Reshuffle Kabinet
Respons Mahfud MD Jika Dirinya Dipanggil jadi Menko Polkam Era Prabowo
Presiden Prabowo Subianto melakukan reshuffle Kabinet Merah Putih pada Senin (8/9/2025). Ada 5 menteri dan 1 wakil menteri yang dicopot
TRIBUNKALTIM.CO - Presiden Prabowo Subianto melakukan reshuffle Kabinet Merah Putih pada Senin (8/9/2025).
Ada 5 menteri dan 1 wakil menteri yang dicopot dalam perombakan kabinet Merah Putih.
Termasuk, Budi Gunawan, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam).
Namun, hingga kini, jabatan Menko Polkam belum memiliki pengganti definitif, dan sementara diisi oleh Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin sebagai Menko Polkam ad interim.
Baca juga: Peluang Mahfud MD dan Yusril Gantikan Budi Gunawan jadi Menko Polkam
Di tengah kekosongan ini, nama Mahfud MD kembali mencuat sebagai salah satu kandidat kuat untuk mengisi posisi strategis tersebut.
Diketahui, Mahfud MD sebelumnya pernah menjabat sebagai Menko Polhukam di era pemerintahan Presiden Joko Widodo, dan dikenal memiliki rekam jejak panjang di bidang hukum, politik, dan pemerintahan.
Menanggapi spekulasi tersebut, Mahfud MD memberikan pernyataan dalam podcast YouTube CURHAT Bang bersama Denny Sumargo.
Mulanya, Denny Sumargo bertanya apakah Mahfud MD akan menerima jika ada tawaran menjadi Menko Polkam era Prabowo.
"Siapa tahu Bapak dipanggil lagi kan mumpung lagi kosong ini ya, Menko Polkam lagi kosong guys kalau ditawarin balik.
"Eh, sudah ada belum, Pak? Siapa tahu mungkin diam-diam sudah ada panggilan, gitu," tanya Denny Sumargo, dikutip dari YouTube Curhat BANG Denny Sumargo.
Mahfud menegaskan bahwa belum pernah memikirkan hal itu, dan memilih untuk tidak memberikan jawaban yang bisa menimbulkan kontroversi.
Menurutnya, apapun jawaban yang ia berikan akan menimbulkan tafsir politik, sehingga ia hanya akan menjawab jika pertanyaan datang dari pihak yang berwenang.
"Waduh, saya tidak pernah memikirkan itu, ya. Jadi karena tidak pernah memikirkan itu, jawabannya juga tidak pernah terpikir," jawab Mahfud MD.
"Kalau ada panggilan, siap bertugas nggak, Pak? " tanya Denny Sumargo lagi.
"Nanti saya jawab kalau sudah ada panggilan aja. Begini-gini. Mas Denny, apapun jawaban saya, pasti menimbulkan kontroversi. Karena seorang tokoh itu pasti ada pendukungnya, pasti ada orang yang tidak suka juga.
"Oleh sebab itu begini, kalau saya jawab, oh saya mau gitu. Orang pasti, oh nggak tahu diri juga nih orangnya. Belum ditawarin, nggak mau. Kalau bilang nggak mau, oh cuma ngomong aja ternyata. Sesudah mau diberi tugas, nggak mau gitu kan. Oleh sebab itu saya nggak jawab. Jawab kepada yang berwenang aja nanti. Yang berwenang untuk bertanya," jelas mantan Menkopolhukam itu.
Mahfud MD Kaget Budi Gunawan Direshuffle
Sebelumnya, Mahfud MD, mengaku kaget setelah Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk mencopot Menko Polkam Budi Gunawan pada Senin (8/9/2025) kemarin.
Budi Gunawan dicopot bersama empat menteri Kabinet Merah Putih lainnya, yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Abdul Kadir Karding, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, serta Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo.
Kini posisi Budi pun digantikan sementara oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin sebagai Menko Polkam ad interim.
Ketika menanggapi Budi Gunawan yang terkena reshuffle, Mahfud mengaku kaget.
Mahfud juga tak mengerti pertimbangan apa yang dimiliki Presiden Prabowo hingga harus mencopot Budi Gunawan sebagai Menko Polkam.
Bahkan dari sekian nama menteri di Kabinet Merah Putih yang dicopot Presiden Prabowo, Mahfud menilai nama Budi Gunawan inilah yang paling mengagetkannya.
"Iya. Kalau dari sudut politik agak kaget juga ya saya, tapi saya tidak tahu pertimbangannya soal Pak Budi Gunawan."
"Memang itu yang paling mengagetkan pertama kan dari reshuffle ini ketika nama Pak Budi Gunawan muncul diganti," kata Mahfud dalam video yang diunggah di kanal YouTube Mahfud MD Official, Senin (8/9/2025).
Reshuffle kabinet yang dilakukan Prabowo ini banyak dikaitkan dengan ramainya aksi unjuk rasa atau demo masyarakat pada akhir Agustus kemarin.
Beragam protes masyarakat tentang kebijakan pemerintah, perilaku para menteri, tunjangan anggota DPR hingga perilaku para wakil rakyat itu pun ramai digaungkan pada demo tersebut.
Reshuffle lima menteri di Kabinet Merah Putih ini pun dinilai sebagai hasil akan adanya aksi demo besar-besaran tersebut.
Namun, menurut Mahfud, alasan demo kemarin terlalu sederhana untuk memutuskan mereshuffle seorang Budi Gunawan dari jabatan Menko Polkam.
Karena bagi Mahfud, setiap orang tidak harus selalu tampil di depan publik untuk mengatasi masalah yang ada.
Terlebih Budi Gunawan sendiri memiliki latar belakang sebagai seorang intelijen.
Maka, Mahfud menilai Budi Gunawan tak harus berbicara kepada publik terus-menerus untuk mengatasi masalah yang ada.
Oleh karena itu, Mahfud lebih meyakini bahwa Budi Gunawan direshuffle karena Prabowo memiliki alasan politis lain.
"Iya, saya tidak tahu alasannya tapi saya kira terlalu sederhana kalau kalau itu (Budi Gunawan tak memberikan peran sentral sebagai Menko Polkam saat demo besar-besaran) alasannya."
"Karena orang kan tidak harus selalu tampil, juga bisa koordinasi diam-diam. Apalagi latar belakangnya Pak Budi Gunawan kan intel, intelijen kan."
"Kalau mengkoordinasikan tak harus tidak harus bicara ramai-ramai ke publik. Saya kira pertimbangan politis lainlah, saya saya tidak tahu," terang Mahfud.
Baca juga: Menkeu Baru Purbaya Yudhi Sadewa 3 Kali Klarifikasi dalam Tiga Hari Usai Dilantik
Profil Mahfud MD
Dilansir dari situs Wikipedia, Mahfud MD lahir di Madura, Jawa Timur pada 13 Mei 1957.
Saat ini, ia telah berusia 67 tahun.
Ia telah memiliki istri yang bernama Zaizatun Nihajati.
Selain itu, Mahfud MD juga telah dikaruniai tiga anak, yang bernama Mohammad Ikhwan Zein, Vina Amalia, dan Royhan Akbar.
Pendidikan
Sejak kecil, Mahfud menempuh dua jenis pendidikan, yakni pendidikan agama dan umum. Pagi hari belajar umum di sekolah dasar dan sore harinya sekolah agama di madrasah.
Lulus dari SD, Mahfud MD melanjutkan pendidikan ke Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN), di Pamekasan, Madura dan dilanjutkan ke Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN) selama tiga tahun di Yogyakarta.
Setelah lulus pendidikan setingkat SMA, Mahfud MD melanjutkan ke dua perguruan tinggi sekaligus.
Ia mengambil Jurusan Sastra Arab di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Jurusan Hukum Tata Negara Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta.
Setelah mendapatkan gelar sarjana, ia kemudian mengajar di almamaternya dan meneruskan kuliah program Pasca Sarjana S-2 bidang Ilmu Politik di UGM.
Tak sampai disitu, pria kelahiran Madura itu melanjutkan pendidikan Doktor S-3, di bidang Ilmu Hukum Tata Negara pada program Pasca Sarjana UGM, dan lulus tahun 1993.
Ia juga dinobatkan menjadi Guru Besar bidang Politik Hukum pada tahun 2000 di usia 43 tahun di Universitas Islam Indonesia.
Karier
Mahfud MD memulai kariernya dengan menjadi dosen di Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta.
Setelah dinobatkan sebagai Guru Besar bidang Politik Hukum, nama Mahfud MD mulai melambung secara nasional.
Berkat itu, ia dipilih menjadi Menteri Pertahanan oleh Presiden Abdurrahman Wahib pada periode 2000-2001.
Setelah tidak menjabat sebagai menteri, Mahfud mulai terjun ke dunia legislatif.
Dalam kesempatan ini, Mahfud MD sempat bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN), besutan Amien Rais.
Namun pada akhirnya, Mahfud MD memilih masuk ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang didirikan oleh Abdurrahman Wahid.
Pada Pemilu 2004, Mahfud terpilih sebagai anggota legislatif untuk periode 2004-2009.
Setelah masa jabatannya berakhir, Mahfud mengikuti uji kelayakan calon hakim konstitusi, dan terpilih menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) untuk periode 2008-2013.
Selama menjabat sebagai Ketua MK, Mahfud berhasil membongkar dugaan kriminalisasi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yakni BIbit Samad Rianto dan Chandra Hamzah.
Setelah masa jabatannya selesai, Mahfud kembali menjadi pengajar di Universitas Islam Indonesia dan menjadi dosen tamu di beberapa universitas lainnya.
Di era pemerintahan Presiden RI ke-7 Joko Widodo, Mahfud MD ditunjuk sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) periode 2019-2024.
Pada Pilpres 2024, Ketum PDIP Megawati menunjuk Mahfud MD sebagai pendamping Ganjar Pranowo.
Namun sayang, pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD kalah suara dengan pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mahfud MD Kaget Budi Gunawan Kena Reshuffle, Yakini Tidak Murni karena Demo: Ada Alasan Politis Lain
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Prof. Dr. H. Mohammad Mahfud MD., S.H., S.U., M.I.P.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.