun angkat bicara menjelaskan hal yang menimpa sosok tenaga kesehatan tersebut.

Tenaga kesehatan (nakes) yang menangani covid-19 kerap mendapat perlakuan tidak menyenangkan saat menjalankan tugasnya.

Seorang tenaga kesehatan di sebuah puskesmas di Surabaya misalnya, dilumuri kotoran oleh keluarga pasien saat akan menjemput pasien.

 Di Mata Najwa, Jawaban Gibran Persis Jokowi, Najwa Shihab Tak Tinggal Diam, Terus Cecar Pertanyaan

 Hasil Liga Italia, Inter Milan Lumat Benevento, Deretan Fakta Pasukan Antonio Conte yang Tancap Gas

 JANGAN SEDIH DULU Bila Tak Lolos! Cek Dashboard WWW.PRAKERJA.GO.ID, Pengumuman Prakerja Gelombang 10

Lengkap, Momen Detik-detik Eks Panglima TNI Dihadang Dandim, Kolonel Ucu: Kami Hanya Jalankan Tugas

Saat itu, naskes tersebut telah memakai pakaian Alat Pelindung Diri atau APD lengkap.

Foto petugas yang pakaiannya dilumuri kotoran tersebar.
Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara mengatakan, peristiwa itu terjadi di Rusun Bandarejo Surabaya.

"Kejadiannya tanggal 29 kemarin," kata Febri, seperi dilansir dari Surya.co.id, Rabu (30/9/2020).

Kejadian terjadi saat Pemkot Surabaya menggelar tes swab di rusun tersebut pada 23 September 2020 kemarin.
Kemudian hasilnya keluar 28 September.

Petugas puskesmas lalu melakukan tracing atau pelacakan kepada pasien dengan inisial Mr X.

"X ini ternyata ada komorbidnya, sehingga harus dibawa ke rumah sakit rujukan, harus dibawa ke BDH," terang Febri.

Namun, keluarganya menolak, terutama istri dan anak keduanya.

Pemkot pun akhirnya melakukan mediasi antara Satgas, pihak kecamatan dengan anak pertama pasien tersebut.

Lantaran sudah menemui kata sepakat, petugas pun akhirnya akan membawa pasien tersebut untuk dirawat di rumah sakit.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved