Pernik
Wawan Freaks Koleksi Ratusan Manik-manik Sakral Suku Dayak, Warna-warni Kehidupan Wajib Dilestarikan
Wawan Freaks Koleksi Ratusan Manik-manik Sakral Suku Dayak, Warna-warni Kehidupan Wajib Dilestarikan
Penulis: Nevrianto |
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Wawan Freaks koleksi ratusan manik-manik sakral Suku Dayak, warna-warni kehidupan wajib dilestarikan.
Warna-warni manik manik itu layaknya hidup dan keindahannya perlu dilestarikan.
Berangkat dari niat tersebut itulah Ferdi Setiawan sejak sekitar 4 tahun silam berkelana mencari manik manik karena sadar akan keindahan wujud dan warna warni.
Dimulai dari membaca referensi di dunia maya hingga memperoleh data mengenai manik-manik, bapak satu anak warga Jalan Pesut Gang 3 Samarinda Ilir kemudian mencari manik-manik khas yang terdapat di Kalimantan.
Setelah mendapatkannya dari membeli pada saudara Suku Dayak dari kawasan Samarinda dan sejumlah kawasan pedalaman di Kalimantan Timur maupun Kalimantan Utara.
Ferdi Setiawan akrab disapa akrab Wawan Freaks seperti di channel Media Sosial, maupun YouTube pribadinya juga mempelajari perilaku pemilik manik-manik Suku Dayak.
Ternyata selain warna warni indah manik manik merupakan barang mewah, berkelas pada masanya karena memang belum tentu tak semua punya manik dengan bermacam bentuk dan warna.

Manik-manik yang dimiliki umum Suku Dayak Punan hampir semuanya punya satu manik Bunau yang khas berwarna biru muda.
Kemudian pengembaraan Wawan Freak berlanjut demi hobinya mengoleksi manik hingga memperolehnya dari Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah.
Benar saja ternyata rata-rata Suku Dayak mengenakan Manik Bunau.
Wawan Freaks mengabadikan pengalamannya tentang manik Lamiang Suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah.
Kalau di Samarinda Dayak Benuaq yang menggunakan. Dari situ secara keseluruhan Dayak menggunakan manik saat momen sakral kehidupannya.
Dari awal kehidupan yakni kelahiran anak, acara seremonial semisal pernikahan, sampai mereka meninggal, manik termasuk koin peraknya dibawa ke alam kubur sebagai bekal mereka.
Wawan Freaks tak langsung menggeluti koleksi manik-manik. Sejumlah pekerjaan dilakukannya guna memenuhi kebutuhan dapur tetap mengepul.
"Saya sempat kerja sebagai seniman airbrush, juga sempat kerja bangunan pasca lulus SMA. Baru sekitar 4 tahun suka pada manik karena awalnya melihat Suku Dayak menggunakan manik dan saya tertarik untuk menggali informasi juga asal-usul manik," kata Wawan Freaks.