TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mulai diterapkan di Kota Balikpapan masih belum merata, namun Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan menegaskan komitmennya untuk terus mendukung program ini agar manfaatnya dapat dirasakan lebih luas oleh masyarakat.
Wakil Ketua DPRD Balikpapan, Muhammad Taqwa, menuturkan bahwa program MBG merupakan salah satu program prioritas Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia, termasuk di Kota Balikpapan yang sudah mulai mengimplementasikannya.
Baca juga: Usai Retreat Walikota Rahmad Mas’ud Tegaskan Komitmen Perkuat Infrastruktur di Balikpapan
“Di Balikpapan, program ini sudah mulai berjalan dan saat ini telah dilayani oleh dua titik dapur atau penyedia katering,” ujar Taqwa pada Sabtu (1/3).
Taqwa menegaskan bahwa DPRD Kota Balikpapan akan terus mengawal pelaksanaan MBG agar berjalan lancar dan tepat sasaran.
Ia menilai program ini memiliki potensi besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama anak-anak yang membutuhkan asupan gizi seimbang.
“Kami berkomitmen untuk memastikan program ini berjalan lancar dan menjangkau seluruh siswa yang berhak menerima manfaatnya,” katanya.
Saat ini, pembiayaan MBG masih sepenuhnya ditanggung oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
Namun, DPRD Kota Balikpapan membuka peluang bagi pemerintah daerah untuk turut berkontribusi dalam pendanaan.
“Saat ini, harga satuan makanan dalam program ini bervariasi tergantung jenjang pendidikan, yakni berkisar antara Rp10.000 hingga Rp14.000 per porsi,” jelas Taqwa.
Mekanisme pembiayaan di tingkat daerah masih dalam tahap perumusan. Namun, DPRD telah mengalokasikan anggaran dengan melakukan efisiensi di beberapa sektor, termasuk pengurangan perjalanan dinas hingga 50 persen.
“Kami masih menunggu petunjuk teknis terkait pendanaan dari daerah. Tetapi yang jelas, kami siap mendukung penuh agar program ini bisa berjalan dengan baik,” tegasnya.
Selain manfaat kesehatan, program MBG juga dinilai memiliki dampak ekonomi yang besar.
Program ini membuka peluang kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal, terutama bagi usaha kecil dan tenaga kerja di sektor pangan.
“Program ini bukan hanya soal makanan bergizi, tetapi juga membangun ekosistem ekonomi baru yang melibatkan banyak pihak, dari tenaga kerja hingga pelaku usaha lokal,” ungkap Taqwa.
Berdasarkan simulasi yang dilakukan, satu dapur MBG dapat melayani hingga 3.200 siswa dan mampu menyerap 40-50 tenaga kerja. Jika program ini berkembang dengan optimal di Balikpapan, diperkirakan akan dibutuhkan sekitar 60-70 dapur yang beroperasi.
“Jika setiap dapur bisa menyerap puluhan tenaga kerja, maka total lapangan kerja yang tercipta bisa mencapai ribuan orang di Balikpapan,” tambahnya.
DPRD Balikpapan memastikan bahwa program MBG akan menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk anak-anak di PAUD, SD, SMP, SMA, serta kelompok rentan seperti bayi, ibu hamil, dan ibu menyusui.
“Kami akan terus mengawal agar program ini dapat diimplementasikan secara maksimal sehingga manfaatnya bisa dirasakan secara merata oleh seluruh masyarakat,” ujarnya.
Meskipun masih menunggu petunjuk teknis terkait pembiayaan dari daerah, DPRD Balikpapan menegaskan kesiapannya untuk terus mendukung program ini agar berjalan dengan optimal.
“Kami berharap MBG bisa segera menjangkau lebih banyak sekolah dan kelompok penerima manfaat, sehingga dampaknya lebih luas bagi masyarakat Balikpapan,” pungkasnya.(*)