TRIBUNKALTIM.CO - Sebenarnya untuk mendirikan start up di Indonesia bisa mendapatkan banyak peluang.
Pasalnya, sudah terdapat 1.000 lebih pelaku start up di Indonesia yang memiliki perkembangan sangat baik.
Dilansir dari berita terbaru hari ini di Indonesia, beberapa daerah bahkan sudah memiliki komunitasnya sendiri, seperti di Bandung ada Asosiasi Inkubator dan Bandung Digital Vallet.
Ada beberapa perusahaan besar juga melakukan pelatihan bisnis dan program inkubasi secara rutin.
Baca juga: Deretan Warisan Ashraf Sinclair untuk BCL, dari Bisnis Start Up, Gym, hingga Restoran Korea
Meskipun di Indonesia sudah banyak pelaku di bidang start up, namun masih belum bervariasi layaknya start up di Amerika Serikat. Karena para pelaku start up di Indonsia lebih condong ke menjalankan bisnis layanan marketplace, karakter game, dan penyedia informasi.
Untuk mendirikan start up memang tidak gampang, karena sudah banyak pemula yang gagal dan menyerah.
Oleh karena itu, di pembahasan kali ini, akan memberikan beberapa tips penting dalam mendirikan start up, berikut ulasannya.
1. Percaya Diri
Tips petama yang tentunya penting dalam mendirikan start up adalah percaya diri. Tentu sulit untuk menjalankan suatu bisnis, namun bukan berarti harus cepat menyerah ketika menjalankan start up mengalami kegagalan.
Oleh karena itu, jangan pernah kehilangan fokus di saat terjatuh. Selalu ingat, kegagalan bukan berarti sudah benar-benar gagal. Kegagalan merupakan kesuksesan yang tertunda.
2. Membentuk Tim yang Solid dan Selalu Konsisten
Start up wajib didirikan dan dijalankan dengan suatu tim yang sangat solid. Tanpa adanya tim yang solid, sebuah start up akan sulit berkembang bahkan dapat menimbulkan kegagalan.
Dalam membentuk tim yang solid juga harus memiliki visi dan misi yang sama. Selain itu, selalu menerapkan komitmen jika usaha yang sedang dijalankan merupakan usaha yang berkelanjutan. Dengan adanya tim yang solid juga dapat mempengaruhi citra dihadapan setiap shareholder dan para investor.
Baca juga: GoTo dan Ruangguru Lakukan PHK, Rocky Gerung: Start Up Kebanggaan Presiden Jokowi Mulai Rontok
3. Mengandalkan Digital Marketing
Digital marketing dan start up seperti dua hal yang sulit dipisahkan. Beberapa start up yang gagal dikarenakan terlalu fokus pada manfaat teknologi digital namun tidak memanfaatkannya sebagai pemasaran.
Maka dari itu, cobalah untuk mengandalkan sosial media dan jga Google Ads, SEO. Namun perlu daftarkan diri di mesin pencarian agar bisa merespon setiap masukan, membangun brand sesuai dengan karakter bisnis start up, dan juga untuk membangun citra.
4. Membuat Roadmap Usaha
Untuk yang belum tahu, roadmap merupakan arahan untuk menjalan sesuatu hal untuk bisa mencapai tujuannya dengan baik. Tidak sedikit para pelaku start up mengalami kegagalan karena lupa dengan hal-hal yang dianggap remeh seperti master timeline dan roadmap.
Dua hal tersebut akan sangat berguna untuk bisa menganalisis pertanyaan-pertanyaan, siret, ide, dan memantau jalannya usaha.
5. Selalu Mendengarkan Masukkan
Untuk mendirikan start up tidak hanya mengandalkan pengetahuan pribadi dan partner saja. Namun memerlukan mentor agar bisa lebih mengenal ekosistem dan juga bagaimana cara kerja pada bidang ini.
Banyak juga pelaku start up yang gagal karena kerap kali mengabaikan setiap masukan dan selalu keras kepala dengan idealisme yang dibangun. Sebab idealisme yang dimiliki belum tentu sesuai dengan pasar dan ekosistem bisnis yang sedang dijalankan.
Baca juga: Daftar Start Up di Jagat Nusantara, Metaverse IKN yang Dirilis Presiden Jokowi di Hari Sumpah Pemuda
6. Mencari Investor yang bisa Menguntungkan
Cara untuk mencari investor adalah dengan menyesuaikan model bisnis, visi, dan produk. Pasalnya, jika memiliki perbedaan dalam suatu visi dengan investor, maka tidak akan berkembang dan menguntungkan, meskipun investor tersebut cukup besar.
Hal yang harus diingat adalah tidak sedikit investor yang hanya memanfaatkan suatu nilai dan bisa merugikan.
7. Jangan Berpuas Diri
Hal penting dalam mendirikan start up yang terakhir adalah selalu berfikir kritis dan inovatif. Selalu berfikir untuk bisa membuat pasar baru.
Selain itu, jangan juga untuk berpuas diri dengan hasil yang sudah didapatkan. Coba untuk terus mencari sela kosong di pasaran yang sudah ada. Untuk mendirikan start up, cobalah untuk terus bertanya dan memberi jawaban baru di setiap pemasalahan.(*)