TRIBUNKALTIM.CO - Beredar kabar polisi membubarkan sekelompok relawan Front Pembela Islam ( FPI) yang sedang membantu korban banjir Jakarta.
Diketahui, sejak akir pekan lalu, wilayah yang dipimpin Gubernur DKI Anies Baswedan ini dikepung banjir.
Akhirnya, polisi pun memberikan penjelasan mengenai isu pembubaran relawan FPI yang sedang bekerja tersebut.
Sejatinya, polisi mengaku tak ingin membubarkan aksi sosial yang dilakukan para relawan FPI.
Tim relawan Front Pembela Islam ( FPI) dibubarkan saat memberi bantuan kepada korban banjir di Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Sabtu (20/2/2021).
Kapolsek Makassar Kompol Saiful Anwar mengatakan, tim relawan tersebut dibubarkan lantaran memakai atribut FPI.
Baca juga: Presiden Poligami Muda Indonesia, Aldi Taher Siap Nikahi Nissa Sabyan, Desak Ayus Bersikap Jantan
Baca juga: Akhirnya Hasil Tes DNA Buat Wanita yang Hamil Akibat Masuk Angin Tak Bisa Mengelak, Ada Temuan KUA
"Kemarin benar karena mereka itu ikut dengan memakai atribut FPI.
Nah sedangkan sekarang segala kegiatan bentuknya FPI kan dilarang kan kita tahu sendiri," kata Kompol Saiful, Minggu (21/2/2021).
Polisi Minta Copot Atribut FPI
Lebih lanjut, Saiful menuturkan bahwa para relawan FPI itu tidak melawan saat dibubarkan polisi.
Mereka pun tetap membantu korban bencana banjir Jakarta tanpa menggunakan atribut FPI.
"Tidak ada perlawanan, mereka nurut.
Kita kan imbau mereka silakan ikut memberikan bantuan korban banjir bersama sama TNI-Polri, kami tidak melarang, tetapi jangan memakai atribut yang sudah dilarang negara.
Silakan dicopot semua, baik perahu, pelampung jangan ada logo FPI," tegas dia.
Saiful menambahkan, pembubaran aktivitas itu juga dibantu oleh personel TNI.
Namun, kata dia, pembubaran itu dilakukan secara baik dengan mengedepankan imbauan.
"Silakan mereka ikut, semua boleh ikut tetapi tidak menggunakan atribut itu.
Sudah kita sampaikan, kami imbau baik-baik kok agar benderanya, semuanya yang ada di situ kita suruh turunkan.
Kita pakai baju biasa saja," ungkapnya.
Ia menyampaikan bahwa tim FPI yang dibubarkan itu sebanyak 10 orang.
Semuanya memang tampak menggunakan berbagai atribut FPI mulai dari pakaian hingga bendera berlambang FPI.
"Ada bendera, rompi, kaos semua atribut yang dipakai mereka atribut FPI.
Atribut itu jelas dilarang, kita semua tahu kalau semua kegiatan yang mengatasnamakan FPI dan pakai lambang FPI itu dilarang," papar dia.
Baca juga: Nissa Sabyan Sampai Sumpah tak Selingkuh, Ayus Malah Mengaku Khilaf dan Minta Maaf
17 RW Masih Tergenang Banjir
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan bahwa penyusutan titik banjir telah berjalan dengan baik. Dari 113 RW, kini tersisa 17 RW yang masih tergenang banjir.
"Terkait dengan airnya sendiri per siang ini, jumlah RT (yang tergenang banjir) masih perhitungan, kita gunakan RW supaya konsisten.
Yang masih tergenang 17 RW dari kemarin sebanyak 113.
Jadi alhamdulilah proses penyusutan berjalan dengan baik," tutur Anies Baswedan saat meninjau Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, Minggu (21/2/2021).
Hal ini juga terbantu dengan debit air di Kali Ciliwung, Kali Krukut, Kali Sunter, dan Kali Pesanggrahan yang telah kembali normal.
"Anda lihat sendiri, di Pintu Air Manggarai mulai tadi pagi kiriman air dari luar Jakarta, dari kawasan tengah dan kawasan hulu, telah berkurang," jelasnya.
Kawasan-kawasan yang kemarin tergenang, karena berada di lintasan Kali Krukut, seperti Kawasan Kemang, Jalan Kapten Tendean, Kompleks Widya Chandra, hingga Jalan Jenderal Sudirman, sejak tadi malam sudah surut.
Proses pemompaan terus dilakukan di kawasan-kawasan tersebut hingga jelang subuh tadi. Sehingga pada pagi ini, kawasan-kawasan tersebut sudah bisa dilewati kendaraan.
"Alhamdulillah per siang ini kondisi sudah terkendali," ucapnya.
Baca juga: Keluar Penjara, Lucinta Luna Malah Ditinggal Abash Liburan bareng Kekasih Baru? Unggah Foto Mesra
Bamus Betawi Bela Anies Baswedan
Badan Musyawarah ( Bamus) Betawi Rahmad HS memuji Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait penanganan banjir di Ibu Kota.
Hal ini menyusul banjir yang kembali melanda sebagian Jakarta sejak Jumat (19/2/2021) hingga Sabtu (20/2/2021).
Membandingkan dengan yang dulu, Rahmad HS menyebut bahwa penanganan banjir di Jakarta oleh Baswedan masih yang terbaik.
Menurutnya, meski intensitas hujan yang tinggi, jumlah RW yang tergenang banjir tidak sebanyak sebelum-sebelumnya.
"Kalau kita mau membandingkan curah hujan yang lalu dengan sekarang, justru kita melihat semenjak ditangani oleh Pak Anies area RW yang tergenang bisa kita lihat datanya," ujar Rahmad HS, dikutip dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam, Sabtu (20/2/2021).
"Tidak ada yang ekstrem, tapi hanya 113 RW yang tergenang, dibandingkan dengan yang lalu-lalu, 2013-2015 itu jauh," ungkapnya.
Tidak dipungkiri bahwa dengan intensitas hujan yang tinggi dan juga dalam kurun waktu cukup lama tentunya wajar akan menyebabkan banjir.
Menurutnya, persoalan tersebut juga tidak hanya terjadi di Jakarta saja, melainkan juga di daerah-daerah lain.
"Sekarang kita lihat, sebelum banjir Jakarta kita sudah dihebohkan di Kalimantan Selatan, di Bandung, di Garut, dan daerah-daerah lain," kata Rahmad HS.
"Padahal curah hujannya tidak seekstrem curah hujan yang ada di Jakarta, terutama kemarin," imbuhnya.
Dari fakta-fakta tersebut, Rahmad HS menyakini bahwa penanganan banjir di tangan Anies Baswedan masih yang terbaik, jika dibandingkan pemimpin-pemimpin sebelumnya.
Baca juga: Jokowi Pastikan Vaksinasi Covid-19 Tetap Berlanjut di Bulan Puasa, Ubah Strategi
"Jadi oleh karena itu, saya yakin penanganan banjir di Jakarta masih the best," sebutnya.
Lebih lanjut, Rahmad HS mengatakan bahwa patokan untuk menyebut penanganan banjir di Ibu Kota gagal adalah ketika banjir menggenang daerah Tamrin dan Sudirman.
"Hujan deras ini tidak bisa kita hindari, yang namanya hujan begitu tinggi sampai 5 jam pasti banjir.
Banjir Jakarta hari ini banyak area yang kebetulan di area sungai, sungainya meluap," kata dia.
"Kalau mau jadi rujukan kalau Jakarta gagal (atasi banjir), Tamrin-Sudirman," pungkasnya.
Baca juga: Sudah Dibuka! Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 12 di Link www.prakerja.go.id & Cara Kompres JPG
(*)