Berita Nasional Terkini
Whoosh Rugi Triliunan, DPR RI Tanya soal Utang Kereta Cepat, Direktur Utama KAI: Ini Bom Waktu
Whoosh tekor triliunan Rupiah, anggota DPR RI ramai-ramai tanya soal utang kereta cepat, Bos KAI: Ini bom waktu.
TRIBUNKALTIM.CO - Sudah dua tahun beroperasi, Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh masih terus membebani keuangan empat BUMN yang terlibat di dalamnya.
Whoosh bukan hanya belum mendatangkan laba, tetapi justru rugi hingga triliunan rupiah.
Proyek kereta cepat ini dibangun pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kereta cepat Whoosh mulai beroperasi secara komersial pada 17 Oktober 2023.
Proyek ini diresmikan oleh Jokowi pada 2 Oktober 2023.
Anggota DPR RI pun ramai-ramai mempertanyakan soal utang dan kerugian kereta cepat Whoosh yang harus ditanggung empat BUMN pemilik saham.
Empat BUMN tersebut adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA menggenggam saham 33,36 persen, PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 7,08 persen, dan PTPN VIII 1,03 persen, dan PT KAI sebagai pemimpin konsorsium, memegang saham terbesar 58,53 persen.
Sebagai perusahaan yang mendapat penugasan di KCJB, PT Kereta Api Indonesia (KAI) harus menanggung kerugian paling besar.
Baca juga: Whoosh Masih Jadi Beban Negara, Pemerintah Lebih Hati-hati Garap Proyek Kereta Cepat Rute Surabaya
Bahkan, empat BUMN yang tergabung dalam konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) harus menanggung konsekuensi dari utang besar serta tingginya beban bunga yang harus dibayarkan kepada pihak kreditur asal China.
Sebagian besar pembiayaan proyek ini bersumber dari pinjaman China Development Bank (CDB).
Sementara sisanya ditopang oleh APBN, serta penyertaan modal gabungan antara BUMN Indonesia dan perusahaan asal China yang terlibat dalam pembangunan.

Whoosh bebani keuangan KAI
Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin menyampaikan bahwa pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anggara Nusantara (BPI Danantara) terkait utang proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung.
Pernyataan tersebut disampaikan Bobby sebagai tanggapan atas desakan anggota Komisi VI DPR RI yang meminta penjelasan terkait beban utang yang ditanggung PT KCIC.
“Kami akan koordinasi dengan Danantara untuk masalah KCIC ini, terutama kami dalami juga. Ini bom waktu,” ujar Bobby dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/8/2025).
Dalam Laporan Keuangan PT Kereta Api Indonesia (Persero) per 30 Juni 2025 (unaudited) yang dipublikasikan di situs resminya, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia atau PT PSBI sebagai entitas anak usaha KAI, mencatatkan kerugian hingga Rp 4,195 triliun pada 2024.
Baca juga: Whoosh Rugi Rp1,62 Triliun di 2025, Empat BUMN Ikut Tanggung Renteng Kerugian Kereta Cepat
Kerugian terus berlanjut di tahun ini. Sepanjang semester I-2025, PT PSBI juga merugi sebesar Rp 1,625 triliun.
PT PSBI merupakan pemegang saham mayoritas di PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Kerugian yang diderita KCIC, termasuk pembayaran utang, harus ditanggung PT PSBI sebagai pemegang saham.
Imbasnya, keuangan 4 BUMN Indonesia yang jadi pemegang saham PT PSBI, ikut menanggung beban kerugian triliunan tersebut.
PT PSBI adalah perusahaan patungan empat BUMN Indonesia yang terlibat dalam proyek Kereta Cepat Whoosh.
PT KAI sebagai pemimpin konsorsium, memegang saham terbanyak 58,53 persen di PT PSBI setelah mendapat penugasan pemerintah.
Pemegang saham lainnya PT PSBI adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA menggenggam saham 33,36 persen, PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 7,08 persen, dan PTPN VIII sebesar 1,03 persen.
Sementara dari pihak China, bergabung lima perusahaan dalam konsorsium China Railway meliputi China Railway International Company Limited, China Railway Group Limited, Sinohydro Corporation Limited, CRRC Corporation Limited, serta China Railway Signal and Communication Corp. Dua konsorsium dari masing-masing negara, China Railway dan PT PSBI, kemudian membentuk PT KCIC.
PT PSBI sebagai perwakilan pihak Indonesia memegang 60 persen saham KCIC, sedangkan 40 persen sisanya dikuasai konsorsium China.
Dicecar DPR
Ketua Komisi VI DPR RI Anggia Emarini menyatakan bahwa seharusnya kinerja KAI tergolong moncer.
Namun, sayangnya utang kereta cepat Whoosh belum terselesaikan.
“Kereta Api sebenarnya tinggi, bisa laba, tapi karena punya Whoosh jadinya defisit,” ujarnya.
Hal tersebut juga diamini oleh anggota Komisi VI lainnya, Darmadi Durianto.
Menurutnya, dalam kurun waktu 2 tahun,cukup besar. Apalagi KAI turut menanggung beban proyek kereta cepat.
“Itu kalau dihitung 2025, itu bisa beban keuangan dan dari kerugian KCIC bisa capai Rp 4 triliun lebih. Dari beban KCIC sendiri sudah Rp 950 miliar, dikalikan dua sudah Rp 4 triliun lebih,” katanya.
Baca juga: Tunjukkan Foto Kereta Cepat Whoosh, Puan Maharani: Kepentingan Sesaat Berisiko Jadi Beban Negara
Darmadi memproyeksikan jika utang KAI tak juga dilunasi, di tahun 2026 utang KAI bisa mencapai Rp 6 triliun.
Sementara itu, anggota Komisi VI lainnya, Rieke Diah Pitaloka, mengungkapkan bahwa investasi KAI ke PT PSBI 2025 sejak awal tahun telah menyuntikkan modal Rp 7,7 triliun untuk KCIC.
Anggota dewan yang akrab disapa Oneng ini juga mencatat, kerugian terbesar diderita PT PSBI pada tahun lalu saat perusahaan mencatat rugi lebih dari Rp 4 triliun.
Kerugian ini kemudian diatribusikan ke empat BUMN yang menjadi pemegang saham PT PSBI.
“Termasuk dalam proyek strategis nasional, menghabiskan investasi sebesar 7,2 miliar dollar AS atau setara Rp 116 triliun. Kerugian semester I-2025, mohon saling cek pada datanya, mencatat kerugian Rp 1,65 triliun dari investasi di PSBI. KAI kerugiannya sebesar itu, kemudian selama tahun 2024 kerugian sebesar Rp 4,195 triliun," jelasnya.
Fakta Utama tentang Kereta Cepat Whoosh
- Dikerjakan sejak 2016, proyek KCJB mengalami pembengkakan biaya atau cost overrun sebesar 1,2 miliar dolar AS, setara sekitar Rp 18,02 triliun.
- Hasil audit bersama yang disepakati kedua negara mencatat, total biaya pembangunan KCJB kini membengkak menjadi 7,27 miliar dolar AS, atau sekitar Rp 108,14 triliun.
- Whoosh merupakan singkatan dari Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat
- Rute: Jakarta (Stasiun Halim) ↔ Bandung (Stasiun Padalarang & Tegalluar)
- Kecepatan: Hingga 350 km/jam.
- Waktu tempuh: Sekitar 45 menit
- Kereta cepat Whoosh menempuh jarak sekitar 142,3 kilometer antara Jakarta dan Bandung
Kelas layanan:
Ekonomi Premium: mulai dari Rp150.000–Rp200.000
Bisnis: sekitar Rp450.000
First Class: sekitar Rp600.000 (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dan Kompas.com
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.