Berita Paser Terkini

Gaya Kepemimpinan Egaliter Ketua DPRD Paser, Hendra Wahyudi tak Ingin Ada Sekat dengan Masyarakat

Penulis: Syaifullah Ibrahim
Editor: Mathias Masan Ola
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Paser Hendra Wahyudi menerima tamu di ruang kerjanya. (TRIBUNKALTIM.CO/SYAIFULLAH IBRAHIM)

TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER - Humble, kata yang sedikit menggambarkan gaya kepemimpinan Hendra Wahyudi, Ketua DPRD Paser periode 2019-2024.

Dikenal dengan pribadi yang mudah berbaur dengan siapa saja, seolah tidak ada sekat.

Bukan karena sebagai wakil rakyat, namun jauh sebelum itu ketika orang berjumpa dengannya di manapun tidak pernah pilih tempat.

Baca juga: Soal Politik, Ketua DPRD Paser Hendra Wahyudi: Tahun Depan Pensiun Kalau tak Diperpanjang Masyarakat

"Pada dasarnya, saya memang senang berdiskusi. Jadi untuk ngobrol tak mesti ada batasan tempat, sekalipun lesehan di lantai atau seraya ngopi di warung pinggir jalan, ya enjoy," kata pria yang akrab disapa Yudi, Rabu (7/6/2023).

Obrolan mengenai persoalan Kabupaten Paser sudah pasti menjadi topik utama, Ia juga pandai memposisikan diri dengan lawan bicara.

Yudi menilai, setiap teman obrolan memiliki karakteristik berbeda. Sehingga harus lihai mencairkan suasana, yang biasanya dimulai dengan pembicaraan guyonan.

Politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu tak menginginkan adanya warga yang merasa canggung dan terkesan ada batasan, baik hanya sekedar ngobrol maupun menyampaikan pendapat.

"Bisa saja karena anggota DPRD, warga jadi tak berani bicara, malu-malu atau merasa tak pantas. Makanya saya selalui mulai diskusi dengan guyonan, atau bicara dengan membahas hal lain, seperti bicara bola untuk mencairkan suasana," sebutnya.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Paser Hendra Wahyudi. (TRIBUNKALTIM.CO/SYAIFULLAH IBRAHIM)

Meskipun menjadi orang nomor satu di DPRD Paser, namun Ia mengaku tetaplah sebagai manusia biasa yang tetap dan akan selalu setara dengan masyarakat.

Menurutnya, tidak ada perbedaan strata atau batasan jarak dengan siapapun karena memang Ia tidak senang denganĀ  jika ada sekat.

"Bahkan masih risih jika dibukain pintu atau duduk di kursi tengah saat di mobil, merasa seperti gaya kepemimpinan saya egaliter, tapi tidak tahu kalau pandangan orang lain," terang Hendra.

Obrolan tak kala seru diungkapkan pria kelahiran Balikpapan 1979 silam, saat dirinya bersama lawan bicaranya membicarakan sepak bola.

Karena Ia cukup khatam mengenai perkembangan sepakbola, khususnya di tahun 1990 hingga awal 2000.

Lelaki yang mempersunting Yenny Eviliana itu mengaku mengidolakan kesebelasan rival abadi Totenham Hotspur.

"Senang Arsenal, pemain idola itu Henry, Viera dan Pires. Walaupun sekarang ini tak terlalu mengikuti perkembangan sepak bola, tapi turnamen Euro 2020 masih ku ikuti," sebut lulusan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Baca juga: Bicara IKN, Ketua DPRD Hendra Wahyudi Ingin Paser Punya Bandara Perintis dan Universitas Negeri

Untuk perjalanan karier politik Hendra Wahyudi sejak 2005, bermula di Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) yang saat itu masih mdnjadi kader.

Pada tahun yang sama juga terdapat momentum yang membekas diingatannya, karena pertama kali merasa gugup dan kucuran keringat saat berbicara di depan banyak orang.

"Saat itu bapak (alm Yusriansyah Syarkawi) sebagai calon bupati, ada pertemuan dengan warga di Desa Mendik, kebetulan bapak nggak hadir. Jadu saya yang gantikam untuk sambutan, rasanya langsung gugup dan berkeringat, sempat diam sejenak. Alhamdulillah bisa melanjutkan dan menyelesaikannya," kenang Yudi.

Ia mengaku, pengalaman itu banyak memberikan pelajaran yang menjadi cikal bakal dirinya untuk jadi lebih baik lagi.

Seperti saat berinteraksi di depan publik, dilihat, dan di dengar banyak orang yang hingga kini Ia sudah terbiasa.

Baca juga: Wawancara Eksklusif Ketua DPRD Paser Hendra Wahyudi: Saatnya Paser Mendirikan Universitas

Sebelum jadi orang nomor satu DPRD Paser periode 2019-2024, Yudi setidaknya sudah lebih dari tiga kali berganti partai politik.

"Dimulai PDP, kemudian PKPI (Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia), PKB, Gerindra, hingga kembali ke PKB sebelum pileg 2019 lalu," tuturnya.

Ia sudah mengenal politik sejak remaja, karena Yudi merupakan anak ketiga dari mantan Bupati Paser Alm Yusriansyah Syarkawi periode 1999-2004 dan 2016 - 2021.

Begitu terjun dan duduk sebagai wakil rakyat periode 2019-2024, barulah Ia merasakan bagaimana rasanya membantu warga dengan mewujudkan keinginan mereka, misalnya dalam merealisasikan usulan terkait peningkatan infrastruktur jalan.

"Itu rasa senangnya tak bisa tergambarkan, karena sudah bisa membantu dan bermanfaat untuk warga itu yang menjadi kepuasan tersendiri bagi saya," tuturnya. (*)

Berita Terkini