Program Makan Bergizi Gratis
Ikan Hiu Goreng jadi Menu MBG, Badan Gizi Nasional Sebut Kearifan Lokal
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah sebagai upaya pemenuhan gizi anak sekolah kembali menjadi sorotan publik.
TRIBUNKALTIM.CO - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah sebagai upaya pemenuhan gizi anak sekolah kembali menjadi sorotan publik.
Kali ini, menu ikan hiu goreng yang disajikan di SDN 12 Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, memicu kasus keracunan massal yang menyebabkan 25 orang.
Terdiri dari 24 siswa dan seorang guru—mengalami gejala mual, muntah, dan sakit perut.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah inisiatif pemerintah yang bertujuan menyediakan makanan sehat dan bergizi bagi siswa sekolah dasar di seluruh Indonesia.
MBG diluncurkan sebagai bagian dari strategi nasional untuk menurunkan angka stunting, meningkatkan konsentrasi belajar, dan memperbaiki status gizi anak-anak sejak dini.
Baca juga: Viral! Momen Ahli Gizi Tan Shot Yen Kritik Keras Program MBG Ramai Pujian di Media Sosial
Program MBG ini menyasar sekolah-sekolah di daerah dengan tingkat kerentanan gizi tinggi, dan dijalankan melalui kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) lokal.
MBG tidak hanya menyediakan makanan, tetapi juga mengedepankan prinsip keberlanjutan, partisipasi masyarakat, dan pemanfaatan bahan pangan lokal.
Di sinilah muncul konsep “kearifan lokal”—yaitu penggunaan bahan makanan yang lazim dikonsumsi masyarakat setempat, dengan harapan dapat meningkatkan penerimaan dan efisiensi distribusi.
Kronologi Kasus Keracunan di Ketapang
Insiden bermula ketika SDN 12 Benua Kayong menyajikan menu ikan hiu goreng sebagai bagian dari program MBG.
Menu tersebut diklaim sebagai bagian dari kearifan lokal, karena ikan hiu dianggap sebagai bahan pangan yang umum dikonsumsi masyarakat Ketapang.
Namun, setelah menyantap makanan tersebut, 24 siswa dan seorang guru mengalami gejala keracunan seperti mual, muntah, dan sakit perut.
Kepala Dinas Kesehatan Ketapang, Feria Kowira, mengonfirmasi bahwa delapan pasien tambahan masuk rumah sakit pada malam hari, sehingga total korban bertambah menjadi 25 orang.
Dari jumlah tersebut, 22 pasien telah pulih dan dipulangkan, sementara tiga lainnya masih dirawat karena demam dan gangguan pencernaan.
Sampel makanan, termasuk ikan hiu goreng, telah dikirim ke Balai POM Kalbar untuk diuji laboratorium.
Hasilnya masih menunggu.
Penjelasan BGN dan Polemik Kearifan Lokal
Menanggapi insiden tersebut, Wakil Kepala BGN Nanik S Deyang menyatakan bahwa pemilihan menu ikan hiu goreng didasarkan pada prinsip kearifan lokal.
“Jadi sebetulnya begini, menu apapun itu kan karena judulnya kearifan lokal. Jadi apa yang menjadi kearifan lokal, ya kita gunakan,” kata Nanik di Cibubur, Jakarta, Kamis (25/9/2025).
Nanik menyebutkan, menu ikan hiu goreng baru diberikan dua kali di sekolah tersebut.
Ia menuturkan, ikan hiu adalah makanan yang biasa dikonsumsi di Ketapang, harganya juga tidak semahal di Jakarta.
“Kalau hiu misalnya, ternyata di situ biasa memang hiu dihidangkan. Kalau di sini kan hiu mahal banget, tapi karena di sana banyak hiu, jadi ya diberikan,” ujarnya.
Namun, Nanik juga menegaskan bahwa BGN tidak akan lagi menggunakan menu yang terbukti memicu keracunan.
Ia menjelaskan bahwa kasus ini tidak semata-mata disebabkan oleh keracunan makanan, melainkan juga kemungkinan alergi.
“Ini ada keracunan dan ada alergi, ini tumpang tindih. Tidak semua hal itu berdugaan keracunan, tapi ada hal yang karena alergi. Misalnya anak-anak alergi udang, bahkan ada yang alergi mayonaise,” jelasnya.
Sebelum program MBG dijalankan, BGN sebenarnya telah melakukan pendataan alergi siswa.
Namun, Nanik tidak menampik kemungkinan adanya kelalaian di lapangan dalam pelaksanaan teknis.
Sebagai informasi, Badan Gizi Nasional (BGN) adalah lembaga pemerintah yang bertanggung jawab atas perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program-program gizi nasional, termasuk MBG.
BGN berperan dalam menetapkan standar menu, melakukan pendataan status gizi anak, serta memastikan bahwa makanan yang disajikan memenuhi syarat keamanan dan kecukupan gizi.
Tanggapan Daerah dan Evaluasi Dapur MBG
Kepala Regional MBG Kalbar, Agus Kurniawi, menyebut penyajian ikan hiu goreng sebagai “keteledoran serius” dari dapur SPPG Mulia Kerta.
“Soal menu ikan hiu, itu murni kesalahan dan keteledoran dari SPPG kami. Mereka tidak teliti memilih menu. Ikan hiu itu dibeli dari TPI Rangga Sentap, produk lokal,” katanya.
Agus menambahkan bahwa ikan hiu tidak semestinya disajikan untuk anak sekolah, karena jarang dikonsumsi anak-anak dan berpotensi mengandung zat berbahaya seperti merkuri.
Ia menyesalkan keputusan dapur SPPG yang tidak mempertimbangkan preferensi dan keamanan konsumsi anak-anak.
Jika investigasi membuktikan bahwa makanan dari dapur tersebut menjadi penyebab keracunan, SPPG Mulia Kerta akan ditutup secara permanen.
Guru Besar Gizi Masyarakat dari IPB, Prof. Ali Khomsan, menjelaskan bahwa beberapa jenis ikan memang diketahui beracun.
“Yang sangat populer adalah ikan buntal yang memang memproduksi racun sehingga sangat berbahaya bila dikonsumsi,” ujarnya.
Meski demikian, ia mengakui bahwa ada chef profesional yang mampu mengolah ikan beracun dengan teknik khusus agar aman dikonsumsi.
Namun, Ali menegaskan bahwa pemilihan menu MBG sebaiknya tidak “neko-neko”.
“Gunakan saja menu tradisional seperti telur, daging ayam, atau apapun yang memang sudah dikenal aman,” katanya.
Ia juga menyebut bahwa masyarakat lokal sebenarnya sudah memahami jenis-jenis ikan yang aman dan tidak layak dikonsumsi.
Trauma dan Kekhawatiran Wali Murid
Insiden keracunan ini menimbulkan keresahan di kalangan orang tua siswa.
Banyak wali murid kini melarang anak-anak mereka menyantap menu MBG di sekolah.
Ratna (36), warga Benua Kayong, memilih mengemas bekal dari rumah. “Daripada berisiko, lebih baik anak saya bawa bekal dari rumah,” ujarnya.
Susilo (53), wali murid lain, juga mengaku trauma.
“Hari ini lebih banyak siswa tidak berani makan MBG. Kami juga melarang anak kami. Risikonya lebih besar daripada manfaatnya,” katanya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ikan Hiu Goreng Picu Keracunan Massal, Ahli Gizi: Menu MBG Sebaiknya Tidak Neko-neko"
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BGN soal Hiu Goreng Jadi Menu MBG: Kearifan Lokal"
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Viral Ikan Hiu Goreng Jadi Menu MBG, Orangtua Trauma hingga Pilih Bawa Bekal untuk Anak
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.