Berita Nasional Terkini
Bukan Isu Monopoli, Merger Tokopedia Gojek Dianggap Lebih Berdampak Positif bagi Konsumen
Dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan keuntungan konsumen lebih dominan dari rencana merger Gojek dengan Tokopedia
TRIBUNKALTIM.CO - Rencana merger Gojek dan Tokopedia kini mengemuka di masyarakat
Dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan keuntungan konsumen lebih dominan dari rencana merger Gojek dengan Tokopedia.
Adapun isu dominasi pasar yang mungkin menjadi perhatian Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) diminta agar dinilai secara lebih bijak.
”Menurut saya tidak relevan antara isu asing vs tidak asing. KPPU tak boleh dianggap ini dominasi pasar karena kita punya Undang-Undang (UU) Persaingan Usaha kan. Trennya ke depan ini pasti akan ada banyak perusahaan yang akan merger dan akuisisi,” ungkap Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani, dalam rilis yang diterima TribunKaltim.co.
Kacamata KPPU, menurutnya, memang tidak bisa hanya lihat dari satu sisi saja. Perlu melihat perspektif lain bahwa persaingan ini sehat.
Berkaitan dengan rencana merger Tokopedia dengan Gojek, dinilai Aviliani sebagai praktik bisnis yang wajar karena ekosistem akan terjadi dengan sendirinya. ”Dengan win-win solution,” terusnya.
Baca juga: Teknologi Gojek Membantu UMKM Perempuan Tetap Bertahan dan Bertumbuh Selama Pandemi Covid-19
Baca juga: Sinergi Telkomsel, Gojek Semakin Kuat Dukung Digitalisasi UMKM dan Produktivitas Mitra Driver
Tokopedia adalah platform jual beli barang dan menjadi salah satu e-Commerce yang menguasai pasar.
”Sedangkan Gojek punya ekosistem layanan transportasi, makanan, dan lainnya. Gojek belum punya e-Commerce. Dengan merger maka keduanya semakin besar,” Aviliani menjelaskan.
Ekosistem digital yang lebih kuat berpotensi terbangun dari penggabungan dua entitas tersebut. Terlebih Gojek segera menjadi salah satu pemilik bank dengan keunggulan digital yaitu Bank Jago.
”Maka toko-toko yang berada dalam Tokopedia bisa dengan mudah mendapat pinjaman dari bank tersebut. Terbangunlah ekosistem digital,” jelasnya.
Hal tersebut akan terjadi secara lebih efisien. Aviliani mengatakan, tanpa kolaborasi, seandainya masing-masing pihak membuka layanan sendiri-sendiri maka akan membutuhkan investasi dengan dana yang besar.
”Sedangkan dengan bergabung jadi lebih cepat membangunnya. Maka kalau mau jual sebagian saham, buat Gojek tentu untung dapat data banyak dari Tokopedia. Karena mereka dapat tawarkan kredit ke seller di tokopedia,” imbuhnya.
Baca juga: Terjawab, 2 Kedekatan Listyo Sigit & Jokowi, Prediksi Calon Kapolri PDIP-PKB, Amien Rais Tak Senang?
Baca juga: KARYAWAN Jangan Senang Dulu! BLT BPJS Rp 300 Ribu Rupanya Masih Bisa Gagal Cair, Pahami Persyaratan
Aviliani lebih melihat dampak langsung berupa keuntungan bagi konsumen dari rencana merger keduanya. ”Kalau saya lihat konsumen yang banyak untung dari gabungnya dua perusahaan ini,” tegasnya.
Adapun dampaknya terhadap perekonomian sangat tergantung beberapa hal antara lain apakah barang yang dijual di Tokopedia misalnya adalah bukan barang impor.
”Sisi ekonomi sangat tergantung apakah penjualan domestik di Tokopedia dioptimalkan. Bila impor maka tidak ada banyak untungnya,” dia memaparkan.