Noken dibuat karena suku-suku di Papua membutuhkan wadah yang dapat memindahkan barang ke tempat yang lain.
Noken terbuat dari bahan baku kayu pohon Manduam, pohon nawa atau anggrek hutan dan masih banyak lagi jenis pohon yang umum digunakan.
Baca juga: Jadwal Acara Belajar dari Rumah TVRI Sabtu 25 April 2020, Ada Pesan Layang-layang hingga Noken Papua
Masyarakat Papua biasanya menggunakan Noken untuk bermacam kegiatan, Noken yang berukuran besar (disebut Yatoo) dipakai untuk membawa barang seperti kayu bakar, tanaman hasil panen, barang-barang belanjaan, atau bahkan digunakan untuk menggendong anak. yang berukuran sedang (disebut Gapagoo) digunakan untuk membawa barang-barang belanjaan dalam jumlah sedang, dan yang berukuran kecil (disebut mitutee) digunakan untuk membawa barang-barang pribadi.
Keunikan Noken juga difungsikan sebagai hadiah kenang-kenangan untuk tamu yang biasanya baru pertama kali menginjakkan kaki di bumi Papua dan dipakai dalam upacara.
Membuat noken cukup rumit karena menggunakan cara manual dan tidak menggunakan mesin.
Kayu tersebut diolah, dikeringkan, dipilah-pilah serat-seratnya dan kemudian dipintal secara manual menjadi tali/benang.
Variasi warna pada noken dibuat dari pewarna alami.
Proses pembuatannya bisa mencapai 1 sampai 2 minggu, untuk noken dengan ukuran besar, bisa mencapai 3 minggu bahkan sampai 2 hingga 3 bulan, tergantung prosesnya.
Di daerah Sauwadarek, Papua, masih bisa kita temukan pembuatan noken secara langsung.
Harga noken disana relatif murah, antara Rp 25 ribu sampai Rp 50 ribu per buah tergantung jenis dan ukurannya.
Noken dibuat oleh orang perempuan Papua asli dan hanya merekalah yang berhak membuatnya, perempuan yang menguasai pembuatan noken menunjukkan bahwa ia telah dewasa. Jika sudah dianggap dewasa, maka perempuan Papua barulah boleh menikah.
Multifungsi
Tas noken ini sendiri memiliki ukuran yang bervariasi, bahkan ada yang berukuran besar yang biasa dipakai oleh mama-mama yang bekerja sebagai petani dan mampu mengankat bahan hasil bumi yang cukup berat dengan menggunakan tas noken ini.
Uniknya lagi ini digunakan dengan memakai jidat atau bagian depan kepala mereka dengan mengalungkannya ke arah belakang punggung mereka.
Untuk tas noken yang berukuran kecil biasa dipergunakan oleh siswa-siswa pelajar asli putra-putri daerah Papua untuk dipergunakan sebagai tempat buku dan keperluan belajar di bangku sekolah maupun di kampus.