Berita Bulungan Terkini

Mengenal Tradisi Sakral yang Membelah Sungai Kayan Sambut HUT ke 65 Bulungan

Tradisi Biduk Bebandung kembali hadir sebagai bagian tak terpisahkan dari peringatan Hari Ulang Tahun.

Editor: Budi Susilo
Dok TribunKaltim.co
BIDUK BEBANDUNG BULUNGAN - Perahu Biduk Bebandung, salah satu prosesi sakral adat Kesultanan Bulungan saat puncak perayaan hari Bulungan yang jatuh 12 Oktober 2014 lalu. Menjelang usianya yang ke-65 tahun, Pemkab Bulungan tetap melestarikan ritual budaya ini sebagai penghormatan terhadap warisan Kesultanan Bulungan. 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR – Tradisi Biduk Bebandung kembali hadir sebagai bagian tak terpisahkan dari peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Bulungan

Menjelang usianya yang ke-65 tahun, Pemkab Bulungan tetap melestarikan ritual budaya ini sebagai penghormatan terhadap warisan Kesultanan Bulungan.

Dalam prosesi yang berlangsung pada Jumat 10 Oktober 2025, sebuah kapal tradisional berhias kain berwarna kuning, merah, dan hijau tampak anggun membelah Sungai Kayan

Kapal tersebut membawa rombongan Pemerintah Daerah, tokoh adat, dan masyarakat dari Pelabuhan VIP Tanjung Selor menuju Tanjung Palas.

Baca juga: Truk Terperosok, Akses Jalan Poros Berau-Bulungan Macet Panjang, Logistik dari Kaltim Tertahan

Tujuan pelayaran ini adalah ziarah ke kompleks Masjid Besar Sultan Maulana Kasimuddin, sekaligus mendoakan para pemimpin dan Sultan Bulungan terdahulu.

Tak hanya indah secara visual, kapal Biduk Bebandung juga menyajikan nuansa budaya yang kuat. 

Dilengkapi dengan alat musik tradisional seperti gong dan gamelan, prosesi ini diiringi alunan musik khas daerah yang menambah khidmat suasana.

Di atas kapal, para penari Jugit Demaring tampil anggun mengikuti irama, menjadi simbol penghormatan dan sukacita atas perayaan hari jadi Kabupaten Bulungan ke-65 dan HUT Tanjung Selor ke-235.

Pembuka Rangkaian Birau Bulungan

Tradisi pelayaran Biduk Bebandung menandai pembukaan resmi rangkaian kegiatan Birau Bulungan, sebuah perayaan besar yang telah berlangsung sejak masa Kesultanan. Bupati Bulungan, Syarwani, menegaskan pentingnya pelestarian tradisi ini.

“Ini menjadi tradisi yang senantiasa dilaksanakan setiap tahun dalam rangkaian perayaan hari jadi Kabupaten Bulungan dan Tanjung Selor,” ujarnya.

Ia menjelaskan, Biduk Bebandung atau “perahu kembar” adalah tradisi kesultanan yang dahulu digunakan untuk menyambut tamu kehormatan.

Kini, ritual tersebut menjadi simbol penghormatan terhadap sejarah dan jati diri masyarakat Bulungan.

Usai prosesi pelayaran dan ziarah, peringatan HUT Bulungan masih akan berlanjut dengan berbagai kegiatan menarik.

Baca juga: Update Jalan Trans Berau–Bulungan Sudah Dapat Dilalui Pasca Alami Penurunan Badan Jalan

“Insya Allah, besok (Sabtu, 11 Oktober) kita masih melanjutkan beberapa event dalam rangkaian HUT Bulungan,” tambah Bupati.

Sumber: Tribun kaltara
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved