Baca tanpa iklan
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Sejumlah wilayah pesisir di Kota Bontang, Kalimantan Timur kembali terendam banjir rob.
Banjir siklus pasang air laut ini telah merendam beberapa wilayah dalam dua hari terakhir.
Di antaranya yang tercatat ada 3 daerah yaitu:
- Bontang Kuala;
- Tanjung Laut Indah;
- dan Berbas Pantai.
Baca juga: 4 Kelurahan di Bontang Dikepung Banjir Rob
Namun berbeda seperti biasanya, banjir rob kali terjadi pada pagi hari, dengan ketinggian air mencapai 2,3 meter.
Seorang warga Berbas Pantai di Jalan Diponegoro, Rudi (43) mengatakan, ini hari kedua banjir rob melanda rumahnya.
Biasanya banjir yang melanda secara rutin dengan siklus waktu tertentu, terjadi dalam 3 hari.
Artinya masih ada potensi rumahnya akan kembali dilanda banjir rob, Senin 22 Mei 2023 pagi.
Baca juga: BPBD Imbau Warga Waspada Karena Hari Ini Puncak Tertinggi Banjir Rob di Bontang
Biasa kalau banjir itu air naik selama 3 hari. Puncak biasa di hari kedua.
"Tadi pagi itu diperkirakan yang paling tinggi. Jadi besok pagi banjir lagi, tapi lebih rendah dari pagi tadi,” ungkapnya saat dikonfirmasi TribunKaltim.co, Minggu (21/5/2023).
Sementara dari laporan yang diterima, destinasi wisata kampung atas laut Bontang Kuala juga turut terendam banjir rob pada pagi, Minggu 21 Mei 2023.
Bahkan banjir melumpuhkan akses pintu masuk Bontang Kuala dari Pukul 06.12 hingga 07.23 Wita pagi tadi.
Lurah Bontang Kuala Suiza Ixan Saputra mengatakan, ini merupakan banjir rob ke dua yang terjadi di bulan Mei.
“Kalau banjir rob terparah itu di Bontang Kuala. Karena pintu akses masuk pemukiman kampung atas laut tak bisa dilintasi kendaraan,” ujarnya.
Gedung Sekolah Terendam
Bukan cuma akses jalan, banjir rob di Bontang Kuala juga merendam 4 sekolah yang berada di Jalan Kapten Piere Tendean.
Ke 4 sekolah itu yakni Madrasah Aliyah Negeri Bontang, SD Negeri 001 Bontang Utara, TK Negeri 3, dan MTS Al-Ikhlas.
Pihaknya pun selalu mengimbau agar warga selalu waspada saat terjadi banjir rob melanda.
“Kami imbau waspada. Kalau bisa jangan berenang," ungkapnya.
"Ditakutkan ada reptil buas yang bisa membahayakan warga. Seperti buaya dan ular,” ujarnya. (*)