TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Sekretaris Daerah Kutai Kartanegara, Sunggono mengklaim, angka stunting di Kabupaten Kutai Kartanegara mengalami penurunan.
Berdasarkan catatan yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, kasus stunting pada tahun 2022 tembus di angka 17,46 persen.
Sementara pada tahun 2023 mengalami penurunan menjadi 16,39 persen.
Baca juga: Atlet Disabilitas Kukar Segera Terima Bantuan Sarpras Olahraga
Melihat grafik tersebut, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara pun optimis angka stunting bisa menurun di bawah 15 persen pada akhir 2024.
"Saya optimis tahun ini angka stunting atau gagal tumbuh fisik anak akibat kurang asupan gizi bisa di bawah 15 persen," kata Sunggono, Senin (1/4/2024).
Hal tersebut akan diwujudkan dengan memaksimalkan peran organisasi perangkat daerah (OPD).
Mengingat, selama ini masih ada OPD yang belum menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam hal menekan angka stunting.
“Ada beberapa arahan atau rekomendasi dari BPK, bahwa OPD harus bisa turunkan stunting,” ujarnya.
Baca juga: Jangan Terlewati! Pendaftaran Beasiswa Kukar Idaman Berakhir 7 April 2024
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara pun sudah menetapkan 48 lokus desa yang bakal disasar dalam penanganan stunting.
Ada cara dan indikator penetapan desa yang menjadi lokus tersebut.
“Penetapan lokus, ditangani oleh Dinas Kesehatan Kukar,” sebutnya.
Dalam hal pendataan, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara akan memakai data Desa Kelurahan Presisi dengan mencacah data yang lengkap, bukan hanya berdasarkan sampel di desa/kelurahan yang ditemukan kasus stunting.
“Pendataan di survey secara lengkap. Penurunan angka stunting mewujudkan masyarakat Kukar yang sejahtera dan bahagia,” pungkasnya. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya