Berita Nasional Terkini

Bupati Pati Sudewo dan Rekam Jejak Kasus yang Tak Kunjung Lenyap: Minta Maaf, Tapi Tetap Didemo

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TOLAK KENAIKKAN PBB - Bupati Pati, Sudewo. Ya, Bupati Sudewo kembali jadi sorotan usai berencana menaikkan PBB 250%. Namun di balik kebijakan itu, publik kini menagih kejelasan kasus suap proyek kereta api.(TribunJateng.com/Mazka Hauzan Naufal)

Meski demikian, warga tetap melanjutkan rencana demonstrasi. Bahkan, donasi logistik terus mengalir ke posko gerakan "Aliansi Masyarakat Pati Bersatu" di depan Kantor Bupati. Aksi ini tetap berlangsung meskipun Sudewo berjanji mengkaji ulang kebijakan tersebut.

3. Trio Macan, Hiburan Vulgar & Teguran Pemerintah

Tak berhenti di urusan pajak, Sudewo juga menuai kecaman publik usai mengundang Trio Macan tampil di pendopo bupati. Aksinya dianggap tak etis, terlebih karena dilakukan dalam kapasitas sebagai pejabat negara. Teguran langsung pun datang dari Wakil Mendagri Bima Arya.

 4. Seruan Publik: Layakkah Sudewo Memimpin?

Menurut Koordinator JCW, Kahar Muamalsyah, publik punya hak untuk tahu posisi hukum Sudewo dalam kasus suap yang belum pernah diluruskan.

“Kalau memang tak bersalah, KPK harus menjelaskan. Jangan gantung.”
Di sisi lain, massa aksi 13 Agustus tak hanya menuntut pembatalan kebijakan pajak, tapi juga melengserkan Sudewo dari jabatan bupati.

“Kami bukan politisi. Kami warga yang resah karena pemimpinnya tidak berpihak,” kata Supriyono, koordinator aksi.

Baca juga: Alasan Bupati Pati Tetap Naikkan PBB 250 Persen, Sudewo sebut tak Gentar Didemo 50.000 Warga

Rangkuman Kontroversi Sudewo:

2018–2022: Diduga terlibat suap proyek Kemenhub, Rp3 miliar disita

2023: Diperiksa KPK sebagai saksi

2024: Tetap ikut Pilkada meski belum ada kejelasan status

Juni 2025: Undang Trio Macan ke Pendopo, viral dan ditegur

Agustus 2025: Naikkan PBB hingga 250 persen, menantang 50 ribu demonstran

Klarifikasi & minta maaf, tapi warga tetap turun aksi

Warga Tak Gubris Permintaan Maaf Sudewo

Halaman
1234

Berita Terkini