TRIBUNKALTIM.CO - Wings dan Djarum dikabarkan cabut dari Konsorsium Agung Sedayu Group di IKN Nusantara.
Namun, Djarum langsung menegaskan bahwa tak pernah terlibat dalam Konsorsium Aguan di IKN.
Diberitakan sebelumnya, dua konglomerasi besar Indonesia dikabarkan cabut dari Konsorsium Agung Sedayu Group (ASG) yang akan membangun proyek mixed use atau kawasan terpadu, mencakup pusat perbelanjaan, hotel, hingga perkantoran di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Hal ini terungkap, dalam media briefing Otorita IKN (OIKN) yang digelar dalam jaringan (daring) pada Jumat (29/12/2023), nama Wings dan Djarum Group tidak lagi tercantum dalam presentasi terkait daftar 10 perusahaan yang tergabung dalam Konsorsium ASG.
Baca juga: Besaran Dana APBN yang Dipakai IKN Nusantara hingga 2023, Jumlah Anggaran yang Disiapkan Tahun 2024
Baca juga: Dampak IKN Nusantara akan Majukan Tanah Bumbu, Ketua DPW PKB Kalsel Pilih Membelot dari Cak Imin
Baca juga: Tahun 2023, IKN Nusantara sudah Sedot APBN Rp 26,7 T, Banggar DPR Ingatkan Kurangnya Minat Swasta
Corporate Communication Manager PT Djarum Budi Darmawan menegaskan, Djarum sama sekali tidak terlibat sejak awal dalam Konsorsium Nusantara pimpinan Sugianto Kusuma atau akrab disapa Aguan.
Menurut Budi, bentuk keterlibatan perusahaan dalam proyek IKN adalah menjalankan program corporate social responsibility (CSR) berupa pembangunan botanical garden sebagai ruang publik non-profit di IKN.
"Djarum terlibat di IKN untuk mengembangkan dan membangun botanical garden. Tidak di investasinya. Ini adalah program CSR kami," tegas Budi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/1/2024).
Proyek botanical garden Djarum saat ini masih dalam tahap perancangan dengan target groundbreaking yang masih akan disesuaikan.
Adapun Konsorsium Nusantara yang sebelumnya juga disebut dengan Konsorsium ASG membangun kawasan terpadu di IKN senilai Rp 20 triliun.
Nama Djarum pada awalnya tercantum dalam materi 10 investor yang dipaparkan Otorita IKN (OIKN) dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, Senin (18/9/2023).
Ke-10 investor tersebut mencakup ASG milik Aguan, Salim Group milik Anthony Salim, Sinarmas milik Franky Wijaya, Pulauintan milik Pui Sudarto, dan Djarum milik Budi Hartono.
Kemudian Wings Group milik William Katuari, Adaro milik TP Rahmat/Boy Tohir, Barito Pacific milik Prajogo Pangestu, Mulia Group milik Eka Tjandranegara, dan Astra milik Jardine Cycle & Carriage Limited (50,11 persen) dan publik (49,89 persen).
Sementara itu, Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi OIKN Agung Wicaksono mengatakan, komposisi perusahaan dalam konsorsium adalah hal internal konsorsium.
"Keterlibatan dalam membangun di IKN bisa berubah-ubah sesuai kebutuhan apa yang dibangun. Pembagian peran seperti apa adalah kewenangan internal konsorsium. Project by project," ucap Agung.
Diberitakan sebelumnya, dua konglomerasi besar Indonesia dikabarkan cabut dari Konsorsium Agung Sedayu Group (ASG) yang akan membangun proyek mixed use atau kawasan terpadu, mencakup pusat perbelanjaan, hotel, hingga perkantoran di Ibu Kota Nusantara (IKN).