Berita Kutim Terkini

Jual Kulit Sapi ke Jawa Timur, Warga Sangatta Kutim Raup Omset Rp 12 Juta

Penulis: Nurila Firdaus
Editor: Aris
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Owner CV Berkah Etawa membeli dan menjual kulit sapi hasil kurban, Kamis (29/6/2023). TRIBUNKALTIM.CO/NURILA FIRDAUS

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Salah satu warga Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Yudianto, Owner CV Berkah Etawa, raup omset hingga Rp 12 juta dari penjualan kulit sapi kurban.

Yudianto telah berjualan kulit sapi sejak tahun 1996 silam. Selain menjual sapi dan kambing, ia juga menjual kulit sapi baik saat momen Hari Raya Idul Adha maupun hari-hari biasa.

Pada hari-hari biasa, ia menjual kulit sapi di lokal daerah Kutai Timur saja dengan menyasar pada pedagang kuliner. Hal itu disebabkan jumlah kulit sapi yang ia jual di hari biasa hanya sedikit.

"Kalau Hari Raya Idul Adha begini kulit sapinya lebih banyak dari hari biasa, hari pertama ini saja sudah ada 50 lembar kulit sapi yang saya beli dari hasil kurban," ungkap Yudianto kepada Tribunkaltim.co, Kamis (29/6/2023).

Baca juga: WBP Rutan Tanjung Redeb Berau Gelar Salat Idul Adha, Kurban 5 Ekor Sapi

Ia membeli kulit sapi hasil kurban dengan harga Rp 100 ribu per lembar. Lalu ia mejualnya kembali dengan harga Rp 12 ribu per kilogram setelah ditreatment.

Ia menjual kulit sapi hasil kurban itu ke Pulau Jawa, Kota Kediri dan Ponorogo, Jawa Timur.

Hari Raya Idul Adha tahun ini, ia mengaku jumlah pembelian kulit sapi menurun, perkiraan 3 hari kurban ini hanya mencapai 1 ton lebih saja. Sedangkan berat per lembar kulit biasanya mencapai 1 sampai 30 kilogram.

"Kalau tahun lalu banyak, penuualan ke pulau Jawa mencapai 6 ton," imbuhnya.

Baca juga: Pemkab Penajam Paser Utara Akan Lakukan Pengisian Jabatan Eselon III

Dengan demikian, kurban kali ini ia mendapat omset kisaran Rp 12 Juta.

Meskipun begitu, ia tidak merasa sedih, sebab dari penjualan Rp 12 ribu per kilogram ia masih mendapat keuntungan Rp 4 sampai 5 ribu per kilogram.

"Sebelum kita kirim ke Jawa, kulit kita kasih garam dulu, baru kita tumpuk begitu saja, garam sekarang mahal Rp 350 ribi per karung, biasanya cuma Rp 150 ribu per karung," tuturnya. (*)

Berita Terkini