Pertanyaan kuesioner dibagi menjadi dua. Pertama, pertanyaan opsional untuk mengetahui agregasi persepsi para pakar/public opinion makers terhadap isu-isu seputar Capres 2024.
Kedua, pertanyaan skoring untuk assessment atau menilai kualitas figur calon presiden 2024 sesuai dengan aspek/indikator yang telah ditentukan. Seluruh kegiatan riset ini dilakukan pada tanggal 2-10 Juli 2021.
Para pakar/public opinion makers menilai bahwa usia ideal Presiden RI 2024 mendatang adalah di rentang usia 51-60 tahun.
Baca juga: Akhirnya KPK Panggil Anies Baswedan di Kasus Korupsi Pengadaan Lahan, Firli Bahuri: Perlu Keterangan
Hal ini terkonfirmasi dalam temuan survei bahwa rentang usia 51-60 tahun dinilai paling ideal (49,4%), berikutnya ialah usia 41-50 tahun (45,8%).
Sementara itu, terkait latar belakang Presiden RI 2024 mendatang, para pakar/public opinion makers menilai bahwa klaster kepala daerah (49,6%), akademisi teknokrat (16,2%), partai politik (15,0%), dan TNI (6,3%) merupakan latar belakang yang paling tepat untuk menjadi Presiden RI 2024 mendatang.
Menurut penilaian pakar/public opinion makers, aspek karakter & integritas (35,6%), visi & intelektualitas (24,2%), dan track record/rekam jejak (18,2%) merupakan aspek yang paling penting dan harus dimiliki oleh seorang Presiden RI 2024.
Para pakar/public opinion makers menilai bahwa komposisi ideal capres-cawapres 2024 mendatang ialah kepala daerah-partai politik (26,3%), kepala daerah-akademisi teknokrat (23,3%), dan partai politik-akademisi teknokrat (11,3%).
Adapun mengenai jumlah pasangan calon presiden 2024, mayoritas pakar/public opinion makers menginginkan bahwa Pilpres 2024 mendatang diikuti oleh tiga pasangan calon (63,2%).
Paparan survei tersebut menyatakan tahun 2024 diprediksi akan menjadi momentum kontestasi elektoral paling cair dan kompetitif. Pertama, tidak ada calon presiden incumbent di kontestasi Pilpres 2024.
Kedua, hingga rentang waktu 3,5 tahun menjelang pencoblosan, belum ada kandidat capres 2024 dengan elektabilitas dominan dan eksponensial.
Sementara itu, publikasi-publikasi riset yang muncul sejauh ini hanya sekadar momotret persepsi publik (elektabilitas), belum pada level kapasitas calon pemimpin nasional mendatang dengan indikator-indikator ilmiah dan ketat.
Atas dasar itulah ASI bekerjasama dengan SocioMap Indonesia melakukan survei pakar/public opinion makers (POM). Survei ini bertujuan untuk mengetahui penilaian para pakar soal siapa calon presiden 2024 yang paling layak dari sisi kompetensi dan kapasitas.
Pasalnya, modal elektabilitas saja tidak cukup untuk menjadi Presiden.
Perlu kapasitas kepemimpinan yang teruji untuk mengelola Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 270 juta jiwa ini. (*)