Wawancara Eksklusif
Soal Politik, Ketua DPRD Paser Hendra Wahyudi: Tahun Depan Pensiun Kalau tak Diperpanjang Masyarakat
Mengaku sebagai orang baru di panggung politik, Ketua DRPD Paser Hendra Wahyudi punya jurus dalam langkah politiknya.
Penulis: Syaifullah Ibrahim | Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUNKALTIM.CO - Perjalanan politik Ketua DPRD Paser Hendra Wahyudi cukup unik, mengingat latar pendidikannya yang jauh dari hingar bingar politik. Pria kelahiran Balikpapan, 29 Agustus 1979 ini adalah lulusan teknik sipil.
Mengaku sebagai orang baru di panggung politik, Ketua DRPD Paser Hendra Wahyudi punya jurus dalam langkah politiknya.
"Salah satu jurus saya mungkin lebih banyak mendengar karena banyak yang senior. Jadi saya harus lebih banyak mendengar karena saya baru, pengalaman baru juga,” katanya dalam wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di kantor Tribun Network, Jakarta Pusat, Minggu (15/1/2023).
Sebagai Ketua DPRD, Hendra Wahyudi juga banyak belajar dari senior. Bagaimana strategi Hendra memimpin, berikut petikan wawancara eksklusifnya.
Anda adalah tokoh muda politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Apasih yang membuat tertarik masuk ke dunia politik?
Mungkin ada 10 tahun yang lalu saya mencoba untuk bergelut di dunia politik. Sebenarnya basic saya teknik sipil, saya kuliah di Jogja.
Dan saya kembali (ke Paser) saat itu ingin menerapkan, mengaplikasikan ilmu saya di dunia konsultan. Tetapi memang jalan hidup berkata lain.
Baca juga: Bicara IKN, Ketua DPRD Hendra Wahyudi Ingin Paser Punya Bandara Perintis dan Universitas Negeri
Memang pada saat itu orangtua juga ikut dicalonkan masuk dalam dunia politik, dicalonkan sebagai kepala daerah.
Sebagai anak tentunya yang ingin mengabdi kepada orang tuanya juga, awalnya mengikuti untuk membantu orangtua, tentunya otomatis kita masuk lapangan nih, ke desa-desa bertemu warga desa masyarakat di sana.
Di beberapa desa kita berkumpul kita berkomunikasi, menarik gitu yah, apa yang kita dapat dengan mereka, itu dan yang saya rasakan sampai sekarang. Kita mempunyai kekuasaan (jadi kepuasan) tersendiri apabila sudah bisa mengakomodir atau membantu mereka, itu mungkin yang saya rasakan waktu itu.
Sejak 2019 diberi amanah sebagai ketua DPRD sampai sekarang. Ada suasana yang tidak bisa dilupakan?
Jadi saya tergolong baru sebagai anggota DPR perode 2019-2024 dan sekarang sudah 2023. Tahun depan sudah pensiun kalau tidak diperpanjang lagi oleh masyarakat.
Jadi memang, beberapa pengalaman sudah saya rasakan, semenjak duduk di DPRD sebagai unsur pemerintahan tentunya, banyak dinamika-dinamika yang saya rasakan di situ.
Khususnya pada saat bagaimana mengatasi dalam tahapan-tahapan pengesahan anggaran, kita tahu pada saat 2019, dua tahun ke belakang kita dilanda pandemi covid-19. Dengan pengalaman saya yang baru ini, tentunya jadi sebuah tantangan, dan memang banyak sekali kendala-kendala yang saya rasakan.
Bagaimana mengakomodir atau menerjemahkan apa yang sudah diarahkan atau diamanahkan pemerintah pusat untuk kita segera mengaplikasikannya di masyarakat. Ini memang perlu kebijakan-kebijakan yang harus diambil cepat dan tentunya tidak bertabrakan dengan regulasi yang ada.
Kita cukup berhati-hati, di satu sisi didesak untuk bisa bergerak cepat tapi dis isi lain kita juga harus berhati-hati dengan kebijakan yang kita ambil, jangan sampai itu tadi menabrak aturan yang ada.
Penantang Baru di Pilkada Balikpapan 2024, Muhammad Sa'bani: Saya Tak Muluk-muluk, 5 Tahun Selesai |
![]() |
---|
Bincang Pembangunan Gedung di IKN Bersama Robby Dwikojuliari, 'Awalnya Saya juga Sempat Pesimistis' |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif: PKN Sebut Isran Noor dan Rudy Mas'ud, Tokoh yang Cocok Pimpin Kaltim |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif: PKN tak Hanya 'Menjual' Anas Urbaningrum di Pemilu 2024 |
![]() |
---|
Persiapan PKN Kaltim Hadapi Pemilu 2024, Ikhsan Hattu: Loyalis Anas Urbaningrum jadi Modal Besar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.