Sriwijaya Air Hilang Kontak

Penyebab Jatuhnya Sriwijaya Air Diduga Karena Elevator, Pengamat Sebut Waktu Pilot Cuma 2 Menit

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sriwijaya Air penerbangan SJ182 dilaporkan hilang kontak Sabtu (9/1/2021).

TRIBUNKALTIM.CO - Penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air masih menjadi misteri

Saat ini muncul berbagi dugaan penyebab pesawat tujuan Jakarta-Pontianak itu hilang kontak dan terjatuh di sekitar perairan Kepulauan Seribu.

Saat ini tim gabungan masih mencari black box atau kotak hitam yang bisa menjadi jawaban dari penyebab jatuhnya pesawat SJ 182

Sebagaimana diketahui pesawat Sriwijaya Air hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021).

Sebelumnya pesawat take off dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 14.36 WIB.

Namun 4 menit kemudian pesawat hilang kontak dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu.     

Pengamat penerbangan Andi Isdar Yusuf menyebut, kemungkinan besar elevator sriwijaya air jatuh karena elevator copot.

Baca juga: Dua Kata dalam Unggahan Terakhir YouTuber, Faisal Rahman, Sebelum Terbang dengan Sriwijaya Air SJ182

Baca juga: Lengkap, Dugaan Penyebab Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182, Human Error, Cuaca, Hingga Faktor Covid-19

Baca juga: Evakuasi Pesawat Sriwijaya Air Libatkan 100 Kapal, Lebih 2 Ribu Orang Serta 12 Helikopter

Andi Isdar Yusuf menduga, elevator Pesawat Sriwijaya Air SJ82 copot setelah pesawat di ketinggian ribuan meter.

Elevator pesawat adalah kompartemen penting dalam penerbangan, maka begitu ini bermasalah pilot tak bisa berbuat banyak.

Pilot pesawat Sriwijaya Air SJ-182 hanya punya waktu dua menit. Setelah itu, sriwijaya air jatuh, terjun ke laut.

Karena lautnya dangkal, hanya 23 meter, kata Andi Isdar Yusuf,saat elevator Pesawat Sriwijaya Air SJ82, pesawat langsung menghantam lumpur dan terhambur di dasar laut.

“Dugaan saya, elevator Pesawat Sriwijaya Air SJ82 copot. Ini kompartemen penting dalam pesawat. Kalau ini copot, pilot tidak bisa berbuat apa-apa,” kata Andi Isdar Yusuf via telepon, Senin (11/1/2021) pagi.

Baca juga: Ayah Michael Yukinobu Defretes Sakit Setelah Kasus Video Asusila Bersama Gisella Anastasia Muncul

Baca juga: TERBARU, Kemnaker Sebut Pencairan BLT BPJS Capai 98,81 Persen, Nasib Karyawan yang Belum Dapat BSU?

Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di laut Kepulauan Seribu, setelah kehilangan kontak sekitar pukul 14.30 WIB, Sabtu (9/1/2021).

Menurut Andi Isdar Yusuf, situasi itu berlangsug sangat cepat.

“Begitu elevator Pesawat Sriwijaya Air SJ82 copot, maka tidak ada yang bisa membantu, langsung terjun,” kata Andi Isdar Yusuf.

Praktisi hukum yang pemerhati penerbangan sipil, Andi Isdar Yusuf, yang juga Alumnus Universitas Hasanuddin (Unhas) itu mengatakan, elevator adalah kompartemen penting dan krusial di pesawat.

“Letaknya itu di belakang, saya horisontal di ekor pesawat,” ujar Andi Isdar Yusuf.

Elevator berbentuk sirip horizontal yang memiliki fungsi kontrol mengarahkan badan pesawat naik atau turun dan selanjutnya mengangkat atau menurunkan ketinggian pesawat dengan mengubah sudut kontak sayap pesawat.

“Jadi elevator itu naik-turun. Dulu digerakkan pakai kabel, sekarang sudah nirkabel, otomatis. Saya menduga, elevatornya itu copot karena perawatan yang tidak maksimal. Itu kan semacam engsel yang bergerak naik-turun, bisa saja karatan, atau apala. Makanya faktor perawatan sangat penting,” jelas Andi Isdar Yusuf.

Gerakan elevator ke atas dan ke bawah. Bila elevator bergerak ke atas, kontak elevator dengan udara akan menekan turun bagian ekor pesawat, secara otomatis, hidung pesawat akan mengarah ke atas. Ini akan menyebabkan sayap pesawat mengangkat ketinggian badan pesawat karena sudut kontak sayap pesawat dengan udara bertambah. Demikian pula sebaliknya.

“Coba bayangkan, di ketinggain ribuan meter, dengan kecepatan tinggi, elevator Sriwijaya Air SJ-182 yang begitu signifikan fungsinya copot atau tidak berfungsi,” kata Andi Isdar Yusuf.

Beda jika salah satu mesin yang rusak atau tidak berfungsi. Jika kondisi ini yang terjadi, kata Andi Isdar Yusuf, maka pilot masih punya waktu untuk melakukan kontak dengan pihak luar..

“Dan pasti, jika salah satu mesin yang rusak, pilot akan kembali. Yang seperti ini sering kami alami dulu dan pilot pasti kembali. Tapi kalau elevator yang rusak, copot, tidak ada pilihan, langsung terjun bebas itu pesawat,” jelas Andi Isdar Yusuf.

Pengamat penerbangan Andi Isdar Yusuf mengatakan, sebenarnya elevator Pesawat Sriwijaya Air SJ82 sudah berfungsi dan kondisi pesawat sudah melewati masa krusial penerbangan. Karena sudah mengangkasa. Sebab, masa krusial dan saat paling kritis dalam penerbangan adalah ketika pesawat akan naik. Dan ini hanya seper sekian detik.

“Begitu pesawat sudah... tek, naik, itu berarti elevator sudah berfungsi dan masa kritis berakhir. Tapi mungkin ini elevatornya copot saat sudah naik ribuan meter,” kata Andi Isdar Yusuf.

Meski demikian, Andi Isdar Yusuf menegaskan, penyebabsriwijaya air jatuh belum bisa dipastikan. Semua pihak harus menunggu hasil kajian KNKT, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sebagai pihak berwenang.

“Setelah itu dicari kotak hitam. Nah, setelah semuanya itu, barulah dilakukan pengkajian penyebab jatuhnya. Dan hasil kajian NKT itulah yang akan mengungkap penyebab sriwijaya air jatuh. Jadi kita tunggu hasil kajian KNKT tentang penyebab Swirijaya Air Jatuh,” kata Andi Isdar Yusuf.

Baca juga: Kartu Prakerja Gelombang 12 Dibuka April 2021? Cek Faktanya! Cara Daftar Online Prakerja Tahun Ini

Baca juga: UPDATE Tubuh Korban Sriwijaya Air Tercerai Berai, Tangis Pilu Ibu Pramugari: Kamu Kuat Nak, Berenang

Mirip Adam Air

Lengkap, dugaan penyebab jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182, human error, cuaca, hingga faktor covid-19.

Penyebab jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 128 masih menjadi misteri.

Jatuhnya Pesawat Boeing 737-500 ini lantas dikaitkan mirip yang terjadi dengan Adam Air, 2007 silam.

Diketahui, Sriwijaya Air naas ini lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Supadio Pontianak.

4 menit setelah lepas landas, SJ 182 dikabarkan hilang kontak.

Serpihan Pesawat dan jasad penumpang kemudian ditemukan di perairan Pulau Laki, Kepulauan Seribu.

Ada banyak alternatif dugaan mengenai penyebab jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air berpenumpang 62 orang tersebut.

Mantan Dirjen Perhubungan Udara 2007-2009, Budhi Muliawan Suyitno buka suara soal jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Ia mengaku langsung teringat pada peristiwa serupa 2007 silam.

Kala itu, pesawat Adam Air jatuh di perairan Sulawesi.

Hal itu diungkapkan Budhi Muliawan dalam kanal YouTube Kompas TV, Sabtu (9/1/2021).

"Perkenankan saya sampaikan rasa prihatin dan bela sungkawa terhadap keluarga korban," ujar Budhi.

"Ini memang suatu kecelakaan di awal tahun."

"Mengingatkan saya pada 2007 lalu, Januari itu kecelakaan Adam Air di Sulawesi," sambungnya.

Budhi mengatakan, penyebab jatuhnya pesawat ini harus terungkap.

Terkait hal itu, ia lantas menyinggung sejumlah kemungkinan.

Mulai dari kesalahan manusia hingga cuaca buruk.

"Memang kita harus berpikir sebagai investigator," terang Budhi.

"Kira-kira dugaan apa yang paling memungkinkan."

"Bisa saja karena faktor kesalahan manusia atau human error, bisa juga karena teknis yang diawali oleh manusia."

"Dan yang lainnya yaitu cuaca," tambahnya.

Menurut Budhi, hingga kini bukti yang ditemukan belum cukup untuk mengungkap penyebab jatuhnya pesawat.

Lebih lanjut, Budhi menyebut pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ini sudah beroperasi sejak 26 tahun yang lalu.

"Kita harus melihat secara keseluruhan karena bukti yang dikumpulkan dari lapangan masih sangat minim," ucap Budhi.

"Kalau kita lihat datanya, pesawat ini sudah beroperasi sejak 26 tahun yang lalu."

"Kemudian kita bisa selidiki apakah track record pesawat ini dari pengoperasiannya, perawatannya secara konsisten dilakukan apa tidak."

Baca juga: Istri Captain Afwan Syok dan Memilih Mengurung Diri di Lantai Dua, Sesekali Terima Kunjungan Kerabat

Baca juga: Depak Gisella Anastasia Usai Jadi Tersangka Kasus Video Syur? Madame Gie: Kami Belum Bisa Memastikan

Budhi pun menyinggung soal kondisi pesawat selama pandemi berlangsung.

Pasalnya, selama pandemi menurutnya banyak pesawat yang tak beroperasi.

"Terutama setelah pandemi ini banyak pesawat yang tinggal di lapangan, tidak beroperasi," kata dia.

"Apakah saat dioperasikan kembali telah memenuhi semua persayaratan kelayakan udara dan perawatannya?"

(*)

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Sriwijaya Air Jatuh karena Elevator Copot, Pengamat: Pilot Tak Ada Pilihan,Hanya Punya waktu 2 Menit, https://makassar.tribunnews.com/2021/01/11/sriwijaya-air-jatuh-karena-elevator-copot-pengamat-pilot-tak-ada-pilihanhanya-punya-waktu-2-menit?page=all.

Berita Terkini