Lengkap, Daftar 12 Desa Bakal Terdampak Erupsi, Gunung Merapi Bakal Meletus, Naik Jadi Status Siaga

Editor: Rafan Arif Dwinanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gunung Merapi Meletus Keluarkan Awan Panas Setinggi Seribu Meter, Update Situasi Terkini

TRIBUNKALTIM.CO - Lengkap, daftar 12 desa bakal terdampak erupsi, Gunung Merapi bakal meletus, naik jadi status siaga.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG) Yogyakarta mengingatkan Gunung Merapi akan meletus lagi.

Terkini, Status Waspada gunung api di Jawa Tengah ini sudah dinaikkan menjadi status siaga.

12 desa di empat kabupaten terancam terdampak erupsi Gunung Merapi.

Terdapat 12 desa di empat kabupaten yang masuk prakiraan wilayah bahaya erupsi Gunung Merapi.

Diketahui setelah lebih dari dua tahun berStatus Waspada atau level II, Gunung Merapi naik status menjadi level III atau siaga mulai Kamis (5/11/2020).

Baca juga: Update Pilkada Solo, Debat Lawan Tukang Jahit, Gibran Dapat Wejangan 3 Kata Sakti dari Jokowi

Baca juga: Update Hasil Pilpres AS, Donald Trump Diambang Kekalahan, Putranya Pun Ditangkap Aparat, Kronologi

Baca juga: Terjawab, Jadwal Pencairan BLT BPJS Ketenagakerjaan Molor, 5 Rekening Ini Sulit Dapat Subsidi Gaji

Baca juga: Jawab Isu Putus, Ayu Ting Ting Pamer Foto Mesra Bareng Adit Jayusman, Komentar Syifa Tuai Sorotan

Hal itu diungkapkan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta.

"Status Waspada sejak 21 Mei 2018," ungkap Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, saat dihubungi Tribunnews.com melalui pesan singkat, Kamis malam.

Adapun 12 desa yang masuk zona bahaya tersebar di Kabupaten Boyolali, Klaten, dan Magelang di Jawa Tengah (Jateng), serta Kabupaten Sleman di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Berikut daftar 12 desa berdasar rilis BPPTKG yang masuk prakiraan daerah bahaya :

- Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY

1. Glagaharjo

2. Kepuharjo

3. Umbulharjo

- Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jateng

4. Ngargomulyo

5. Krinjing

6. Paten

- Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jateng

7. Tlogolele

8. Klakah

9. Jrakah

- Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jateng

10. Tegal Mulyo

11. Sidorejo

12. Balerante

Baca juga: Tak Terima Mahfud MD Katakan Habib Rizieq Overstay, Munarman Sebut Menteri Dapat Informasi Sampah

Selanjutnya Hanik mengimbau, penambangan di jalur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan.

"Pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi," ungkap Hanik.

Baik Pemerintah Kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten diminta untuk mempersiapkan segala upaya mitigasi bencana yang bisa terjadi setiap saat.

Sebelumnya BPPTKG menginfokan, pascaerupsi besar Gunung Merapi pada 2010 lalu, gunung yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah mengalami erupsi magmatis.

Tercatat erupsi pada rentang waktu 11 Agustus 2018 hingga September 2019.

“Seiring dengan berhentinya ekstrusi magma, Gunung Merapi Kembali memasuki fase intrusi magma baru yang ditandai dengan peningkatan gempa vulkanik dalam (VA) dan rangkaian letusan eksplosif sampai dengan 21 Juni 2020,” ujar Hanik.

Baca juga: TRENDING di Google, Sosok Kamala Harris, Calon Wapres Joe Biden, Keluarganya Bukan Orang Sembarangan

Ia menambahkan, aktivitas vulkanik terus meningkat hingga saat ini.

Hal tersebut berdasarkan data hasil pemantauan aktivitas vulkanik, seperti kegempaan dan deformasi yang masih terus meningkat.

Kondisi tersebut dapat memicu terjadi proses ekstrusi magma secara cepat atau letusan eksplosif.

“Potensi ancaman bahaya berupa guguran lava, lontaran material dan awan panas sejauh 5 km,” lanjutnya.

Hanik mengungkapkan masyarakat harus berperan aktif untuk mengukuti informasi terbaru.

"Masyarakat agar mengikuti rekomendasi dari pemerintah," kata Hanik.

Indikator Bakal Meletus

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG) Yogyakarta menyebut erupsi Gunung Merapi selanjutnya semakin dekat.

Hal tersebut berdasar pada data rata-rata kegempaan dan pengamatan yang kontinyu.

Baca juga: Anak Buah Megawati Sindir Menteri yang Mau Jadi Presiden, Fadli Zon Tak Tinggal Diam Menhan Disebut

Baca juga: Rocky Gerung Nilai Bintang Emon dan Abdur Arsyad Layak Jadi Staf Khusus Eks Panglima TNI di KSP

Baca juga: Lengkap, Cara Anies Antisipasi Efek Samping Keputusan Libur Panjang Pemerintah Pusat, Tinjau Ulang

Baca juga: Waktu Semakin Dekat, Cara dan Syarat Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 11, Cek prakerja.go.id

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida menjelaskan secara detail.

Setiap hari terjadi enam kali gempa gempa dangkal, 23 kali gempa dangkal, dan deformasi sebesar 2 sentimeter.

Selain itu, dari pengamatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi, terekam ada deformasi atau perubahan bentuk gunung.

Namun demikian, status Merapi masih dalam level waspada.

"Hal ini menunjukkan waktu erupsi berikutnya semakin dekat, diperkirakan tidak akan sebesar 2010 dan cenderung mengikuti perilaku erupsi pada tahun 2006.

Status Gunung Merapi masih waspada dan aktivitas masih berlangsung, kita harus siap," jelas Hanik saat peringatan dasawarsa erupsi merapi 2010, yang disiarkan melalui daring, Senin (26/10/2020).

Baca juga: Prediksi Susunan Pemain & Live Streaming RCTI AC Milan vs AS Roma, Pioli Singgung Kualitas Dzeko

Baca juga: Akhirnya Habib Rizieq Shihab Beri Kepastian Pulang ke Tanah Air, Bos FPI Beber Cinta ke Indonesia

Diprediksi Tak Sekuat 2010

Hanik mengatakan, prediksi letusan itu tidak akan sekuat erupsi 2010.

Alasannya, tanda-tanda yang ditunjukkan oleh Merapi saat ini berbeda dengan aktivitas menjelang letusan pada 2010 dan 2006.

Menurutnya, letusan Gunung Merapi pada 2010 tercatat memiliki indeks erupsi 4.

Peristiwa serupa sebelumnya terjadi pada 1872.

"Sudah dua tahun lebih di mana erupsi didominasi dengan gas, bersifat eksplosif.

Tetapi dengan indeks eksplosif rendah yaitu satu.

Atau jika dibanding dengan erupsi 2010 seperseribu, dan seperseratus jika dibandingkan dengan erupsi tahun 2006," katanya.

Baca juga: Mengejutkan Sri Mulyani Bongkar Aset Negara Mudah Diperjualbelikan dan Hilang, Singgung Era Soeharto

Informasi Bagi Pemangku

"Erupsi besar 2010 memberikan pembelajaran berarti dalam pengelolaan kebencanaan gunung api baik itu peringatan dini, penyampaian informasi, dan lainnya," ujarnya.

Selain itu, Hanik juga menyatakan, kini ada tantangan mitigasi bencana karena adanya pandemi Covid-19.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gunung Merapi Siaga, Ini 12 Desa di 4 Kabupaten yang Masuk Zona Bahaya, https://www.tribunnews.com/nasional/2020/11/06/gunung-merapi-siaga-ini-12-desa-di-4-kabupaten-yang-masuk-zona-bahaya?page=all.

Berita Terkini