Sejumlah pihak kerap menganggap Anies adalah antitesis Jokowi.
Baca juga: Apresiasi Respons Santai Presiden Jokowi atas Kritiknya, Rocky Gerung Siap Diajak Bertemu
Meski saat ini tengah membawa narasi perubahan, Anies menekankan bahwa tak berarti jika nantinya bisa menjadi presiden, ia bakal mengganti total semua program kerja Jokowi.
Di pihak lain, Jokowi pun tampak masih menjalin hubungan baik dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
Keduanya bertemu di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada 17 Juli 2023.
Pada pertemuan tersebut, Surya Paloh mengaku Jokowi menanyakan siapa akhirnya yang dipilih untuk menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) Anies.
Ganjar Pranowo adalah bakal capres yang diusung oleh PDI-P.
Gubernur Jawa Tengah ini juga telah diusung oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, Perindo, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Adapun Prabowo adalah bakal capres yang diusung Partai Gerindra, yang kemudian didukung Partai Bulan Bintang (PBB).
Sayangnya, Prabowo belum dideklarasikan sebagai bakal capres oleh koalisi yang dibentuk Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yakni Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Baca juga: Nasdem dan PKS Sepakat Cawapres Anies Baswedan dari NU, Demokrat Minta Diuji Secara Rasional
"Disenggol" Jokowi Soal Sodetan Ciliwung
Anies Baswedan membantah proyek Sodetan Ciliwung berhenti semasa dirinya menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Anies mengklaim justru di masa kepemimpinannya, proyek Sodetan Ciliwung yang terhenti bisa mulai berjalan meski tidak selesai hingga 100 persen.
Diketahui, proyek Sodetan Ciliwung ini kembali menjadi sorotan setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Sodetan Ciliwung, Jakarta Timur pada Senin (31/7/2023).
Jokowi menyatakan, Sodetan Ciliwung selesai dikerjakan setelah 11 tahun proses pembangunan.
Dikatakan Jokowi, Sodetan Ciliwung terhenti karena persoalan pembebasan lahan yang menurut Jokowi tidak dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta.