TRIBUNKALTIM.CO - Perombakan besar-besaran di kursi direksi dan komisaris PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, Bobby Rasyidin, mantan bos Defend ID ditunjuk menjadi Direktur Utama KAI menggantikan Didiek Hartantyo.
Kementerian BUMN dan Danantara merombak jajaran Direksi dan Komisaris KAI, dalam Surat Keputusan SK-223/MBU/08/2025 dan SK 038/DI-DAM/DO/2025, diputuskan pemberhentian, perubahan nomenklatur jabatan, pengalihan tugas, dan pengangkatan anggota-anggota direksi perseroan PT KAI.
Dalam restrukturisasi di PT KAI ini beberapa wajah baru resmi bergabung, sementara sejumlah pejabat lama dilepas dengan penghormatan.
PT KAI adalah BUMN yang bergerak di bidang transportasi perkeretaapian yang melayani kereta api penumpang dan barang.
Baca juga: Trending X Aplikasi KAI Access Error Hari Ini, Pelanggan Kesulitan Login, Penjelasan dari PT KAI
Posisi Direktur Utama KAI kini dijabat oleh Bobby Rasyidin.
Ia menggantikan Didiek Hartantyo yang memimpin perusahaan operator kereta api itu sejak 2020.
Profil Bobby Rasyidin
Bobby Rasyidin sebenarnya bukan wajah baru di perusahaan BUMN.
Sebelum ditunjuk jadi Dirut KAI, ia sebelumnya menjabat Dirut PT Len Industri (Persero) periode 2021-2025.
Di bawah kepemimpinannya, Len mengkonsolidasikan peran strategisnya sebagai tulang punggung industri pertahanan nasional melalui Defend ID.
LEN merupakan BUMN yang kini berstatus sebagai holding industri pertahanan milik negara atau Defend ID yang membawahi PT Dahana, PT Dirgantara, PT Pindad, dan PT PAL.
Dikutip dari laman resmi LEN Indonesia, Bobby Rasyidin adalah jebolan Teknik Telekomunikasi ITB pada tahun 1996.
Namanya tercatat pernah menjabat Direktur Utama PT Alcatel Lucent Indonesia pada 2012-2015, anak usaha Alcatel Lucent, perusahaan produsen peralatan telekomunikasi global yang berkantor pusat di Boulogne-Billancourt, Prancis.
Alcatel Lucent ini merupakan hasil patungan antara Alcatel asal Prancis dan Lucent asal Amerika Serikat.
Bobby Rasyidin mulai masuk ke BUMN saat menjabat sebagai Komisaris Utama PT Len Telekomunikasi Indonesia 2016 hingga 2019.
Jabatan lainnya di perusahaan pelat merah yakni Komisaris Independen PT GMF Aero Asia Tbk, anak perusahaan Garuda Indonesia, sejak Juni 2020.