TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Banyak anak-anak di Margo Mulyo gagal saat ikuti PPDB di SMAN 8 Balikpapan, Jalan AMD, Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Kontan saja, mereka yang berasal dari Margo Mulyo, Balikpapan tidak berkesempatan mengenyam pendidikan di SMAN 8 Balikpapan.
Melihat kondisi ini, sejumlah Ketua RT di lingkungan Kelurahan Margo Mulyo menggeruduk SMAN 8 Balikpapan.
Pengamatan TribunKaltim.co, di lokasi kejadian. Mereka datang sekitar pukul 09.00 Wita secara bergerombol, datang bersama-sama pada Kamis (22/6/2023).
Baca juga: SMAN 8 Balikpapan Kekurangan Lokal, Satu Rombongan Belajar Terpaksa Tempati Lab Fisika
Berikut ini rangkuman fakta yang dihimpun TribunKaltim.co soal fenomena banyaknya anak-anak di Margo Mulyo tidak bisa bersekolah di SMAN 8 Balikpapan.
1. Telah Terjadi Bertahun-tahun
Salah satu perwakilan Ketua RT, Miftahudin mengatakan, kedatangan mereka sebagai bentuk keresahan warga.
Karena banyak anak di kelurahan Margo Mulyo yang tidak diterima saat PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru).
Bahkan, kondisi ini, lanjutnya, sudah terjadi selama bertahun-tahun.
Baca juga: 4 Langkah Memantau Hasil Seleksi PPDB Balikpapan 2023 Jenjang SMA dan SMK
"Tolong beri kami solusi agar anak-anak di wilayah kami diakomodir," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 8 mengungkapkan, keresahan ini tak hanya dirasakan warga.
Melainkan juga menjadi keresahan pihak sekolah sebab kuota sekolah yang terbatas.
2. Keterbatasan Ruang Kelas
Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial Kecamatan Balikpapan Barat, Baidawi mengatakan permasalahan PPDB memang kerap terjadi dari tahun ke tahun. Terlebih terkait keterbatasan rombongan belajar yang tersedia.
"Apa yang sudah dilakukan RT kelurahan Margomulyo ini cukup bagus. Karena mereka melakukan konfirmasi ulang ke pihak sekolah," ujarnya kepada TribunKaltim.co, Kamis (22/6/2023).
Untuk diketahui, pihak SMAN 8 menyepakati terkait keresahan yang disampaikan perwakilan Ketua RT.
Baidawi membeberkan, jumlah sekolah negeri tingkat SMA di kawasan Balikpapan Barat memanglah sangat terbatas.
Baca juga: Informasi Terbaru PPDB Balikpapan 2023 Jenjang SMA/SMK, Jadwal dan Dokumen Wajib yang Harus Diunggah
Sementara penduduk Balikpapan Barat yang cukup banyak dan semakin bertambah.
"Sekolah di Balikpapan Barat, terutama SMA, kalau kita lihat masih kurang. Karena sekolah negeri disini cuman 2. SMA 3 dan SMA 8. Karena memang kita di wilayah Barat ini kendalanya keterbatasan lahan," ungkapnya.
Sehingga ia berharap, pemerintah dan pihak terkait dapat menyelesaikan permasalahan tersebut demi menyediakan sekolah untuk warga Balikpapan Barat.
Ke depannya perlu dipikirkan oleh pemerintah untuk menambah atau membuat sekolah.
"Paling tidak, rombelnya (rombongan belajar) ditambah supaya tahun depan bisa memenuhi kapasitas yang diinginkan warga," pungkasnya.
3. Porsi untuk Anak Yatim dan Miskin
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Suyoto mengatakan, pihaknya akan memfasilitasi anak-anak dari keluarga tidak mampu dan yatim piatu. Dengan syarat menunjukan beberapa dokumen.
Terkait keinginan para ketua RT tadi, Kepala Sekolah telah menyampaikan, akan memfasilitasi.
"Khususnya Gakin dengan syarat memiliki dokumen yaitu kartu PKH atau KSS dan KIP," jelasnya kepada TribunKaltim.co pada Kamis (22/6/2023).
Baca juga: Jadwal PPDB Balikpapan 2023 Jenjang SMA dan SMK Jalur Zonasi, Reguler, dan RT Prioritas
"Juga afirmasi yang tidak memiliki dokumen, yaitu yatim piatu dengan syarat domisili Margomulyo dan dibuktikan dengan kartu keluarga," lanjut Sutoyo.
Ia juga menyampaikan, pihaknya akan melakukan survey pada rumah-rumah warga yang mendaftar tersebut.
Untuk diketahui, SMAN 8 Balikpapan menerima kuota berjumlah 9 kelas dari total keseluruhan 25 kelas. Dengan 32 murid perkelasnya.
"Itu dibagi menjadi beberapa jalur. Baik jalur afirmasi, jalur perpindahan orang tua, jalur prestasi dan jalur zonasi," ungkapnya.
4. Tunggu Kepastian Pemkot
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Suyoto mengatakan kondisi dan kemampuan daya tampung sekolah khususnya kelas, terbatas.
Terlebih, imbuhnya, semakin bertambahnya jumlah penduduk yang seiring dengan banyaknya anak usia sekolah yang harus di layani.
Ia membeberkan, lahan seluas 1,6 hektar itu telah diajukan untuk penambahan gedung sekitar 3 hingga 4 tahun yang lalu. Namun belum terealisasikan.
Semuanya tergantung kondisi dan kemampuan daya tampung sekolah khususnya kelas.
"Sudah mulai dari dulu kita mengajukan penambahan gedung. Kami masih menunggu keputusan dari pemerintah," pungkasnya. (*)