Program Makan Bergizi Gratis

Ikan Hiu Goreng jadi Menu MBG, Badan Gizi Nasional Sebut Kearifan Lokal

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah sebagai upaya pemenuhan gizi anak sekolah kembali menjadi sorotan publik.

Istimewa via Tribunnews
MENU IKAN HIU - Menu MBG yang disajikan SDN 12 Benua Kayong, Ketapang yang membuat sejumlah siswa keracunan. Ada ikan hiu filet saus tomat, tahu goreng, oseng kol dan wortel, serta buah melon (Istimewa via Tribunnews) 

“Soal menu ikan hiu, itu murni kesalahan dan keteledoran dari SPPG kami. Mereka tidak teliti memilih menu. Ikan hiu itu dibeli dari TPI Rangga Sentap, produk lokal,” katanya.

Agus menambahkan bahwa ikan hiu tidak semestinya disajikan untuk anak sekolah, karena jarang dikonsumsi anak-anak dan berpotensi mengandung zat berbahaya seperti merkuri.

Ia menyesalkan keputusan dapur SPPG yang tidak mempertimbangkan preferensi dan keamanan konsumsi anak-anak.

Jika investigasi membuktikan bahwa makanan dari dapur tersebut menjadi penyebab keracunan, SPPG Mulia Kerta akan ditutup secara permanen.

Guru Besar Gizi Masyarakat dari IPB, Prof. Ali Khomsan, menjelaskan bahwa beberapa jenis ikan memang diketahui beracun.

“Yang sangat populer adalah ikan buntal yang memang memproduksi racun sehingga sangat berbahaya bila dikonsumsi,” ujarnya.

Meski demikian, ia mengakui bahwa ada chef profesional yang mampu mengolah ikan beracun dengan teknik khusus agar aman dikonsumsi.

Namun, Ali menegaskan bahwa pemilihan menu MBG sebaiknya tidak “neko-neko”.

“Gunakan saja menu tradisional seperti telur, daging ayam, atau apapun yang memang sudah dikenal aman,” katanya.

Ia juga menyebut bahwa masyarakat lokal sebenarnya sudah memahami jenis-jenis ikan yang aman dan tidak layak dikonsumsi.

Trauma dan Kekhawatiran Wali Murid

Insiden keracunan ini menimbulkan keresahan di kalangan orang tua siswa.

Banyak wali murid kini melarang anak-anak mereka menyantap menu MBG di sekolah. 

Ratna (36), warga Benua Kayong, memilih mengemas bekal dari rumah. “Daripada berisiko, lebih baik anak saya bawa bekal dari rumah,” ujarnya.

Susilo (53), wali murid lain, juga mengaku trauma.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved