Berita Viral

Viral, Juladi Diusir Warga Bendan Ngisor Semarang Gara-Gara Anjing hingga Sampah, Dicap Problematik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

WARGA USIR JULADI - (kanan) Juladi Boga Siagian (pakai topi) menunjukkan pagar seng yang telah memutuskan akses rumahnya dengan jalan utama di Jalan Lamongan Selatan 2, Bendan Ngisor, Gajahmungkur, Kota Semarang, Kota Semarang, Senin (4/8/2025). (Kiri) Penampakan spanduk penolakan yang terpasang di Jalan Lamongan Selatan 2, RT 7 RW 1 Bendan Ngisor, Gajahmungkur,Senin (4/8/2025). Spanduk itu menarasikan penolakan atas warga bernama Juladi Boga Siagian untuk tinggal di lingkungan tersebut. (Tribun Jateng/ Iwan Arifianto)

TRIBUNKALTIM.CO - Juladi, diusir warga Kelurahan Bendan Ngisr, Gajahmungkur, Semarang, Jawa Tengah gara-gara ulahnya yang bikin resah, dicap sebagai personal yang problematik.

Sebelumnya, anaknya yang masih bersekolah SD viral terpaksa berangkat lewat sungai karena kasus sengketa lahan.

Lahan yang ditutup tersebut merupakan milik Sri Rejeki.

Pemilik lahan terpaksa menutup akses tersebut karena orang tua si bocah dianggap mengganggu warga sekitar.

Baca juga: Viral Mertua Marahi Menantunya yang Kesakitan saat Melahirkan, Kau Kira Kau Saja yang Capek!

Juladi rupanya disebut-sebut personal yang problematik di lingkungan tersebut.

Meski telah menetap lama sejak tahun 2011, menurut penuturan warga, Juladi sering membuat masalah.

Penolakan Warga Lewat Spanduk

Penolakan warga terhadap Juladi disampaikan secara terbuka melalui spanduk yang terpasang di dekat tempat tinggalnya.

Spanduk tersebut bertuliskan:

“Warga RT 07/RW 01 Kelurahan Bendan Ngisor menolak warga atas nama Juladi Boga Siagian. Warga menghimbau untuk yang bersangkutan segera pindah dari RT 07/RW 01 Kelurahan Bendan Ngisor.”

Ketua RT 07, Sugito, membenarkan bahwa spanduk tersebut merupakan hasil kesepakatan warga.

Ia menyebut warga terganggu oleh keberadaan anjing peliharaan Juladi yang sering berkeliaran, serta masalah sampah.

“Termasuk sampah,” ujarnya.

Seorang tetangga yang enggan disebutkan namanya juga menyebut Juladi tidak pernah berbaur dengan warga sekitar.

Respons Juladi

Juladi membantah tudingan tersebut. Ia mengatakan bahwa anjing peliharaannya selalu dia pantau dan masukkan kembali ke dalam rumah setelah beraktivitas di luar.

“Jadi anjing itu kami masukkan kok sampai ada pintu. Jadi keluar itu kami pantau setelah itu baru kami masukkan,” katanya.

Baca juga: Kronologi Joel Tanos Cucu 9 Naga Sulut Tewas Ditikam Residivis, Keluarga Pilih tak Tuntut Pembunuh

Mediasi dan Dua Opsi Solusi

Mediasi telah dilakukan pada Jumat (1/8/2025) di Kelurahan Bendan Ngisor, dihadiri oleh kedua pihak yang bersengketa, termasuk pemilik lahan Sri Rejeki dan Juladi, serta kuasa hukum masing-masing.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bambang Pramusinto, menyebutkan dua opsi hasil mediasi:

- Opsi pertama: Akses dibuka kembali dengan catatan anjing peliharaan tidak boleh dilepas liar.

- Opsi kedua: Keluarga Ju;adi diminta pindah sementara waktu sambil menunggu putusan pengadilan.

Pemilik lahan diberi waktu tiga hari untuk memutuskan.

Pada Senin (4/8/2025), kuasa hukum Sri Rejeki, Roberto Sinaga, menyatakan bahwa pihaknya memilih opsi kedua: tidak membuka akses dan meminta keluarga Juladi pindah.

“Beberapa warga melapor bahwa situasi di sana sudah tidak kondusif. CCTV juga sempat dirusak,” ujar Roberto.

Daftar Ulah Juladi yang Dikeluhkan Warga

Berikut beberapa catatan keluhan warga terhadap Juladi Boga Siagian:

- Membiarkan anjing peliharaan berkeliaran liar

- Tidak menjaga kebersihan lingkungan, termasuk masalah sampah

- Tidak pernah ikut kegiatan warga seperti kerja bakti, melayat, atau sosialisasi

- Mencabut portal Covid-19 tanpa izin warga

- Tidak berbaur dengan warga sekitar 

- Diduga melakukan ancaman fisik terhadap warga lain

- Merusak fasilitas umum seperti CCTV

- Menimbulkan ketidaknyamanan bagi penghuni kos sekitar

Kondisi Rumah dan Akses yang Ditutup

Rumah Juladi berada di tepi aliran sungai. Akses utama yang biasa dilalui kini ditutup dengan pagar seng.

 Jalan alternatif satu-satunya adalah menyusuri sungai yang licin dan berbahaya.

“Satu-satunya jalan untuk saya keluar rumah sekarang hanya lewat sungai. Anak saya juga harus lewat situ kalau mau sekolah,” tutur Juladi.

Saat ditemui, Juladi masih menjalankan rutinitasnya sebagai pemulung, memilah barang bekas di rumahnya yang sempit dan terisolasi.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Mediasi Gagal, Juladi Kini Diminta Warga Pergi dari Wilayah Sri Rejeki karena Anjing

Berita Terkini