Program Makan Bergizi Gratis

MBG di Pulau Sebatik Kaltara, Awalnya Disambut Gembira Kini Ramai Ditolak, Anak Takut dan Trauma

MBG di Pulau Sebatik Kaltara, awalnya disambut gembira kini ramai ditolak, anak-anak takut dan trauma.

HO/Ande Pratama via kompas.com
KERACUNAN MBG - Pasien anak-anak yang diduga keracunan menu MBG dirawat Puskesmas Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Rabu (30/9/2025). MBG di Pulau Sebatik Kaltara, awalnya disambut gembira kini ramai ditolak, anak-anak takut dan trauma. (HO/Ande Pratama via kompas.com) 

TRIBUNKALTIM.CO – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara awalnya disambut gembira kini ramai ditolak.

Hal ini dipicu karena adanya kasus keracunan MBG.

Kasus dugaan keracunan MBG di Pulau Sebatik, Nunukan pada Selasa (30/9/2025) sore, menyisakan ketakutan dan trauma bagi anak-anak serta orang tua murid.

Banyak wali murid langsung mengirim pesan kepada guru, meminta agar anak mereka tidak lagi diberikan menu MBG.

Baca juga: Kasus Keracunan MBG Capai 103 Insiden, 9.089 Korban di 83 Kabupaten/Kota

“Sekarang anak-anak takut dan trauma. Orang tua mereka banyak berkirim chat dan menelepon, jangan lagi kasih anaknya MBG,” ujar Kepala Sekolah SDN 04 Sei Limau, Sittiara Razak, saat dihubungi Rabu (1/10/2025).

Sittiara menjelaskan bahwa program MBG sebenarnya sangat membantu murid-murid di SDN 04 Sei Limau, terutama karena banyak dari mereka tidak membawa bekal ke sekolah.

Mayoritas orang tua di wilayah perbatasan RI–Malaysia bekerja sebagai petani dan pekebun kelapa sawit, sehingga harus berangkat pagi-pagi dan pulang menjelang malam.

“Awalnya semua gembira sekali anak-anak dapat MBG. Saat mobil pembawa makanan tiba, mereka melompat-lompat senang, teriak hore ada makanan datang. Sekarang, tidak bisa, sudah banyak cerita,” tuturnya.

Di Kecamatan Sebatik Tengah, lebih dari 80 orang diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi menu MBG.

Mereka berasal dari berbagai institusi pendidikan, seperti SDN 04, SDN 05, SDN 02, SDN 03, MI Darul Furqon, PAUD Ar Rahman, dan Posyandu.

“Ada anak murid kami yang membawa pulang menu MBG ke rumah, dimakan neneknya, akhirnya keracunan. Ada yang dari Posyandu juga, makanya ada balita ikut keracunan,” imbuh Sittiara.

Di SDN 04 Sei Limau, sekitar 40 anak mengalami gejala muntaber, meski sebagian hanya muntah ringan.

Baca juga: Dugaan Keracunan MBG di Kaltara, 10 Anak dan 1 Bayi harus Dirawat Inap di RSP Sebatik, Nunukan

Penanganan dilakukan dengan cepat, dan hanya sekitar 10 anak yang harus dirujuk ke Puskesmas.

“Semalam Puskesmas Sei Taiwan dan Puskesmas Aji Kuning penuh pasien anak yang diduga keracunan. Ada juga yang dilarikan ke Puskesmas Sei Nyamuk di Sebatik Timur,” katanya.

Sittiara mengaku sempat mencicipi menu MBG sebelum diberikan kepada murid-murid.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved