Amalan dan Doa

Malam Rabu Wekasan 2025 Jatuh Pada Tanggal Berapa? Ini Bacaan Doanya Lengkap Arti

Malam Rabu Wekasan 2025 jatuh pada malam hari Selasa, 19 Agustus 2025, dan bertepatan dengan hari Rabu, 20 Agustus 2025.

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
TRIBUNKALTIM.CO/NISA ZAKIYAH VIA CANVA
RABU WEKASAN 2025 - Desain tulisan Rabu Wekasan 2025 yang diolah dengan aplikasi visual Canva, Selasa (19/8/2025). Malam Rabu Wekasan 2025 jatuh pada malam hari Selasa, 19 Agustus 2025, dan bertepatan dengan hari Rabu, 20 Agustus 2025. (TribunKaltim.co/Nisa Zakiyah via Canva) 

TRIBUNKALTIM.CO - Malam Rabu Wekasan merupakan tradisi yang diyakini oleh sebagian masyarakat Jawa sebagai waktu yang penuh makna untuk memanjatkan doa tolak bala atau permohonan agar terhindar dari musibah.

Tradisi ini secara khusus dilakukan pada hari Rabu terakhir di bulan Safar, bulan kedua dalam kalender Hijriah.

Dalam kalender Hijriah yang dirilis oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI, 1 Safar 1447 H yang bertepatan dengan Sabtu, 26 Juli 2025. 

Dengan demikian, malam Rabu Wekasan 2025 jatuh pada malam hari Selasa, 19 Agustus 2025, dan bertepatan dengan hari Rabu, 20 Agustus 2025.

Baca juga: Rabu Wekasan 2025 Jatuh Pada Tanggal Berapa? Lengkap 3 Amalan yang Dapat Dikerjakan

Momen ini menjadi waktu yang dinantikan untuk melakukan amalan-amalan khusus.

Dalam tradisi Rabu Wekasan di Wonokromo memiliki beberapa versi cerita yang saling terkait.

Secara umum, kisahnya berpusat pada tokoh Kyai Faqih Usman (dikenal juga sebagai Kyai Welit atau Kyai Sidik).

Dikutip dari budaya.jogjaprov.go.id, kisah yang paling populer menyebutkan bahwa pada abad ke-17 dan ke-18, terjadi wabah penyakit (pagebluk) yang melanda Wonokromo dan sekitarnya.

Kyai Faqih Usman, seorang ulama dengan kemampuan pengobatan spiritual, berhasil menyembuhkan banyak orang dengan metode suwuk (doa yang dibacakan pada air).

Ketenaran Kyai Faqih sampai ke telinga Sri Sultan Hamengkubuwono I (versi lain menyebut Sultan Agung).

Karena banyaknya pasien yang datang, Kyai Faqih akhirnya menyuwuk air di pertempuran Kali Opak dan Kali Gajahwong.

Masyarakat yang mandi atau mengambil air di tempat itu diyakini bisa sembuh dan mendapat berkah.

Pertemuan antara Sultan dan Kyai Faqih konon terjadi di hari Rabu terakhir bulan Safar, menjadikannya tanggal istimewa untuk perayaan.

Namun seiring waktu, prosesi upacara Rabu Wekasan di Wonokromo mengalami banyak perubahan.

Dahulu, upacara dipusatkan di sekitar pertempuran sungai dan masjid, diiringi pasar malam.

Puncaknya adalah ritual mandi atau mencuci muka di pertempuran sungai untuk mendapatkan berkah.

Sejak tahun 1990, acara dipindahkan ke Lapangan Balai Desa Wonokromo untuk menghindari gangguan ibadah di masjid.

Acara dikelola secara resmi oleh pemerintah desa dengan pembiayaan dari sewa stan pasar malam dan sumbangan.

Puncak acara kini adalah kirab lemper raksasa, tiruan lemper setinggi 2,5 meter yang diarak dari masjid menuju balai desa. Lemper ini kemudian dipotong dan dibagikan kepada pengunjung.

Selain itu, ada pula pengajian akbar yang menjadi inti acara keagamaan.

Perubahan ini mencerminkan adaptasi tradisi lokal agar tetap relevan dan terorganisir.

Dengan adanya kirab lemper dan pengajian, tradisi Rabu Wekasan terus dilestarikan sebagai warisan budaya yang penuh makna.

Amalan Rabu Wekasan 2025

Berikut ini beberapa amalan yang dapat dilakukan, diantaranya sebagai berikut:

1. Memperbanyak Salat Sunah

Dalam kitab Al-Risalah Al-Badi'ah, saat Rabu Wekasan dianjurkan untuk salat 4 rakaat dengan niat salat mutlak:

Tiap rakaatnya membaca:

  • Surat Al-Fatihah 1x
  • Surat Al-Kautsar 17x
  • Surat Al-Ikhlas 5x
  • Surat Al-Falaq 1x
  • Surat An-Naas 1x

2. Memperbanyak Doa

Untuk menyambut malam Rabu Wekasan, banyak masyarakat yang mengamalkan doa tolak bala.

Doa ini biasanya dipanjatkan dengan harapan agar seluruh keburukan yang mungkin terjadi dapat dihindari atas izin Allah SWT.

Berikut adalah bacaan doa tolak bala yang populer diamalkan saat Rabu Wekasan:

Allāhumma yā syadīdal quwā, wa yā syadīdal mihāl, yā ‘azīzu, yā man dzallat li‘izzatika jamī‘u khalqika, ikfinī syarra jamī‘i khalqika, yā muhsinu, yā mujmilu, yā mun‘imu, yā mutafadhdhalu, yā man lā ilāha illā anta, irhamnī birohmatikal wāsi‘ah allatī wasi‘at kulla syay’in, walā hawla walā quwwata illā billāhil ‘aliyyil ‘adhīm.

"Ya Allah, Dzat Yang memiliki kekuatan dan Dzat Yang memiliki kekuasaan yang hebat. Wahai Dzat Yang Maha Perkasa, Yang karena keperkasaan-Mu semua makhluk tunduk. 
Lindungilah aku dari kejahatan seluruh makhluk-Mu. Wahai Dzat Yang Maha Pemberi Kebaikan, Dzat Yang Maha Indah, Dzat Yang Maha Pemberi Nikmat, Dzat Yang Maha Pemberi Karunia, Dzat Yang tiada tuhan selain Engkau. 
Kasihanilah aku dengan rahmat-Mu yang luas yang meliputi segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung."

3. Memperbanyak istighfar

Selain doa di atas, memperbanyak istigfar, sedekah, dan membaca Al-Qur'an juga dianjurkan sebagai bentuk ikhtiar spiritual untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT.

Istighfar adalah memohon ampun kepada Allah SWT atas segala dosa dan kesalahan yang telah dilakukan.

Istighfar sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh setiap Muslim, baik itu besar maupun kecil, baik itu disengaja maupun tidak disengaja.

Dalam Al-Qur’an firman Allah SWT dalam surat Hud [11] ayat 90 disebutkan sebagai berikut: 

Artinya: Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Mencintai.

Demikian informasi terkait Rabu Wekasan yang dapat dibagikan. Semoga bermanfaat! (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved